Dini Fitria. Nama itu aku tidak asing di telingaku. Aku pertama kali mengenal sosoknya saat menonton salah satu program di stasiun TV yang aku tonton. Senyum khasnya dan pembawannya membuktikan bahwa beliau sangat berpengalaman di dunia jurnalis.
Hingga akhirnya salah seorang bloger senior yang aku kenal, Teh Ani, mengundangku hadir ke acara yang diadakan beliau. Acaranya tidak jauh-jauh dari dunia kepenulisan. Qadarallah aku berhalangan hadir meski saat ingin, karena ada kejadian tidak terduga.
Di dunia digital seperti saat ini rasanya segalanya adalah sebuah keniscayaan. Singkat cerita aku bisa menjalin koneksi dengan Mbak Dini meski baru sekadar dunia maya. Lalu tempo hari di bulan April 2021 aku mengundang Mbak Dini untuk berbagi dengan teman-tema @bukuberjalan.id seputar penulisan fiksk. Disitu beliau cerita tentang calon novel terbarunya, Kekasih Semusim.
Ada kisah cintanya, ada sisi nasionalismenya juga.
"Wah terus benang merahnya dimana? Trus kenapa judulnya Kekasih Semusim?"
2 komentar: