Dekat di Mata, Jauh di Hati


Bismillahirrahmanirrahim..

Sejak tahun 2012 aku tertarik pada dunia kegiatan sosial sekaligus menerjunkan diri di dalamnya. Pengalaman pertama saat itu adalah menjadi guru sebuah Taman Pendidikan Al Quran bagi anak-anak. Beranjak ke tahun berikutnya aku mulai merambah mengadakan program pengabdian ke daerah luar Jabodetabek. 


Di bulan Juli 2013 yang juga bertepatan dengan bulan puasa aku memulai project pertama, di kabupaten Sukabumi. Perjalanan memakan waktu 9 jam dari Jakarta.

Lalu di bulan Januari 2014 aku melanjutkan project kedua di Kampung Cibuyutan. Perjalanan sekitar 5 jam dari Jakarta.

Di tahun 2014 juga untuk pertama kalinya aku menerbangkan diri ke Indonesia Timur. Merasa harus melanglang lebih jauh dan juga mulai tumbuhnya rasa ketertarikan pada Indonesia Timur membuatku beberapa kali mengadakan program pengabdian disana seperti Rote NTT dan Sulawesi.

Entah kapan tepatnya aku pertama kali mengenal sebuah provinsi bernama Banten. Anggap saja bulan November 2014. Kala itu kali pertamaku bertandang ke provinsi tersebut tepatnya di kota Serang dalam agenda menjadi pembicara sebuah kegiatan di FKIP Untirta. Kukira perjalannya jauh tapi ternyata tidak, hanya 1,5 jam. Atau mungkin karena hari itu hari libur? Mungkin.

Datang ke Banten membuat rasa penasaranku terhadap provinsi ini mulai tumbuh. Ah menurutku cukup ramai juga kota ini. Aku jadi teringat buku antologi Indonesia Mengajar yang kubaca. Ada kakak IM yang ditempatkan di Banten.

Hellow, segitu pelosoknya kah Banten? Bukannya kota ini termasuk maju ya? Terus kenapa ada penempatan disini cobaa?
Pertanyaan yang menyiratkankeraguan menggelayutiku tapi aku masih pada keyakinanku, Banten pasti ga parah parah banget deh... Harusnya sih...

Aku masih tak menaruh hati padanya dan lebih memilih mengadakan program di Indonesia Timur. Aku memang tipikal orang yang melakukan sesuatu atas alasan yang kuat. Dan Banten pun kian jauh dari hati dan pikiranku.

Juli 2015
Pasca Idul Fitri, seorang temanku yang berasal dari Banten mengajakku main ke rumahnya. Aku yang saat itu sedang jenuh pun mengiyakan. Ini kali kedua aku ke Banten, dan seorang diri. Masya Alah ternyata jauh banget dari kota Serang sekitar 4 jam! 

Berlanjut di dunia kampus. Aku punya beberapa teman yang asli dari Banten. Mereka tergabung di Ikatan Keluarga Mahasiwa Banten, sebuah paguyuban yang cukup aktif di kampus. Mereka sebagian besar adalah mahasiswa-mahasiswa berprestasi. Bahkan salah satunya kukenal dekat, dia mendirikan komunitas yang berfokus pada pendidikan di Banten. Namanya Lentera Surosowan. Pendirinya sendiri bernama Sumardi atau biasa kusapa Kak Mardy.

Pada Desember 2015 beliau mengajakku ambil bagian di kegiatan komunitasnya yang akan dilaksanakan selama beberapa minggu di Banten pada bulan Januari 2016. Tentu saja kusambut hangat ajakannya. Fixed, Januari 2016 akan kuhabiskan di Banten sekaligus menjawab rasa penasaranku sejak 2 tahun silam.

Qadarullah, karena beberapa hal aku terpaksa membatalkan keikutsertaanku di Banten. Meski tidak turut serta kegiatan di Banten, Allah menggantinya dengan kesempatanku kembali ke Indonesia Timur. Dan Banten pun kembali jauh dari pikiran dan hatiku.

Awal Mei 2016
Setelah merancang selama beberapa bulan bersama keluarga MITI KM regional Jabaja (Jakarta, Banten, Jawa Barat) tibalah juga hari eksekusi kegiatan besar tahunan kami yang bernama Temu Wilayah atau Temwil. Tahun ini temwil diadakan di Untirta. 
Akhirnya kembali aku mendarat di Banten. Eits tapi kali ini tak sendiri, hehe.

Akhir Mei 2016
Saat itu aku lagi asyik surfing dunia maya, tak sengaja kulihat salah seorang teman facebook--yang juga penggiat sosial dan kerelawanan--membagikan tautan link kesempatan menjadi relawan. Tanpa babibu aku membukanya. Sebuah program pengabdian selama 3 hari 2 malam.. Klik, klik, aku terdaftar. Malam harinya ternyata aku dimasukkan di grup WA program tersebut.

Tahukah kamu dimana program ini akan diadakan? Di desa Girijagabaya, kabupaten Lebak, provinsi Banten


Ah, lagi-lagi Banten. Apa istimewanya dia kah?  Hm tapi di provinsi itulah tempat lahirnya teman-teman kampusku yang begitu ketjeh. Banten oh Banten.. Kau dekat di mataku tapi (begitu) jauh di hatiku...

Mau tau cerita antara aku dan di selanjutnya? Mau tau cerita pengabdianku di Banten yang sesungguhnya? Nantikan postingan berikutnya ya!

-Di Perjalanan Panjang Menuju Perantauan, 7 Juni 2016, 01:26 WIB-

0 komentar: