Muliakan Mereka--Siapakah Mereka?

sumbr: google.com

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrabbilalaamiin wa bihi nasta'in wa 'ala umrihiddunya fiddiin, wa 'ala alihi wa sohbihi 'ajmain. 'Amma ba'du. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikankita nikmah iman, islam, sehat hingga detik ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W.

Sebagai pembuka saya akan mengawali dengan salah satu hadits yang barangkal tak lagi asing di telinga rekan-rekan sekalian.

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. 
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbicara yang baik atau diam." (H.R. Muslim)

Pembahasan kita kali ini adalah tentang tetangga. Ya, tetangga. Mungkin ada yang pernah ingat salah satu perkataan, entah dari siapa, ketika kita terkena musibah, tetanggalah yang pertama-tama kali menolong. Selanjutnya.. Adakah disini yang tidak memiliki tetangga? Tapi seperti apa sih yang sebenarnya disebut tetangga? Apakah hanya yang tinggal di kanan-kiri-depan-belakang? Ataukah selama masih satu kelurahan?

Dalam Majma'uz Zawaaid, dalam Fathul Baari karya Ibnu Hajar al Asqalani, "Tetangga itu ada tiga macam. Pertama, yang memiliki satu hak yakni tetangga musyrik. Kedua, yang memilik duahak yakni tetangga muslim. Ketiga, yang memiliki tiga hak yaitu muslim berkerabat."

Secara umum didefinisikan tetangga adalah yang dekat tempat tinggalnya dengan kita dan yang tidak dekat (jaraknya relatif). Masih bngung dengan definisi di atas ya? Mungkin bisa kita diskusikan 😅
Lantas apa saja hak tetangga?

"Hak tetangga adalah bila sakit engkau kunjungi, bila wafat kau antar jenazahya, bila memerlukan kau pinjami, bila beraib kau tutupi, bila beroleh kebaikan kau ucapkan selamat padanya dan bila ditimpa musibah datangilah untuk menyampaikan dukacita. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunannya sehingga menutupi kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk maakan kecuali kamu ciduk sebagian untuk diberikan padanya." HR Thabrani

Menurut saya hadits tersebut sudah ckup gamblang menjelaskan tentang hak hak tetangga yang masyaAllah amat Allah minta kita untuk memuliakannya.

Berikutnya saya lanjutkan tentang Muamalah dengan Tetangga.

1. 'Ariyah (pinjaman)
Rasulullaj SAW pernah meminjam baju besi Shafwan bin Umayyah lalu beliau bertanya "Apakah pinjaman itu ghashab?" Beliau menjawab "Tidak. Pinjaman adalah sesuatu yang dipertanggungjawabkan."

Tetangga muslim yang memiliki hubungan kerabat.
Maka ia memiliki 3 hak, yaitu: hak tetangga, hak kekerabatan, dan hak sesama muslim.

Tetangga muslim yang tidak memiliki hubungan kekerabatan.
Maka ia memiliki 2 hak, yaitu: hak tetangga, dan hak sesama muslim.

Tetangga non-muslim.
Maka ia hanya memiliki satu hak, yaitu hak tetangga

2. Utang Piutang
Adalah zalim bagi orang kaya/berkecukupan menunda pembayaran utang sedangkan kemulian bahi mereka yang menanngguhkan tetangganya yg dalam kesempitan atau berhutang. Ini ada dalam Q.S.  Al Baqarah:280. Silakan dicek. :)

3. Ghashab
artinya menggunakan suatu hak milik orang lain untuk keperluan kita tanpa seizin yang berhak. Jelas ini hal yang dilarang dilakukan apalagi terhadap tetangga.

Yap, demikianlah muamalah dengan tetangga.

Selanjutnya mari kita bahas tentang Seputar Bangunan dan Lingkungannya. Seperti yang ada pada hadits tentang hak tetangga, kita dilarang meninggikan bangunan. Misalnya meninggikan pagar, hal itu seolah olah membuat batas yang teramat tinggi antara kita dengan lingkungan/tetangga sekitar. Bagaimana dengan berbagi rezeki dengan tetangga?
Tentu penting sekali.

Saya jadi teringat tetangga-tetangga saya di sekitar rumah yang sangat menjunjung tinggi nilai berbagi. Entah apapun itu, selalu saling berbagi. :')

Dan.. memang kata Rasulullah
"Abdullah bin Musaiwir berkata "Saya pernah mendengar Ibnu Abbas meriwayatkan dari Abdullah bin az Zubair dimana dia menuturkan 'Saya pernah mendengar Rasulullah bersabda "Bukan termasuk orang yang beriman yang tetangganya merasa lapar sementara a merasa kenyang."

Maka Rasulullah menganjurkan tanpa sedikitpun menyulitkan.
"Jika engkau memasak, perbanyaklah kuahnya lalu perhatikan tetanggamu dan berikanlah padanya dengan cara yang baik." HR Muslim

Nah.. lalu bagaimana jika kita hendak memberikan rezeki? Haruskah semuanya? Sementara jumlah yang akan dibagikan itu terbatas. Lantas.. Bagaimana? Siapa yang didahulukan?

Dari Aisyah RA "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki dua orang tetangga. Manakah yang harus saya beri terlebih dahulu?" Beliau bersabda, "Berikanlah kepada tetangga yang lebih dekat pintunya denganmu." HR Bukhari

So... sudahkah kita memberik/berbagi pada tetangga yang lebih dekat pintunya dengan kita? #AskToMySelf

Semoga hati kita adalah hati yang tak enggan untuk berbagi. Semoga Allah senantiasa memberi pemahaman bahwasanya berbagi tak akan membuatmu merugi.

Berbicara tentang tetangga pun tak jauh dari _maskanah_ atau tempat tinggal. Sedikit tambahan dari saya tentang memilih _maskanah_. Mengutip perkataan indah tentang tetangga. 

Tentu setiap muslim mendambakan tetangga yang saleh, rumpiannya adalah rumpian imam, perkumpulannya adalah majelis ilmu, arisannya adalah majelis zikir, dan gotong royongnya adalah jihad fii sabilillaah. (SAF)

Aamiin..
Balik lagi ke _maskanah_
"Pilihlah tetangga sebelum memilih rumah. Pilihlah teman sebelum memilih jalan, dan siapkanlah bekal sebelum berangkat."H.R. Al Khathib, Qabasun Min Nuuri Muhammad [58/10]

Tips utama dalam memilih maskanah:
Al jaar qablad daar, pilihlah tetangga sebelum kalian memilih rumah.

Lihatlah dari kondisi lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Apakah memungkin utk dijadikan ladang dakwah? Apakah kita akan mampu mewarnai? Atau justru.... terwarnai? Naudzubillahi min dzalik..

Milikilah pula kemampuan ijtima'yah sebelum menentukan maskanah.

Agar maskanah tak sekedar rumah, namun juga mampu hadirkan berkah dan sakinah.

Baikah.. demikian yangbisa saya share. Jazakumulloh khayran katsir sudah menyimak.  Yang benar datangnya dari Allah danyang salah dari saya sebagai hambaNya. Mohon maaf atas segaa khilf dan salah. Semoga kita bosa mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan malam ini.

Wassalammu'alaikum wr wb

0 komentar: