"...yang kami lihat saat memberikan zakat fitrah itu memang kondisi masyarakat prasejahtera, sebuah diksi sebagai pengganti kosakata miskin. Ada rumah yang gelap sekali. Udara tidak masuk dengan lancar. Pengap di dalam. Panas sudah tentu. Tapi di situlah ada keluarga yang tinggal dan menggantungkan keseharian dari kerja seorang ayah yang serabutan."
Itulah cuplikan cerita yang aku baca di salah satu situs jurnalisme masyarakat (citizen journalism) yang ditulis oleh Adian Saputro ketika menjadi amil zakat fitrah.
Aku pribadi belum pernah berada di posisi tersebut, tapi ketika membaca ceritanya, menyadarkanku sebegitu berdampaknya zakat tidak hanya untuk mustahik, melainkan juga amil dan muzakki. Meskipun amil sendiri bagian dari mustahik.
Zakat Fitrah, Setahun Sekali dan Layak Diprioritaskan
Sebagaimana kita tahu, zakat fitrah wajib dilakukan setahun sekali sejak awal Ramadan hingga sebelum sholat Idul Fitri bagi seorang muzakki. Maka rasanya layak kita mengistimewakan ibadah ini dengan melakukannya sejak awal, terlebih jika sudah ada rezeki di awal Ramadan.
Besar zakat fitrah yang harus dikeluarkan sebesar satu sha’ yang nilainya sama dengan 2,5 kilogram beras, gandum, kurma, sagu, dan sebagainya atau 3,5 liter beras yang disesuaikan dengan konsumsi per-orangan sehari-hari.
Namun para ulama, di antaranya Shaikh Yusuf Qardawi termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) membolehkan zakat fitrah ditunaikan dalam bentuk uang yang setara dengan 1 sha’ gandum, kurma atau beras atau di tahun ini senilai Rp45.000/jiwa muzakki.
Membayar zakat dalam bentuk makanan lebih sesuai dengan sunnah, tetapi membayar dalam bentuk uang juga diperbolehkan jika lebih bermanfaat bagi penerima, misalnya untuk kebutuhan yang lebih mendesak.
"Zakat fitrah pada bulan Ramadhan, seperti sujud sahwi dalam sholat. Menutup kekurangan puasa sebagaimana sujud menutupi kekurangan sholat." (Waki' Ibnu Jarrah rahimahullah dalam tarikh Baghdad 11/ 576)
Sebelum berzakat, jangan lupa ucapkan niatnya ya, seperti di bawah ini.
ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
“Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri 'an nafsii fardhan lillaahi ta'aalaa”
Artinya: saya niat mengeluarkan zakat fitrah dari diriku sendiri fardu karena Allah Ta’ala
Berzakat; Memberi atau Menerima?
Banyak cerita cerita berseliweran tentang para muzakki yang mendapatkan kebahagiaan dari berzakat. Seperti yang dialami oleh Meisya Siregar.
Bagi Meisya, menunaikan zakat secara langsung membuatnya mendapatkan informasi mendalam tentang pengelolaan zakat, serta memahami lebih jauh tentang berbagai program yang dijalankan oleh Dompet Dhuafa lewat amil yang bertugas. Meisya juga merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan laporan pengelolaan dan penerimaan zakat secara transparan.
Jika Meisya Siregar membayar zakat di gerai mal, Risty Tagor sampai pada tahap membagikan zakat fitrah ke warga di Rumpin, Kabupaten Bogor. Ia mengaku sangat bahagia dengan pengalaman yang baginya sangat berharga ini.
Dari kisah-kisah mereka kita bisa mengambil pembelajaran bahwa sejatinya esensi berzakat adalah memberi sekaligus menerima bagi muzakki; memberi dari yang dipunya dan menerima pahala serta bahagianya.
Zakat fitrah juga tidak hanya menerima bagi mustahik, tapi juga memberi. Ya, memberi kesempatan bagi muzakki untuk menunaikan haknya dan meraih pahala serta keberkahan dari Allah.
Berzakat (di Dompet Dhuafa) Kerennya Ngga Ada Obat!
"Kerennya berzakat fitrah itu apa aja ya?"
Ada banyak aspek yang membuat zakat (fitrah) itu kerennya gak ada obat.
Aspek Sosial
Berzakat bisa membangun kepedulian dari muzakki ke mustahik, membangun rasa syukur pada diri muzakki hingga menciptakan hubungan yang baik antara mustahik, amil dan muzakki.
Aspek Finansial
Membantu mensejahterakan petani lokal khususnya jika beras dibeli kangsung dari petani tersebut.
Aspek Spiritual
Tidak diragukan lagi, berzakat fitrah mendatangkan pahala serta keberkahan hidup bagi para muzakki.
Aspek Kesehatan
Zakat fitrah yang disalurkan membuat stok pangan mustahik (khususnya dalam bentuk beras) tercukupi sehingga pola makan mereka menjadi lebih teratur. Kalaupun dalam bentuk uang, bisa dipakai untuk membeli pangan lainnya selain beras.
Beberapa kelebihan berzakat fitrah di Dompet Dhuafa antara lain
Bisa Dilakukan Secara Luring dan Daring
Membayar zakat memang sunnahnya secara langsung, namun juga diperbolehkan melalui amil/lembaga zakat baik secara langsung maupun daring seperti pilihan yang diberikan oleh Dompet Dhuafa.
Pembayaran Zakat Fitrah via Daring Sangat Mudah & Praktis
Pembayaran zakat fitrah di Dompet Dhuafa secara daring dilakukan dalam empat langkah saja dan tentunya bisa dilakukan dimana saja.
Beragam Metode Pembayaran
Pembayaran zakat fitrah di Dompet Dhuafa bisa dilakukan melalui e-wallet, virtual account, bank transfer dan credit card. Total ada 4 jenis e-wallet dan sembilan bank yang bisa dipilih.
Dipercaya Sejak Puluhan Tahun oleh Para Donatur
Sejak tahun 1993, Dompet Dhuafa telah berkomitmen melakukan tebar zakat fitrah. Dompet Dhuafa menjadi amil terpercaya mulai dari kalangan masyarakat umum hingga public figure.
Kualitas Beras yang Terbaik
Tak sembarang beras, Dompet Dhuafa menyalurkan zakat fitrah dalam bentuk beras premium. Ini menunjukkan komitmen Dompet Dhuafa yang tak sebatas menunaikan kewajiban, tapi juga memberikan yang terbaik dalam ibadah zakat fitrah.
Memberdayakan Petani Lokal
Menunaikan zakat fitrah di Dompet Dhuafa berarti kamu mendukung ribuan petani mitra binaan Dompet Dhuafa karena beras yang disalurkan diutamakan berasal dari para petani tersebut.
Dua Pilihan Bentuk Zakat
Dompet Dhuafa menyalurkan zakat tak hanya dalam bentuk beras melainkan juga dalam bentuk uang, disesuaikan dengan kondisi wilayah dan masyarakat mustahik.
Distribusi Zakat yang Merata
Pendistribusian zakat oleh Dompet Dhuafa dilakukan secara merata ke masyarakat yang memang berhak, baik di perkotaan maupun pelosok negeri.
Pengelolaan dan Pelaporan Zakat yang Transparan
Para muzakki zakat fitrah di Domper Dhuafa akan menerima laporan pengelolaan zakat setelah selesai. Semua disampaikan secara transparan tanpa ada yang disembunyikan.
Dari banyaknya kelebihan tersebut membuat berzakat di Dompet Dhuafa semakin keren gak ada obat!
Lalu, gimana sih cara membayar zakat fitrah melalui Dompet Dhuafa
- Secara langsung (luring)
Bisa dilakukan dengan mendatangi kantor Dompet Dhuafa atau gerai-gerai zakat Dompet Dhuafa yang tersebar di pusat-pusat perbelanjaan seperti berikut:
- Secara daring
- Masuk ke pranala https://digital.dompetdhuafa.org/zakat/fitrah
- Pilih Donasi Sekarang
3. Isi kolom jumlah donasi, metode pembayaran, profil donatur serta kolom pesan dukungan (opsional) lalu lanjutkan pembayaran. Jangan lupa meng-capture atau mengunduh bukti pembayaran
4. Unggah bukti pembayaran dan klik submit bukti pembayaran
Barakallah, pembayaran zakat fitrahmu berhasil! Yap, semudah itu!
Berzakat (fitrah) itu kerennya gak ada obat, seperti analogi yang diusung oleh Dompet Dhuafa. Ini mengartikan bahwa berzakat membawa banyak manfaat dan dampak positif, tidak hanya bagi yang menerima namun juga bagi yang memberikan.
Semoga penghimpunan zakat fitrah di Dompet Dhuafa tahun ini lebih banyak dan tentunya lebih berkah.
Ramadan tinggal tiga hari lagi, yuk, salurkan zakat fitrahmu di Dompet Dhuafa! Karena berzakat, kerennya gak ada obat!
Referensi:
https://digital.dompetdhuafa.org
www.kompasiana.com/amp/adiansaputra/64325afd08a8b51b01608c42/anak-sma-jadi-amil-zakat-pengalaman-lihat-rakyat-melarat
sumber gambar: dokumen pribadi & portal Dompet Dhuafa
Benar mba, sangat keren. Dengan aplikasi secara daring bikin kita jadi lebih mudah menyalurkan zakat kita
BalasHapus