Nice Home Work 6_Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal


📈📈 Materi 6: Matrikulasi batch 4📈📈
Institut Ibu Profesional

------ *IBU MANAJER HANDAL KELUARGA* -----

*Motivasi Bekerja Ibu*

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang _wajib professional_ menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu

kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.


Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?



🍀Apakah masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?

🍀Apakah didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?


🍀Apakah karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?


Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.


🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses


🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.

Ibu Manajer Keluarga

Peran Ibu sejatinya adalah *seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita*

*Saya Manager Keluarga*

kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.

🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.

🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi


🍀Buatlah skala prioritas

🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.


Menangani Kompleksitas Tantangan

Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

a. PUT FIRST THINGS FIRST

Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.


b.ONE BITE AT A TIME

Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan

c. DELEGATING

Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.

_ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_

*Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya*

Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah *pilihan paling akhir*.

Perkembangan Peran

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih

 SEKEDAR MENJADI IBU

Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.

 Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.


🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.

Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.


🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.

 Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.

 Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.


🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst

 Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.

 Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.  Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.

Hanya ada satu kata

BERUBAH atau KALAH

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/


SUMBER BACAAN:

Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP,  2015

Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #4, 2017

Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009

https://youtu.be/Cr9JSJS7CIM


NICE HOMEWORK #6☘☘
Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.

Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS

Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

Aktivitas Penting
- Membaca buku, mengapa? Karena menambah wawasan saya khususnya mengenai hal yang baru saya ketahui. Selain itu ini juga merupakan hobi saya sejak saya balita. hehe.

- Mencuci dan menyeterika baju, mengapa? Karena saya ndak suka melihat pakaian kotor bertumpuk :D selain itu, merujuk pada sabda Nabi Muhammad; kebersihan adalah sebagian dari iman. Pakaian bersih dan rapi, nyaman dipakai, jadi bersemangat dalam beraktivitas.

- Olahraga/Jalan Kaki, mengapa? Karena penting untuk menjaga kebugaran tubuh,. Alhamdulillah rutin setiap pagi berjalan kaki, minimal dari rumah ke tukang sayur (PP) yang jaraknya lumayan, ditambah senam hamil di rumah 2-3 kali sehari.

Aktivitas Tak Penting
- Stalking timeline media sosial, mengapa? Karena terkadang yang dibaca adalah berita hoax dan kalau sidah stalking agak sulit dihentikan maunya terus membaca hingga ke bawah -_-

- Nge-meal snack yang kurang sehat, mengapa? Sejak awal nikah sudah bertekad akan menjaga pola makan sehat. Ngemeal ngga sehat, mengacaukan pola saya. Selain itu saya sedang hamil, kasihan dedek bayinya :')

- Nonton sinetron (India), mengapa? Karena bisa mempengaruhi pola pikir dan bicara. Dulu saya senang sekali menontonnya, dari pukul 12.00 - 19.00 rutin. Alhamdulillah sejak beberp buln belakangan kebiasaan itu hilang, termakan oleh rasa bosan nonton film India. hehe.


Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Alhamdulillah penting:tak penting hasilnya 3:2. (yeay penting menang!) 

Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.


Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut).

Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.

Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.

04.00-04.30 Shalat Tahajud + Tilawah
04.30-05.00 Shalat Subuh + Baca Al Matsurah
05.00-06.00 Senam + Jalan Kaki/Olahraga
06.00 - 07.30 Beberes Rumah, Menyiapkan Sarapan + Mandi
07.30 - 08.00 Belanja Sayur + Sosialisasi dengan Tetangga
08.00-19.00 (jadwal non dinamis)
19.30-jelang tidur (biasanya pukul 21.00 WIB) membaca buku dan mengobrol dengan suami mengenai aktivitas hari itu

Alhamdulillah umumnya terlaksana dengan baik. :)

_SELAMAT MENGERJAKAN_
Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

0 komentar: