"Aku tuh galau deh, mau nyunatin anak perempuanku ngga jadi-jadi mulu. Awalnya sempat ngga mau. Eh, giliran udah yakin, malah ngga ada bidan ataupun dokter yang ngga mau ambil tindakan." cerita kakakku pada suatu hari.
Tapi ketika mendengar kisah salah seorang teman di atas, aku sedikit terkejut. Mengapa begitu?
Anakku sendiri adalah laki-laki. Bicara soal khitan, aku dan suami berencana melakukannya setelah anak kami agak besar. Kembali ke khitan perempuan.
Ternyata, setelah aku telaah dari beragam artikel, ditemukan beragam pro dan kontra khitan perempuan. Di Indonesiapun ternyata sudah tidak ada hukum yang menjaminnya. Sungguh, aku makin penasaran!