Mungkin Kau Kesal


Mungkin kau kesal,
Tak temukan sebuah pun dua dimensi jelasku, dalam rumah-rumah mayaku.

Lantas mencerca dengan tanya
Dimana wajahmu?
Dimana senyummu?
Dimana selfiemu?

Mungkin kau kesal,
Tak temukan sebuah pun dua dimensi jelasku, dalam rumah-rumah mayaku.

Lalu menuding dengan sangka;
Kau pemalu
Kau tak percaya diri
Kau sok misterius

"Ayo tersenyum"
Aku tersenyum, selalu.
Disini, di dunia nyataku.

"Ayo tertawa"
Aku tertawa, terkadang.
Disini, di dunia nyataku
.
Kau hanya tahu itu.

Padahal aku sengaja. Aku punya prinsip. Aku punya alasan.

Lebih yang harus kau tahu. Aku wanita. Aku muslimah.

Menjaga diriku sendiri adalah menjagamu.

Dan kau, belum jadi teman hidupku bukan?

A Story Behind Petrogas Days Conference 2014


Bismilahirrahmanirrahim.. I am back with old-new-story. Ini udah terjadi dari bulan Maret, tapi gapapalah ya belum basi-basi banget, hehe.
 
Introduction: 
Rasanya masih teringat jelas memori Petrogas Days Student Conference 2013 di benakku..
Saat kami ber30 konferensi bersama

Bersama bunda Rimda dan ayah Ajang (geothemral team)

Hmm ndak kerasa, setahun yang lalu. Tahu-tahu sudah ada info seleksi PGD 2014. Jika tahun lalu seleksi esai, tahun ini seleksi abstrak. Iseng-iseng kukirim abstrakku. Alhamdulillah lolos 30 besar. Hmm bagaimana ya cerita PGD 2014? Akankah sama dengan PGD 2013??

Jogja, 24-26 Jan 2014: A Moment With NYL Family



Assalammu'alaikum wr wb, halooo apa kabar, readers? Lama sangat aku tak update ini blog *kebawa bahasa Malayse, hehe*. Tapi kali ini aku akan kembali, menceritakan lanjutan perjalananku usai dari Cibuyutan 21-23 Januari 2014. Mau tau cerita sebelumnya? Just click here.

Science On Field: The Last Day and The Comeback Journey

Eight Great Volunteers :D
Bismillahirrahmanirr­ahim..
Yuk baca cerita di hari sebelumnya disini ^^
Kamis, 23 Januari 2014
Kami bangun seperti biasa. Namun ada yang tak biasa. Kami harus packing. Ya, ini hari ini kami akan pulang, pagi ini tepatnya. Kulihat bapak dan ibu tengah memasak di dapur. Kuhampiri, ingin kubantu tapi mereka menolak dengan halus. Akhirnya kami pamit untuk pergi ke rumah Pak Mista. Setelah urusan packing selesai, kami bersegera menuju rumah Pak Mista. Ternyata para lelaki tengah sarapan. Karena kami dalam kondisi kotor kaki, kami memutuskan untuk berada di depan rumah saja.