Suasana mendung, enaknya ngapain ya Bun? Ngeloning anak lanjut tidur? Menyeruput teh hangat sambil gadget-an? Pengennya sih...hehe.
Tapi siang itu meski suasana mendung, saya bersemangat datang ke sebuah tempat di daerah Kemang demi mendapatkan ilmu dan inspirasi dari seorang Futri Zulya S.Mn, M.Bus, founder Z Beauty dan Z Glow Clinic yang berlokasi di Bekasi (ongoing) dan Kemang Jakarta (soon). Ya, hari itu saya datang ke acara Woman Talk with Futri Zulya. Beliau adalah seorang pebisnis sukses dengan banyak bidang usaha, sekaligus seorang istri dan seorang ibu. Saat ini beliau tengah fokus membangun Batin Medika Indonesia/
'Siapa disini yang sudah menikah, punya anak dan berbisnis?'
Wah jawabannya lebih dari 50% mengangkat tangan, termasuk saya. Syukurlah, pilihan saya tak salah, saya hadir di forum yang sangat tepat.
Sst, let me tell you, beberapa fakta soal wanita khususnya seorang ibu ya Bun.
Pertama, wanita suka berbelanja. Betul atau right? You are not walking alone. Nyatanya saya pun demikian. Apalagi didukung teknologi marketplace makin canggih dan menggoda. Duh, kudu kuat-kuat hati ya Bun!
Kedua, MOM itu kepanjangan dari master of multitasking alias jagonya banyak pekerjaan dalam satu waktu. Siapa disini yang kadang goreng tempe sambil motong bawang atau bahkan sambil nyuapin anak? Most of us ya Bun! :D
Ketiga, bunda adalah manajer keuangan dan operasional. Atas dasar itulah bunda kudu tahu soal literasi keuangan
Faktanya, Bun, di Indonesia jumlah pengusahanya masih berkisar di antara 2% dari total penduduk, laki-laki dan wanita. Waduh, gimana dong?
Saya pengen punya usaha tapi bingung harus gimana dulu jadi galau?
Eits, no worries Bun! Berikut to-do list ala mba Futri Zulya untuk para bunda yang akan memulai bisnis.
Pertama, planning dan market research. Rencanakan mau berbisnis apa (sesuaikan dengan passion) dan survey mini untuk targeg pasar.
Kedua, urus merek dagang.
Ketiga, tetapkan bentuk usaha. Apakah CV (yg didaftarkan nama pribadi) atau PT (bisnis besar)?
Keempat, buat analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat).
Kelima, EKSEKUSI. Mulai jalankan bisnismu.
"Saya udah terlanjur nyaman dengan kerjaan sekarang. Fasilitas ada, gaji aman."
Nyatanya bun Futri pun mengalami hal serupa. Ia sempat bekerja selama 1,5 tahun dan ditawari posisi dengan gaji fantastis. Tapi akhirnya ia memilih resign demi membangun bisnisnya. Ia bangun kembali bisnis keluarganya yang sempat vakum dengan modalnya SENDIRI.
Learning by doing, itulah prinsipnya. Gagal? Rugi? Pernah. Tapi ia tetap bersemangat, menghabiskan jatah gagal.
![]() |
credit to the committee |
Mengutip perkataan Jack Ma dalam salah satu pidatonya
"Selama usia 20 hingga 30 tahun lakukan kesalahan jgn takut. Karena usia tersebut merupakan usia produktif, cepat bangkit."
Yes, pas banget dengan saya yang saat ini masih berada di angka 24.
Bun Futri juga menambahkan,
"Bagi kalian para pekerja usia 20-35 carilah bos yang bagus, jangan company nya (saja). Jadikan ia 'mentor' kita."
Sungguh ini sebuah saran yang meaningful banget karena mungkin selama ini sebagian besar dari para pekerja (termasuk saya, walaupun bukan pekerja fultime), hanya fokus ke company nya saja. Kita lupa bahwa atasan yanh baik akan 'menciptakan' partner kerja yang baik pula. Carilah bos yang mampu membimbing kita, yang ilmunya bisa kita seral untuk kita implememtasikan ketika kita sudah siap menjadi seorang pengusaha.
Hmm ngomong-ngomong soal bisnis, saya memulai bisnis pertama kali di bangku kelas X SMA dengan berjuakan kue buatan sendiri dengan nama Birupink Cakestory. Untungnya lumayan. Meskipun saya fokus di kepuasan melampiaskan hobi memasak, utamanya.
Sayangnya bisnis kue saya menurun sejak saya kuliah. Jauhnya jarak kampus-rumah dan kesibukan akademik membuat bisnis ini saya kesampingkan. Setelah menikah dan melahirkan, saya fokus berbisnis buku denan nama Birupink Bookstore. Saya jalani deegan sepenuh hati, mengingat passion saya di membaca dan menulis.
Namun belakangan saya berpikir untuk kembali fokus di bidang kuliner tapi kendala muncul. Pasalnya saat ini domisili dominan saya di Parung, Bogor. Umumnya masyarakat di sekitar saya adalah kalangan menengah ke bawah. Rasa pesimis sudah duluan mampir, apakah kue saya akan dilirik? Apakah produk saya kemahalan atau tidak?
Saat sesi tanya jawab, alhamdulillah saya berkesempatan bertanya hal yang mengganjal dalam diri ini.
Utamakan passion atau hasil pasar?
"Untuk menjadi womenpreneur yang sukses, kita ngga bisa idealis. Maunya jual produk dengan hhrga segitu tanpa memeprhatikan pasar. Kita boleh punya passion tapi juga harus perhatikan kondisi pasar, keduanya harus sejalan. Sebenarnya kamu bisa menyiasati, misalnya diperkecil ukurannya, atau bahan-bahannya. Tentu kamu paling paham itu."
Ah, yes! Aku merasa benar-benar tercerahkan dan tentunya makin semangat meneruskan bisnis kulinerku.
Kendala selanjutnya pun muncul: MODAL. Sesuatu hal yang sangat dibutuhkan ngga hanya pebisnis awal, para profesional pun juga butuh untuk pengembangan bisnisnya.
Ada beberapa cara mendapatkan modal.
Pertama, dengan menabung per bulan.
Kedua, menjual asset yang kita punya seperti perhiasan, mobil, dll.
Ketiga, gadaikan. Kalau masih ada rasa sayang dengan aset, kita bisa lho 'sekadar' menggadaikan. Apalagi di zaman sekarang ada pegadaian syariah.
Keempat, networking. That's why penting banget buat kita, apapun profesi kita, membangun koneksi. Ini bisa kita manfaatkan untuk menjaring investor. Sering-seringlah bergaul dengan para investor atau hadir di event-event bisnis. Siapkan proposal bisnis terbaik dan menarik, serta bersiaplah untuk pitching.
Kelima, mengajukan pinjaman ke orang terdekat. Ini bukanlah hal yang tabu. Selama kamu bisa menjaga kepercayaan mereka selama ini, why not?
Keenam, menjalin kerjasama dengan profesional. Lagi-lagi soal kepercayaan. Mereka ngga akan ragu menanamkan modal di kamu jika kamu termasuk orang yang dipercayanya.
Kembali pada peran kita sebagai seorang istri, bunda sekaligus berwirausaha. Bagaimana sih supaya keuangan keluarga dan usaha berjalan sehat?
Mengatur Pos Keuangan Keluarga
Sebagai seorang bunda, seperti yang sudah disebutkan di atas, aku punya 'hak' untuk mengatur keuangan keluarga. Apa saja pos-posnya? Bagaimana persentasenya?
Living 50%
Meliputi kebutuhan hidup dan sehari-hari.
Playing 20%
Meliputi hiburan seperti nonton film, rekreasi, dll.
Saving 30% (termasuk cicilan)
Meliputi tabungan yang sudah direncanakan tujuannya, cicilan dan dana darurat. Yap, cicilan masuk ke saving ya Bun!
FYI, penting banget buat kita menyiapkan dana darurat. Apalagi jika sudah berkeluarga. Dana darurat adalah dana yang dipersiapkan untuk hal-hal yang bersifat mendadak seperti anggota keluarga sakit, musibah, dll. Tujuannya supaya kita tidak 'kehilangan arah'. Apalagi sampai minjam ke rentenir. Naudzubillah!
FYI lagi, tabungan harus punya goal yang dicapai, misal untuk menyicil DP rumah tahun depan, naik haji 5 tahun lagi, beli mobil dua tahun ke depan dll. Why? Tentunya dengan adanya target, kita akan jauh lebih semangat menabung. Dan tentunya goal ini harus disepakati antara bunda dan suami ya!
Untuk living cost, kalau bisa tarik tunai. Simpan. Selain itu playing cost sebaiknya dibayar menggunakan kartu debit, jangan kredit. Jaga-jaga saja supaya ngga keterusan sih, hehe.
Keterbukaan Keuangan
Salah satu kebiasaan yang recommended dilakukan pasutri adalah review keuangan. Setiap akhir bulan, istri menyampaikan pengeluaran di bulan itu. Transparansi dan komunikasi dalsm hubungan pernikahan itu penting banget lho, termasuk hal ini yang kadang dianggap remeh temeh.
Memiliki Goals Keuangan
Oia Moms, kita ini "wajib" (berusaha) kaya lho. Kalau dalam agama saya dengan menjadi kaya, semakin banyak sedekah dna materi yang bisa kita sunbangkan untuk umat. Salah satunya bisa kita raih deegan menjadi seorang wirausaha.
Pemisahan Rekening
Teringat, saat saya baru merintis usaha toko buku, rekening pribadi dan usaha saya campuradukkan. Hasilnya? Fixed, uang bercampur dan saya kebingungan sendiri. So, it's a must to tell them a part. Bahkan dalam bisnis, sebaiknya punya dua rekening (rekening belanja bahan dan uang masuk dari customer).
Sungguh saya salut sama mba Futri yang punya banyak bisnis. Ada preschool, salon kecantikan Batin Medika Indonesia, Z Beauty, Z Glow, Illyuna Abaya dan Haneda. Tak hanya bidang kecantikan, namun juga kitchenware, pendidikan dna fashion. Jujur, dulu saya sempat menganggap mereka yang bisnisnya beragam bidang adalah mereka yang inkonsisten. Namun belakangan saya pahami, ini bukanlah tentang inkonsistensi melainkan bagaimana kita melihat peluang. Membangun bisnis pun tak sembarangan, satu belum selesai langsung ke bidang lain. NO.
Lantas bagaimana mereka bisa membangun bisnis beragam bidang?
Kuncinya satu, selesai satu urusan, kanjut ke urusan lain. Satu usaha sudah settle dan bisa 'ditinggal', lihat lalu peluang usaha lainnya.
Entrepeneur is not about how much we have knowledge on it. But being entrepereneur is having opportunity soul and strong mentality." @futrizulya
Sebagai seorang bunda, tentunya ada anak yang merupakan amanah dari Tuhan. Lantas bagaimana memanage waktu menjadi bunda sekaligus berwirausaha?
Pertama, sesibuk apapun, tapi tetap memantau anak. Misal dengan menyimpan no hp para guru private, meminta report anak dari para guru, menyediakan kegiatan untuk anak selama di rumah sekalipun kita tinggal, melatih nanny yang akan mengasuh anak.
Kedua, yang tak kalah penting, memberi pemahaman pada anak tentang aktivitas kita di luar sana.
Kedua, yang tak kalah penting, memberi pemahaman pada anak tentang aktivitas kita di luar sana.
"Saya memulai aktivitas di luar rumah sejak pukul 8 pagi dan kembali ke rumah sebelum maghrib. Di atas pukul 18.00 saya sudah 'kembali' menjadi ibu dan melupakan urusan di luar."
Sebelum sharing ditutup, hadirlah Ibu Titi (head of trainer Z Glow), seorang talent yangg dimotivasi oleh Bun Futri dan diajaknya bergabung ke bisnis kecantikan miliknya. Ia merasa amat bersyukur menjadi partner kerja Bunda Futri yang menurutnya begitu memotivasi dirinya untuk memiliki rumah sendiri hingga kini impian itu terwujud.
Ahh, rasanya begitu banyak hikmah kehidupan, ilmu, motivasi dan kebahagiaan yang saya dapatkan di siang itu.
Terimakasih Bun Futri atas segalanya. Seorang wanita yang ramah, humble, santun dan cerdas. Saya
belajar bahwa menjadi bunda itu harus punya intelektualitas (ini sungguh memotivasi saya untuk melanjutkan jenjang akademik saya). Saya belajar bahwa menjadi bunda seraya berwirausaha adalah sebuah keniscayaan.
Setelah sesi sharing ditutup, Bun Futri meminta 5 orang yang hadir mempresentasikan ide ataupun bisnis ongoingnya. Ide dan proyek bisnis mereka sungguh membuat syas berdecak kagum. Creative to the max!
Sst.. ada good news lho! Kabarnya di bulan Oktober 2018 Bun Futri akan membuat program pemberdayaan bagi para womenpreneur. So, buat bunda-bunda yang akan atau sedang menjalankan bisnis, siap-siap ya!
Info selanjutnya, jangan lupa follow @futrizulya. Ada banyak inspirasi kehidupan yang bisa kita petik dari sosok seorang Futri Zulya S.Mn, M.Bus.
Doa besar saya dalam hati, semoga Allah memampukan saya untuk mengembangkan kembali bisnis toko kue dan toko buku saya. Sebagaimana mimpi saya di masa SMP. Mohon doanya ya Bun! ;)
Wah, baru 2% yang jadi pengusaha? Jaid sebetulnya masih terbuka peluang yang cukup besar ya, Mbak. Pengen banget saya jadi pengusaha. Tetapi, saya harus mulai tertib mengelola keuangan dulu, nih
BalasHapusBelajar ilmu literasi keuangan yuk bun, penting banget 😊
HapusWahhseru banget jd seorang womanpreneur...klo ada info-info acara seperti ini saya pengen ikut gimana caranya mba?
BalasHapusYliyaa seru daa menambah pengakaman 😊Ini saya dapat info dr komunitas blogger mba.
Hapuswah keren banget mba masih SMP udah punya mimpi buka toko kue dan buku.. aku umur segitu boro2 deh kepikiran bisnis hihihi.. semoga lekas terwujud ya mbak impiannya..
BalasHapusHihi namanya anak SMP asal ceplos aja mba hehe. Aamiin. Makasih mbaa.
Hapuswah menginspirasi sekali ya Bunda Futri ini...
BalasHapusSemoga Mbak Visya dimudahkan urusannya dalam mengembangkan bisnis toko kue dan toko bukunya yaaaa...
Aamiin ya Allah. Makasih banyak mba Dian, means a lot :''
HapusJadi terinspirasi lagi buat buka usaha lagi ya mba mendengar paparan dari Ibu Futri
BalasHapusAyoo bun dilanjutkan ;)
HapusWah bagus sekali penjabarannya, aku juga jadi terinspirasi nih buat jadi pengusaha seperti beliau. Tips dan trick nya juga kena banget di aku, doakan semoga jadi pengusaha
BalasHapusAamiin. Ayoo mok berjuang bersama 😊
HapusAaaahh, mau nangis baca postinganmu. Kemarin enggak bisa ikut gegara si bungsu sakit. Masya Allah mbak futri ini ya womanpreneur panutan banget. Makasih sharingnya vis, bermanfaat tenan
BalasHapusSemoga ada rezeki di next womantalks kak. Semoga lekas sehat juga si bungsu 😊😊 sama sama kaak
HapusWah bener banget nih mbak. Usia Aku Yang sudah mau masuk 30 tahun ini sering dibilang harus berani mencoba semuanya khususnya dibidang usaha. Akhh Aku jadi pengen coba usaha toko kue juga seperti mbak Vista..
BalasHapusHehe ayoo mbaa dipraktikkan langsung yuuk😊
Hapussangat menginspirasi, semoga kita lekas mengikuti jejak beliau menjadi pengusaha sukses
BalasHapusAamiin ☺
Hapusaamiin ya rabb.. aku juga mbak smpet kepikiran pingin bisnis tapi bingung
BalasHapusIkut2 komunitas womenpreneur dlu aja mom hehe sama sharing2 womenpreneur.
HapusWah banyak ilmu bermanfaat yah
BalasHapusTentunyaaa.. alhamdulillah 😊
HapusTernyata punya tahapannya juga ya mbak, usia saya 30 tahun, jadi usia tahap mengumpulkan kekayaan ya mbak saya nya.
BalasHapusYaap bener banget mbaa. Semangat!!
HapusAamiin. Semoga keinginannya untuk mengembangkan usaha kue dan bukunya dilancarkan ya mbak. Yang penting yakin, insyaa Allah tak ada yg tak mungkin
BalasHapusBetul betul betul!
HapusWahhhh banyak hal ya yang harus dilakukan bagi seorang ibu yg pgn nyemplung ke dunia usaha. Gk semudah membalikkan telapak tangan ya mbk kalau ingin meraih kesuksesan dlm wirausaha. Makasih loh share ilmu kecenya, pgn aku praktekin nih.
BalasHapusCuuss langsung go mba hehe
HapusJadi semangat nih meneruskan usahaku yang sudah kutinggalkan, padahal itu salah satu kesukaanku juga. Tips usahanya boleh ditiru nih, karena mending terlambat sih daripada tidak sama sekali.
BalasHapusBetter late than never. Yuuuks mom
HapusIya kalau bisnis sesuaikan aja sama passion insyaAllah lebih gampang suksesnya.
BalasHapusNo 5 paling penting yaaaaaaa EKSEKUSI hehe.
Aamiin moga usaha kue dan bukunya berkembang ya mbaakkk.
Aamiin. Makasih mom April 😊😊
Hapussaya memang ada niat untuk berwirausaha
BalasHapusdulu sempat nyambi jualan batik dan produk jamu
tapi ga fokus
moga nanti bisa lebih terencana dan fokus
terimakasih ilmunya
Emang kudu fokus ya mba. Sama samaa 😊
HapusTulisannya menginspirasi, Mbak. Pakai contoh di kehidupan sehari-hari segala. :)
BalasHapusKudu begitu mba biar lebih nampol hehe.
HapusAku pun mulai berpikir pengen berwirausaha nih tapi nyiapin waktu dan mental dulu.
BalasHapusSemoga dilancarkan jalannya ya mbaa.
HapusBu futri bener bener menginspirasi ya. . aku salut banget
BalasHapusIyaa akupun jugaa.
Hapusasik ya mba acaranya bener2 memotivasi kita untuk melakukan sesuatu yang berbeda hehehe
BalasHapusAyoo berubah!! #lho
HapusAku kagum banget sama Bu Futri! Bisa sustain banyak bisnis, bener bener super multitasking!
BalasHapusMoM is master of Multitasking wkwk.
HapusAku pengen punya bisnis juga seperti Mba Fitri. Informasinya bermanfaat deh Mba, makasih ya.
BalasHapusAamiin.
HapusMangattttssss mba!
Masama yaa.