Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan


Masa-masa kehamilan tak bisa disepelekan disebut sebagai periode awal mendidik anak. Sekalipin secara fisik ia belum tampak dalam hadapan kita tapi ia sudah melekat dalam tubuh ibunya. Bahkan di usia 120 hari ruhnya sudah ditiupkan, artinya ia sudah menjadi seorang makhluk hidup! Ia sudah bisa mendengar suara-suara dari luar, merasakan cahaya, gelap dan stimulus lainnya.

Lantas apa saja yang bisa dilakukan ibu hamil dalam mendidik janinnya?

Pertama, doa dan dzikir.
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh." (Q.S. Ash-Shaffaat:100)

"Disanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, 'Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (Q.S. Ali Imran:38)

Dzikir terdiri dari takbir, tahmid, tahlil dan istigfar. Saat ayah dan ibu berdoa, ajaklah janin turut serta. Misal
"Sayang, yuk kita berdoa pada Allah agar kelak kamu dijadikan anak yang sholeh/ah. Habis itu kita berdzikir ya untuk memuji Allah."
Disini anak diajarkan untuk bersyukur dan memohon kebaikan pada Allah.

Kedua, ibadah. Ibadah yang dimaksud disini tidak hanya ibadah wajib seperti shalat dan puasa Ramadhan tapi juga ibadah sunah. Sejak awal kehamilan sebaiknya perbanyak shalat tahajud, hajat dan shalat sunah lainnya. Jangan lupa ajak anak berdialog
"Nak, sekarang kita shalat subuh ya."

Kalau perlu, tentunya setelah memastikan kondisi janin dan ibu dalam keadaan sehat, cobalah ajak janin berpuasa.
"Nak, hari ini kita belajar puasa ya. Sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah. Semoga kita kuat ya Sayang."

Ketiga, membaca dan menghafal. Siapa bilang mengajarkan anak membaca hanya bisa dilakukan saat anak sudah lahir? Sejak anak dalam kandungan, orangtua sudah bisa mengajarinya dengan membacakannya buku cerita anak yang ringan di depan perut sang ibu seraya mengungkapkan hikmah dari cerita tersebut. Di zaman sekarang sudah muncul beragam inovasi buku bagi bayi, bahkan ada buku bantal untuk anak usia 0-6 bulan yang aman untuk dipegang. Dengan dibacakan cerita, janin akan terbiasa mendengarkan kosakata, hal ini mungkin juga akan menjadikan anak yang kaya akan verbal. Tentu saja harus kosakata yang baik ya, Ayah, Bunda.

Di samping membaca, bagi para orangtua muslim tentu menginginkan anak yang senantiasa membaca, memahami dan mengamalkan Al Quran. Baik bagi orangtua untuk mengajak janin turut menghafal sejak dalam kandungan.
"Sayang, yuk sekarang kita hafalkan surat Yasin ya."

Selain menghafal Al Quran, janin juga sebaiknya sering-sering diperdengarkan murottal surat-surat dalam Al Quran. Tak hanya murottal, tapi juga lantunan ayat suci yang langsung dibacakan oleh ayah dan ibunya. Hal ini menjadi pembiasaan baginya agar kelak terbiasa mendengarkan bahkan membaca Al Quran. Bahkan banyak dijumpai kasus, orangtua yang sering memperdengarkan Al Quran pada janinnya sejak dalam kandungan, alhasil saat sudah lahir sang anak yang tadinya menangis, langsung tenang begitu mendengar lantunan ayat suci Al Quran.


Keempat, bermain dan bernyanyi. Tendangan cinta dari janin adalah sesuatu yang membuat sebagian besar ibu bahagia. Betul? Itu menandakan dirinya sehat berada di dalam, meski ada beberapa kasus tendangan yang melebihi batas juga harus diperiksakan. Tendangan cinta bisa yang lebih terasa ketika ibu baru selesai makan. Tendangan cinta juga mengandung beragam arti. Salah satunya ia mungkin mengajak ibunya bermain.

Responlah tendangan tersebut dengan cara menepuk pelan bagian yang terasa oleh tendangan sambil berujar
"Kamu ngajak bunda main ya. Yuk kita main."

Lakukan hingga tendangan tak lagi terasa. Mungkin artinya si dedek mulai lelah. Hehe. Ini juga dilakukan dalam rnagka memberikan stimulus sentuhan pada janin.

Selain mengajak bermain, ajaklah juga janin untuk bernyanyi. Nyanyian dapat membuat janin merasa lebih bahagia dan rileks. Pilihlah lantunan yang berisi kata-kata positif bahkan mendidik, baik nasyid anak-anak ataupun lagu anak-anak. Lebih bagus lagi ibu membuat lagu simple untuk janin.

Kelima, mengenalkan pada alam. Ada baiknya sejak dalam kandungan janin dikenalkan pada kondisi alam seperti hujan, suara petir, cahaya, gelap, dan lain sebagainya. Hal ini ditujukan agar ia terbiasa dengan kondisi-kondisi alam dan tidak mudah menangis ketika mendengarnya.
"Nak, sekarang sedang turun hujan deras sekali. Tadi baru saja terdengar suara petir. Waktu hujan adalah salah satu waktu terbaik untuk berdoa. Yuk kita berdoa sama Allah."

Keenam, berdialog. Mungkin sejak awal postingan saya kerap mencontohkan beberapa percakapan ibu pada sang janin. Setiap pagi lakukanlah ineraksi dengan janin. Ajak ia bekerjasama menjalani aktivitas dan hari-hari.
"Nak hari ini temani bunda kesini dan kesitu ya.."

"Hari ini kita di rumah saja ya Sayang, kemarin kan sudah pergi seharian pasti dedek lelah."

Yap, sebab mengajak janin berdialog sangatlah penting, terlebih ketika indera pendengarannya sudah berkembang sempurna. Menurut para ahli mengajak janin berdialog juga membuatnya lancar bericara kelak karena kosakata yang dikeluarkan oleh ayah dan ibunya yang mengajaknya berdialog. Selain berdialog, ajak ayah dan juga anggota keluarga lainnya untuk sering-sering mengelus perut ibu. Hal ini membuat janin percaya diri bahwasanya dirinya begitu dicintai oleh orang-orang di sekitarnya dan dinanti kehadirannya terutama ayah ibunya.

Penting bagi ibu hamil untuk (selalu) merasa bahagia. Ingatlah bahwasanya segala emosi yang dirasakan oleh ibu pasti dirasakan oleh si janin. Tentu setiap ibu ingin melahirkan anak yang senantiasa ceria maka sang ibupun harus senantiasa ceria. Tak hanya peran ibu yang dibutuhkan, peran ayah dan orang sekitar juga sangat dibutuhkan dalam mendukung fisik dan emosi sang ibu dan menjaganya agar selalu bahagia.

Selain emosi, perhatikan juga kondisi fisik dan asupan nutrisi ya Ayah, Bunda. Perhatian anjuran dari dokter. Hihi padahal yang nulis kadang masih jajan di luar. Insya Allah lagi berusaha ngurangin :))


Mungkin jika kita bisa mendengar ia bicara, ia akan bicara:

"Mom, you must be strong! I strongly feel what you feel. When you smile and laugh, i smile inside. When you cry and sad, i cry and sad inside. I wanna meet you happy, few months later. I wanna born as happy and blessed child. For me, be happy as always.. Please..
.
You are my Kartini. You'll be my first love. I love you Mom.."

*disadur dari buku Ya Allah Jadikanlah Aku Sekolah Terbaik untuk Anakku karangan Adzkiya Muthi & RN Lathifa dengan segala tambahan dari saya, Visya. Semoga bermanfaat 😃

0 komentar: