Semua bermula saat suatu hari aku marah padanya. Emosi negatifku memuncak. Usianya waktu itu masih kecil. Belum dua tahun. Beberapa detik kemudian aku terduduk lemas, menutup wajahku dan mulai menangis.
Ya, aku menangis di hadapan anakku. Usianya yang masih sangat kecil membuatnya belum paham saat itu.
Sambil menyusuinya aku menangis, matanya terus memperhatikanku. Di lain kesempatan, responnya berbeda.
"Nda, eh? Nda." dia mengguncang tubuhku.
Oh ya Allah, aku merasa berdosa padanya...
Bahkan ketika menuliskan ini, teringat momen itu dan perasaanku kembali bergejolak... Beruntung ada suami yang mendukung di sisi, rupanya semua karena aku butuh sarana mengekspresikan diri. Hingga akhirnya aku kembali menulis, writing for healing, begitu orang menyebutnya. Alhamdulillah, emosiku menjadi kian terkontrol. Alhamdulillah, Allah masih menyelematkan aku :')
Mungkin aku tak sendiri. Ternyata ada juga orangtua khususnya ibu-ibu lainnya yang tapi sungguh aku tidak mau menjadikan ketidaksendirianku sebagai sebuah alasan. Aku tahu menjadi ibu memang tidak mudah, tapi ini sudah takdirku.
Anak kita tidak pernah meminta dilahirkan. Tidak pernah meminta memiliki orangtua seperti kita. Justru kitalah yang menghadirkannya ke dunia, mengharapkan hadirnya. Lantas, apa layak iya punya luka dari mereka yang mengharapkan hadirnya?
Rasanya tak ada satu orantuapun ingin anakku punya luka masa kecil. Meskipun kejadian itu dua kali saja tapi tetap membekas di hatiku. Utang pengasuhan, jangan sampai aku, kita semua, sebagai orangtua, memilikinya.
Spesifikasi Buku
Bicara tentang utang pengasuhan, istilah ini sebenarnya sudah lama aku dengar tapi hanya sekilas. Bertambah jelas ketika aku membaca sebuah buku berjudul Membayar Utang Pengasuhan.
sumber: dokumen pribadi |
Judul Buku: Membayar Utang Pengasuhan
Penulis: Dandi Birdy & Diah Mahmudah
ISBN: 978+723-7306-30-6
Editor: Mia Marianne
Ilustrator: Kinanti Keisha
Desain Kaver: Julian Hasanah & Rajendra
Tata Letak: Omenemo
Penerbit: Zenawa Media Giditama
Tahun Terbit: Mei 2020
Blurb
Blurb Buku (sumber: dokumen pribadi) |
Manfaatkanlah buku Membayar Utang Pengasuhan untuk Ayah & Bunda agar KOMPAK mendidik anak menjadi pribadi berdaya dan bahagia.
Selamat membaca!
Sekilas Isi Buku
Buku yang ditulis pasangan suami istri psikolog & psikoterapis ini merupakan serial Trilogy Positive Parenting yang terdiri dari tiga buku. Dua buku lainnya yaitu Membasuh Luka Pengasuhan dan Ayah Tangguh. Buku berisi 154 halaman ini terdiri dari 7 bab dengan prolog dan daftar pustaka.
- Prolog
- Bab 1: Darimana Memulai Membayar Utang Pengasuhan
- Bab 2: Apakah Kekeliruan & Dampak Utang Pengasuhan?
- Bab 3: Nilai Utang Pengasuhan
- Bab 4: Dunia Aku & Kamu Menjadi Kita
- Bab 5: Intisari Cara Membayar Utang Pengasuhan
- Bab 6: Abadi Sejiwa Meraih Surga
- Bab 7: Hati Yang Berkumpul Kembali Bahagia
- Daftar Isi
- Profile Penulis
Daftar Isi Buku Membayar Utang Pengasuhan (sumber: dokumen pribadi) |
Pada bab 1 Darimana Memulai Membayar Utang Pengasuhan diawali dengan beberapa kasus anak seperti tindak kriminal, bullying, dan lain sebagainya sebagai pengawal bahwa "anak sedang tidak baik-baik saja".
Yakinlah jika anak bermasalah, maka pernikahan kita sedang tidak baik-baik saja.
Penulis memaparkan ada 5 Tema besar pernikahan yang diringkas menjadi FATAL yaitu Fitrah yang tertukar, Akhir pernikahan (perceraian), Tumbang karena harta, Andilnya orang ketiga dan Lalai pada misi ilahi.
Kelimanya juga secara tidak langsung menjadi penyebab kasus anak.
Refleksi (sumber: dokumen pribadi) |
Pada bab 2 Apakah Kekeliruan dan Dampak Utang Pengasuhan dipaparkan akibat permasalahan dalam pernikahan, anak pun menjadi SADIS yang merupakan kepanjangan dari:
- Sepuluh (10) Paradigma Keliru dalam Parenting
- Adiksi: Sebuah Pelarian Diri
- Dibully & Pembully
- Intimidasi: Anak Rapuh & Lumpuh
- Si Trouble Maker: I am Not Mad but I am Mad
Selain itu dalam buku ini juga dipaparkan, keburukan perilaku anak jelang remaja melahirkan fenomena MOGOK yaitu Mental Blocking, Orangtua selalu menyuruh anak, Gagal Akhlak pada anak, Orangtua sering dilawan dan Kawan selalu didengar.
Pada bab 3 Nilai Utang Pengasuhan, merupakan langkah Awal assessment sebelum melakukan praktik membayar pengasuhan. Pembaca diajak mengisi kuesioner utang pengasuhan tentang seberapa FATAL pernikahan Ayah Bunda dan Seberapa MOGOK anak Ayah Bunda.
Kuesioner (sumber: dokumen pribadi) |
Pada bab 4 Dunia Aku & Kamu Menjadi Kita, berisi penjabaran program KOMPAK yang harus dilakukan setelah mengisi kuesioner sebagai solusi relasi pernikahan FATAL. KOMPAK merupakan kependekan dari:
- Kelola amarah, luruhkan mental blocking
- Optimalkan kompetensi mengelola konflik
- Mengembalikan fitrah Ayah Bunda
- Pribadi dewasa: Pie Syukur dan Sabar
- Allah misi hidup sehari
- Kekuatan 3 pilar cinta
Salah satu pemaparan yang menarik adalah tentang pie sabar dari istri ke suami dan pie syukur dari suami ke istri terutama dalam menghadapi karakter/perilaku pasangan yang kurang berkenan. Alih-alih mengeluh, buku ini mengajak kita untuk mengingat kembali kebaikan pasangan masing-masing sehingga menambah kesyukuran dan kesabaran.
Pembaca juga diajak saling memahami bahasa cinta pasangan untuk kemudian diaplikasikan.
(sumber: dokumen pribadi) |
Sungguh bab yang menjadi cerminan agar menjadi pasangan yang baik bagi satu sama lain.
Pada bab 5 Intisari Cara Membayar Utang, Pengasuhan, terbagi menjadi program membayar kepada Allah dan program membayar kepada anak (program membasuh luka pengasuhan & program 5 pilar positive parenting).
Penulis mengajak pembaca melakukan program membasuh luka pengasuhan pada anak secara mandiri. Jika tak ada perubahan baru dibawa ke profesional.
Pada bab 6 Abadi Sejiwa Meraih Surga, menjelaskan tentnag konsep positive parenting yang terbagi menjadi empat masa yaitu masa kehamilan, pengasuhan, pendidikan dan pertemanan.
Pada bab ini juga dijelaskan lebih lanjut tentang lima pilar positive parenting yaitu spiritual, emosional, sosial, fisik dan intelektual.
Ada juga pembahasan tentgan peranan psikoterapis & talent mapping dalam membayar utang pengasuhan.
Pada akhirnya setelah ikhtiar dilakukan dengan ikhlas dan sabar, buah membasuh luka pengasuhan pada anak akan didapatkan.
Anak Idaman (sumber: dokumen pribadi) |
Pada bab 7 Hati Yang Berkumpul Kembali Bahagia berisi beragam kisah inspiratif dari mereka yang telah berhasil membayar utang pengasuhan pada anak.
Keunggulan Buku
Membaca buku ini membuka cakrawalaku seputar dunia pernikahan dan pengasuhan yang tak mudah tapi jika dijalani dengan bahagia akan penuh berkah.
Beberapa keunggulan buku antara lain:
- Disampaikan secara runut
- Ditulis berdasarkan pengalaman personal & Profesional
- Dilengkapi ilustrasi menarik
- Disertai kisah inspiratif dan beragam kutipan menggunggah
Quote (sumber: dokumen pribadi) |
Yakinlah jika anak bermasalah, maka pernikahan kita sedang tidak baik-baik saja.
Kedua kalinya aku menuliskan kalimat ini dalam postingan ini. Kalimat prolog buku ini sungguh sebuah warning bagi kita semua selaku orangtua. Atas dasar itu pula lah buku Membayar Utang Pengasuhan ini dibuat.
Tidak ada yang sempurna dalam pengasuhan anak. Jangan bersedih lakukan perbaikan diri yang bisa kita perbuat hari ini
BalasHapusMakasih Mpo :''
HapusHiks mba, makasih sdh diingatkan ya. Jadi sedih rasanya banyak dosa sama anak. Jd ingat masa2 dimana pernikahanku jg diuji dan berimbas ke anak. Hanya doa dan doa sy panjatkan diaertai usaha agar kami semakin membaik
BalasHapusMasya Allah tabarakallah Mbaak. Huugggs
HapusSenang deh mampir ke mari. Ada buku lagi yang Mba Visya review. Hmm ... bisa jadi memang, kalau anak bermasalah maka pernikahan kita sedang nggak baik baik saja. Aku baca ini kok agak kepikiran sama Drama Korea Go Back Couple ya. Hihi.
BalasHapusHihi boleh tuh aku tonton kayaknya
HapusJudul bukunya sangat menarik ya, apa karena ada kata-kata kata-kata membayar utang itu ya? Hheeee... Biasanya kan orang2 jadi tertarik kalau ada masalah yang berkaitan dengan hutang piutang.
BalasHapusHuaaah iya juga. Tapi ini bener bener utang antimainstream dan harus segera dituntaskan
HapusWah, ini buku wajib punya, bagus banget dan cocok buat kita sebagai orang tua. Apalagi saya yang masih harus terus belajar dalam membersamai anak-anak.
BalasHapusMasya Allah tabarakallah 🤗
HapusAhh buku yg sangat recomended ini ya mbak.
BalasHapusPas buat menemani mengasuh buah hati
So relatable :')
HapusEyaampun, aku nih sering ngerasa gini. Sejak anak pertama sampe anak ke-4, ada beberapa kali aku marahin mereka saat kecil. Kalo inget itu, aku sedih banget. Bisa nangis-nangis lagi kayak waktu baru kejadian. Walopun anak-anak udah gede, dan baik-baik aja, aku takut apa yang aku lakukan ke mereka berbekas di dalam hatinya. Soalnya aku juga gitu. Mamaku pernah marahin aku karena alasan yang gak jelas. Walopun aku sekarang mengerti, tapi suka jadi sedih akunya kalo inget itu.
BalasHapusHuhu I feel you teh :')
HapusSeriuus kak...
BalasHapusAku jadi pengen banget ikutan baca buku trilogi ini.
Bener kan yaa...trilogi, atau tetra-logy?
Menjadi orangtua adalah sebuah langkah belajar yang takkan pernah berhenti sepanjang hayat.
Trilogy kaak. Yuk dibeli di aku hehe
HapusPada sebuah sesi terapi, saya pernah diingatkan dokter jika anak bermasalah ada masalah dengan ortu yang mesti diselesaikan, dan sepertinya buku ini selaras dan mesti dibaca nih
BalasHapusHuaaah beneran yah Mbak memang :')
HapusMbaaaa aku jadi mau cari buku nya nih dan bener deh sebagai orang tuaa tuh slalu belajar terus yaa, aku bener2 masih belajar untuk menjadi lebih baik sebagai ibu untuk anak2 ku
BalasHapusSeperti yang kubilang, bisa beli d aku hehe
HapusMeski anakku sudah 3 dan yang dua udah remaja aku masih selalu harus belajar tentang parenting dan pengasuhan ini. Karena nggak akan habisnya bila dibahas. Thx ya review bukunya.
BalasHapusNever ending learning hehe semangaaatt mom
HapusBacaanya keren banget mbak untuk ibu baru seperti aku, kadang juga aku sering ngerasa bersalah setiap aku marahin Gendish :(
BalasHapusHugss
HapusAku baru tahu buku ini mbak. Sepertinya menarik... Senoga mudah didapat yaa
BalasHapusBisa kontak penulisnya mvaa di IG @diahmahmoed77
Hapusmau beli bukunya dimana ya, cari di gramedia gak ada
BalasHapusHalo Pak/Bu/Mbak/Mas, bisa DM IG @diahmahmoed77 :)
Hapus