"Aaaarrghh.." terdengar teriakan dari ruang tamu ketika aku lagi meliput ke dapur,  meninggalkan anakku bermain dengan temannya. Ya,  itu suara my baby blue,  Icham.

Langsung aku menghampiri. Olala, ternyata Icham lagi merebut mainan yang sedang dipinjam temannya. Alias ga ridhoi mainannya dipinjam.

Duh gusti!

Semasa single hampir dikatakan aku ngga pernah bingung ngatur keuangan. Meskipun aku pribadi sering bepergian keluar kota dengan uang sendiri,  yang tiba-tiba aja ada rejekinya. Uangku ya uangku,  mau digunakan buat apa benar-benar 'up to me'.

Beranjak ke fase pernikahan. Mulai lah aku mengatur perencanaan uang masuk dan uang keluar. Setiap bulan aku pasti membuat daftar perencanaan, dishare ke suami meminta approval. Hehe semacam manajer finansial minta ACC direktur. Sejak itu juga aku jadi punya ketertarikan lebih di dunia finansial khususnya finansial keluarga.

Ngga pernah bosan belajar soal finansial khususnya finansial rumah tangga.

Siapa sih yg ngga tahu brand produk wanita nan legendaris,  Sophie Paris? Kalo kamu millenials,  pasti tahu! 😁 Tapi generasi 70-an seusia ibuku juga (masih) tau sih 😁

Sabtu 27 April 2019, bertempat di Plaza Atrium Senen, Sophie Paris meluncurkan katalog bulan Mei 2019. Katalog lali i mengambil tema 'The Joy of HARI RAYA' . Duh pas banget nih, buat persiapan hari raya supaya tampil kece. 

Ada tas, sepatu sampai skincare dan lipstik yg cetar.  Pokoknya kebutuhan buibu yg pengen tampil cantik ada di Sophie Paris. 

Sst,  ngga hanya produk wanita, ada juga produk pria; sepatu dan tas yang ngga kalah kece.

Mau hemat? No worries, ada bundling yg siap kamu purchase dengan harga jauh lebih terjangkau. 

"Tolong cariin kacamata mbah, kayaknya tadi ada di tas,  kok sekarang ngga ada?" pinta nenek saya suatu kali.

Keesokan harinya,  "Lah kacamataku kok hilang lagi ya?"

Kejadian-kejadian itu membuatku berkesimpulan bahwa semakin usia semakin mudah pelupa. Tapi, ternyata aku sendiri juga pelupa,  meski usia masih 20-an tahun.

Benarkah sifat pikun hanya dimiliki lansia? Benarkah pikun itu sebuah kemutlakan bagi seorang lansia?

Di bangku kuliah aku sempat merintis komunitas Blogger UNJ bersama salah seorang temanku. Sejak itu aku ngeh bahwa yang namanya blogger bukan hanya harus bisa nulis,  tapi juga desain. Setidaknya basic design. Tapi masalah desain aku rada kurang-kurang, that's why aku hadir di pelatihan infografis yang diadakan ISB dan CNI.

Kegiatan  ini bertempat di VROffices, Jakarta Selatan. VROffices adalah sebuah coworking space.  Yes, tempat ini cocok banget buat para freelancer maupun tim.  Ngga hanya itu,  VROffices biasa digunakan untuk tempat meeting,  seminar,  dan lain-lain.

Jujur aja,  saya terkesan dengan desain interiornya yang kece dan pastinya instagramable. Ngga percaya?  Nih lihat foto-fotonya.

Disuntik? NGGA MAU!

Sewaktu duduk di bangku SD saya paling ANTI pati sama yang namanya kegiatan vaksinasi. Saya pernah kabur ke masjid sekolah demi menghindari para petugas medis 's mengerikan' itu. Tentu saja karena saya belum paham dan belum pernah diberitahu manfaat dari imunisasi.

Ternyata begitupun dengan anak saya. Menjalani serangkaian kegiatan imunisasi, cukup membekas di otaknya. 

"Icham habis disuntik? Mana yang sakit?
"Nnih." ia menunjuk ke tangannya.

Untunglah saya tetap memperjuangkan imunisasi dasar lengkap walau saya ngga paham-paham banget manfaatnya.  Duh ketahuan ikit-ikutan. di usia 1.5 tahun kini, Icham sudah lulus imunisasi.  Tinggal imunisasi pengulangan saat SD nanti. Bagiku imunisasi adl salah satu ikhtiar menjaga anak dr beragam penyakit menular dan mematikan.

Eits tapi saya ngga nyesel!  Ternyata ikut-ikutan saya bermanfaat lho.  Ini baru saya sadari ketika hadir di acara tempo hari.