Bismillahirrahmanirrahim..
Setiap manusia berhak untuk menuliskan
rencana dan target-target hidupnya. Tapi pada akhirnya Allah lah yang berhak
mengedit dan mengeksekusinya di akhir. Sebagaimana yang terjadi dalam hidupku..
Kembali kucoba tuangkan kisah dalam secarik kertas menggunakan tinta-tinta
kenangan. Semoga ada hikmah yang terkandung di dalamnya.
Agustus 2016
Pada suatu hari, sekitar dua pekan
sebelum pernikahanku, Mbak Ila, Mbak perantara kami, meng-chat-ku.
“Tolong tanyakan Visya, dia lebih
suka pergi Nunukan atau NTT?”
Tak perlu waktu lama bagiku mengetahui
itu adalah pertanyaan dari kak Andi yang diajukan untukku melalui Mbak Ila. Yap
beginilah cara kami berkomunikasi, selain di grup Whatsapp yang diisi olehku,
Kak Andi, Mbak Ila dan saudariku. Namun untuk hal-hal yang bersifat privasi
biasanya CPP (Calon Pengantin Pria) akan menjapri Mbak Ila untuk diteruskan
padaku.
Tunggu.. Mengapa Kak Andi mengajukan
pertanyaan ini padaku? Saat itu aku sungguh tak mengerti maksudnya. Meski aku
tahu Nunukan dan NTT adalah dua dari beberapa daerah penempatan guru konsultan
oleh sebuah NGO di bidang pendidikan. Itupun kuketahui bukan dari ia bercerita langsung, melainkan
di tahun 2015, setahun sebelum aku mengenalnya, lewat kenalan-kenalanku yang terlibat
di dalamnya. Jadi, apa maksudnya ya?
Tanpa berniat bertanya balik,
akupun langsung menjawab.
“Nunukan. Sebatik. Sekolah Tapal
Batas.”