Aku, Ngeblog dan KOMBUN

Bismillahirrahmanirrahim..


Signs of KOMBUN-ers

Tentang Aku
Di postingan kali ini aku mau sedikit curhat santai. Oia pertama-pertama let me introduce myself. Nama lengkapku adalah Evi Syahida (dulu nama ini tersembunyi banget, haha) tapi kamu bisa panggil Visya. Nama penaku sejak 2005 alias nama pena pertamaku adalah Visya Blue. Blue, of course karena aku suka banget warna biru.  Dan di 2011 aku punya nama baru yakni Visya Al Biruni. Al Biruni adalah ilmuwan favoritku di bidang astronomi. Aku adalah seorang mahasiswi Pendidikan Matematika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas Negeri Jakarta. Cie calon ibu guru, hihi. 
 
Ibu Guru Visya :')

Setiap Perempuan Butuh Kepastian..


Bismillahirrahmanirrahim
Jam di laptopku sudah menunjukkan pukul 00.45 WIB atau 01.45 WITA atau 02.45 WIT namun aku masih terjaga, lebih tepatnya terbangun. Setelah sekian hari tidak online di Facebook, hari ini aku kembali online seraya menuliskan catatan ini. Sebuah inspirasi dan pesan tersirat yang disampaikan oleh lelaki yang saat ini paling kucintai. Ayahku.  Juga terinspirasi dari sebuah novel yang baru-baru ini kubaca. Selamat menikmati :)

Surat Singkat Dari Seorang (Calon) Istri dan (Calon) Ibu



Dahulu, saat aku kecil, aku hanya tahu bahwa aku,
adalah seorang anak. Seorang putri dari sepasang ayah-ibu yang begitu mencintai dan menjagaku..
Seiring bertumbuh dewasanya aku, kusadari bahwa kelak akan ada dua peran penting yang akan kuemban.. 
Ya. Seorang istri dan seorang ibu. Tentu saja yang sholihah. :)

Diam. Sembunyi. Pergi.



Terkadang kita harus membuka mata lebar-lebar..
Agar ia tak terbutakan..
Lantas sebuah kenyataan (pahit) mengaburkan pandangan..
Pedih. Tersamarkan..

Terkadang kita harus membuka telinga lebar-lebar..
Agar ia tak tertulikan.
Lalu sebuah kenyataan (pahit) berhembus di pendengaran..
Nyaring. Tak terbendung.

Terkadang kita harus membuka tangan lebar-lebar..
Kemudian sebuah kenyataan (pahit) terdekap.
Keras. Tak bisa dipeluk.

Seharusnya menangis saja, di tengah hujan yang mengalir.
Agar tak terbedakan, wajah basah oleh hujan atau air mata.
Namun kala hujan henti, kau harus kembali tersenyum..

Seharusnya berlari saja, di antara lorong ramai.
Agar tapak kaki tak terdengar..
Namun kala sunyi, kau harus diam di tempat..

Diam. Sampai kapan?
Sembunyi. Dari siapa?
Pergi. Kemana?

(Bukan) Ikhwan Tukang Ojeg



Mungkin benar apa katamu,
Hidup ini seperti mengendarai sepeda motor..
Akan ada lampu hijau yang menandakan aku boleh terus melaju,
Ada lampu kuning yang mengartikan aku harus berhati-hati..
Pun ada lampu merah yang menegaskan aku harus berhenti. Diam, sediam mungkin..