Pernahkah kamu merasa bahagia dan bergairah ketika melakukan sesuatu? Aku? Pernah. Ketika aku menulis dan membaca, aku merasakan begitu bahagia, mengalir dan bergairah.
Setelah menamatkan buku LAGOM yang menguatkan seni hidup bahagia ala orang Swedia, di bulan November lalu, aku baru mengetahui bahwa ada konsep yang sama di negara Denmark. Namanya HYGGE. Sayangnya, saat itu buku yang tersedia hanya dalam Bahasa asing dan tahu sendiri harganya berapa untuk satu buku terbitan luar negeri?
Yang jelas overbudget.
Personal branding.. personal branding..
Rasanya istilah tersebut hype banget sejak beberapa tahun terakhir. Bukan sekadar hype tapi memang banyak yang mempelajari juga mempraktikannya. Jika dulu kita mengenal istilah branding lebih ditujukan untuk perusahaan maupun produk dengan nilai komersil, tapi tidak sekarang.
Beberapa waktu lalu saya mendapatkan cerita dari salah seorang kenalan yang sedang mengalami masalah wajah. Usut punya usut ternyata beliau menggunakan produk perawatan wajah yange di dalamnya emngandung zat berbahaya!
Niat hati ingin glowing, tapi malah jadi pening lantaran wajah breakout.
Ngomongin soal kecantikan siapa sih perempuan di dunia ini yang tidak ingin tampil cantik, atau setidaknya punya wajah "bersih"?
Tiga tahun sudah menjalani hidup minimalis membuatku lebih tenang dan damai. Sebuah keputusan besar yang syukurnya tidaknya kusesali hingga detik ini, malah amat kusyukuri. Bermula ketika aku baru melahirkan, aku merasa begitu penat dengan beragam emosi, ditambah dengan timbunan barang-barang yang kumiliki.
Hidup minimalis, menurut definisiku adalah hidup sederhana dengan sadar dan syukur yang berujung pada kebahagiaan.
Kalau sebagian orang bilang, masa SMA paling berkesan. Bagiku? Masa kuliah, masa penuh kisah. Unforgettable! Di tahun pertama ...
0 komentar: