Bismillahirrahmanirrahim
Rabu 17 Juni 2015
Pagi itu aku berencana untuk pergi ke kampus setelah semalam
bermalam di rumah mbah, yang letaknya tak jauh dari rumahku.
“Pi, anterke mbahne neng dokter gih, Nduk (Pi, anterin mbah ke dpkter, Nak).” Kata Mbah Putri.
“Emang mbah sakit apa?” tanyaku pada Mbah kakung. Beliau
hanya menggeleng “Ora’”
“Gih, Nduk. Saiki.(Gih, Nak. Sekarang)."
Aku dan Isma, sepupuku pagi itu juga mengantar mbah ke
klinik naik bajaj. Mbah mulai tampak kesulitan berjalan. Tertatih-tatih kami
menggandengnya. Saat diperiksa, ternyata mbah mengaku habis jatuh dan merasa
sakit pada lututnya. Setelah menebus obat, kami pun pulang.
Rupanya mbah tak serta merta total beristirahat di ranjang,
beliau masih sempat memperbaiki pintu di lantai dua. Dan pastinya mbah tak
pernah ketinggalan shalat berjamaah 5 waktu.