Mutiara dari Pelosok Rote




Dering alarm ponselku terdengar saat jam digital membentuk angka 04.45. Ya, 04.45 WITA. Segera ku beranjak dari ranjang untuk menunaikan sholat dan bebersih diri. Dengan pakaian yang sudah rapi, aku berdiri di beranda rumah. Kuhirup udara pagi di tanah yang akan kudiami selama beberapa waktu ke depan. Ah, segarnya, Rote. Dari kejauhan kulihat mutiara-mutiara berbaris rapi, melewati beranda rumah dan menyapa.

“Selamat pagi!” katanya keras tapi malu.
“Hei, selamat pagi!”

Ah tak sabar rasanya menemui mereka dalam jumlah yang lebih banyak. Hari ini. Pagi ini. 

Melihat Kenyataan Indonesia Dari Tepian Pulau Terselatan (Desa & Pantai Oeseli)



Tim Ekspedisi Beranda  Indonesia  di pantai Oeseli
Terbentang dari barat hingga timur, membujur dari utara hingga selatan. Diisi lima gugusan pulau besar dan ribuan pulau-pulau kecil, dari terdalam hingga terluar. Tapal-tapal batas bersinggungan dengan negara lain yang juga terpikat pada indahnya negeri ini. Indonesia, disebutnya ia sejak tujuh puluh tahun silam.
Secara umum Indonesia dibagi menjadi dua daerah, barat dan timur. Pusat pemerintahan yang terletak di barat Indonesia, berdampak pada sarana dan prasarana yang tersedia. Selain itu juga berdampak pada padatnya penduduk. Terlalu lama menetap ke barat, terkadang kita lupa menatap ke timur. Entah itu di bagian utara, selatan atau bahkan paling timur itu sendiri. 

Kapal

...jenuh, jengah, aku ingin menjelajah..
Hingga pada rinai hujan yang turun, kapal hadir tawarkan diri jadi tempat berbagi, bernaung, berperjalanan..
Ya. Hanya aku dan kapalku..

Cerita dari Bumi Khatulistiwa #5: A Moment To Go

Bismillahirrahmanirrahim.
Yuk baca ceritaku sebelumnya disini :)

Cerita dan Bumi Khatulistiwa #1

Cerita dari Bumi Khatulistiwa #2

Cerita dari Bumi Khatulistiwa #3

Senin, 11 Mei 2015
Tiket kereta sudah di tangan. Pukul 13.30 WIB pesawatku akan lepas landas. Saat ini adzan subuh sudah berkumandang. Aku berbenah dan packing. Yap pagi ini aku akan ikut Mayang ke kampus, dia ada kuliah Learning Methode.  Sebetulnya aku agak malu, tapi gapapalah. Belum pernah nyamar jadi mahasiswa kampus lain :D

Pukul 07.00 WIB kami tiba di FKIP Untan. Ternyata sang dosen belum datang. Mayang mengajakku ke kantin, hmm lebih tepatnya aku yang mengajak. Aku membeli es kopyor dan jajanan. Hmm enaknya.. Alhamdulillah.

Di perjalanan dari kantin ternyata ibu dosen berjalan melawan arah, menuju kelas. Segera kami menuju kelas.

“Bu, ini temanku mau ikutan kuliah. Boleh?” tanya Mayang.
“Oh yayaya, boleh.”

Cerita dari Bumi Khatulistiwa #4: Air Mata di Bumi Khatulistiwa


Bismillahirrahmanirrahim.
Yuk baca ceritaku sebelumnya

Cerita dan Bumi Khatulistiwa #1

Cerita dari Bumi Khatulistiwa #2

Cerita dari Bumi Khatulistiwa #3

Minggu, 10 Mei 2015
Pagi hari, ya pagi terakhir bersama teman-teman finalis Artnas. Sejak pagi kami sudah berbenah kamar, packing pakaian. Pukul 07.00 kami sarapan lalu lanjut ke Untan. Hari itu akan diumumkan para juara Lomba Esai Nasional FKIP Untan 2015. Sejak awal aku udah bersikap nothing to loose, apalagi mengingat aku sendiri sebetulnya ga cukup memahami makna artikel yang kutulis. Haha. Yah mungkin Allah ingin mengujiku dan membuatku belajar lebih dalam.

Setibanya di Untan, suasana begitu sepi. Secara hari itu adalah hari Minggu. Kami berkumpul di aula. Singkat cerita diumumkanlah para juara. Juara 1, 2 dan 3 berturut-turut ada Ihsan, Uswah  dan (lupa satu lagi =_=”). Aku? Perinngkat berapoa hayo??