Murid Kecilku yang Tangguh..

Jumat sore itu aku tengah bertilawah saat sesosok malaikat kecil tiba-tiba saja memelukku lalu duduk di pangkuanku. Malaikat kecil itu bernama Syifa.
"Kakak, ayo ngaji!" ucapnya, bermanja-manja denganku.
Tak lama, disusul beberapa malaikat-malaikat kecilku lainnya. Mereka menyalamiku satu per satu. Hari itu jadwal TPA seperti biasanya.
Oh ya, perkenalkan, mereka adalah murid-murid kecilku di TPA MUA. Ada Zaki yang jahil tapi penyayang, Siti yang imut, Syifa si hitam manis, Wulan yang bawel tapi lucu, Icha si pendiam tapi rajin dan Dai si caper tapi kocak.
Pengajian hari itu diawali dengan membaca al fatihah dan doa sebelum belajar. Dilanjutkan dengan membaca iqro satu per satu. Icha sudah bersiap dengan iqronya duduk di depanku tapi Syifa mencegahnya.

"Kan aku duluan tadi."
Terpaksa aku melerai dengan mendahulukan Syifa yang memang sudah buat 'janji' denganku, hhe .
Selain aku, ada juga Kak Fitri dan Kak Pushe yang menjadi pengajar sore itu.
Yup, akhirnya setiap anak sudah membaca iqro mereka. Saatnya belajar. Icha memintaku menggambarkannya seorang putri Salju, tokoh favoritku.
Usai menggambar, aku menghampiri Syifa. "Syifa kok diem aja? Mau mewarnai juga?"
Syifa menggeleng.
"Berhitung? Atau menulis?"
Lagi-lagi ia menggeleng lalu menghampiri Zaki yang sedang asyik mewarnai.
Siti sibuk mewarnai ditemani Kak Pushe, Wulan ditemani Kak Fitri. Aku memutuskan untuk menemani Icha. Lama-lama seperti biasa aku malah ikut-ikutan mewarnai.

Tiba-tiba Siti muncul, dengan wajah 'marah', ia mengambil crayon Icha sambil menatap Icha dengan tatapan ini-punyaku-mau-apa-kamu, padahal itu krayon Icha. Icha yang sibuk pun cuek-cuek saja.
"Siti, pinjem krayonnya."
Siti menyembunyikan krayon Icha di belakang punggunya.
"Siti.."rengek Icha
Aku ambil tindakan. "Siti sayang, Icha pinjem krayonnya yaa."
Akhirnya gadis kecil itu melempar krayon Icha. Icha pun kembali mewarnainya. Sementara Siti berlari keluar.
"Siti!" panggilku. Ia tak menyahut. Terkadang aku memang sulit menangani Siti jika ia sudah seperti itu. Terpaksa Kak Fitri atau Kak Pushe ambil tindakan.
Tak lama Siti pun kembali. Ia menatapku dan Icha. Tiba-tiba ia melemparkan botol minuman kosong tepat mengenai mata Icha. Alhasil gadis kecil itu menangis.
"Ya Allah, Siti!"
Zaki langsung memegangi tangan Siti. Kak Fitri berusaha menjauhkan Siti dari Icha. Sementara itu aku berusaha menenagkan Icha yang menangis. Kupeluk tubuh kecilnya. Kuhapus butiran kristal bening yang mengalir dari matanya.
"Sst.. Icha ga boleh nangis ya. Icha kuat kok.." ucapku dalam pelukan.
Icha tetap menangis.
"Kamu kuat kok, Dek.."
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu hangat melewati cekungan pipiku.
"Kok kakak nangis, Kak?"
Aku menyentuh pipiku. Basah.
"Nggak kok, Dek." kilahku. "Minum, Dek." aku menyodorkan minum ke Icha yang langsung ditegaknya.
Kak Fitri muncul dengan Siti di pangkuannya.
"Ayo, Siti, minta maaf sama Icha."
"Icha, maafin Siti yaa." Kak Fitri mengulurkn tangan Siti tapi Siti tak mau.
"Ayo, Icha juga ya." ucapku. Icha langsung mengulurkn tangannya tapi Siti sama sekali tak menanggapinya.
Dipaksa berkali-kali hasilnya tetap nihil. Aku tak mengerti apa yang terjadi pada Siti.
Aku menangis bukan karena cengeng, meski banyak berkata aku demikian. Aku menangis karena aku terharu dengan sosok Icha yang begitu pemaaf. Disakiti, menangis sejenak lalu memaafkan.
Teman, barangkali itulah pelajarn besar yang bisa kupetik dari sosok tangguh itu.
Ketika kita merasa terlukai, kita boleh meluapkannya dengan menangis tapi lalu maafkanlah. Tapi itu bukan berarti orang lain bisa melukai kita sebebas mungkin. Jika kita melukai perasaan orang lain, bayangkan jika hal itu menimpa kita..
Semoga pelajarn singkat dari murid kecilku ini dapat bermanfaat. Aamiin..

Bagaimanapun tingkah dan sifat mereka, aku tetap mencintai mereka karenaMu ya Allah.. Terimakasih telah menguatkanku dan mengajariku arti memaafkan, Dek..

By the way, sejak bbrp bulan mengajar di sini aku seperti mengecap kehidupan TK yang belum pernah kualami.. Ngewarnain, ngedongeng, kembali ke masa kecil yang bahagia dengan buku-buku di sekelilingku :D

0 komentar: