Satu subuh, saat lagi membuka WhatsApp. Aku mendapati berita, tetangga di kontrakan sebelumnya masuk ICCU (intensive cardiology care unit) dengan indikasi nyeri dada. Beberapa jam kemudian, terdengar kabar, beliau wafat. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Kronologinya, saat itu Minggu malam, almarhum berolahraga (menurut info yang kudengar, badminton). Saat itu sudah mengeluh nyeri dadak. Hingga akhirnya pukul 02.00 dini hari pergi ke RS. Setelah berpindah-pindah RS, barulah di sekitar jam 04.00 mendapat penanganan di RSUD yang ternyata semacam serangan jantung.
"Tiba-tiba banget.." begitu kata istrinya.
Dalam usia masih 30 tahun-an, almarhum meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Semakin beranjak usia, beberapa kali aku mendengar kabar suami atau istri (lebih seringnya suami) teman yang berpulang dalam usia muda karena penyakit yang sudah terlanjur parah tanpa tahu sebelumnya. Dari sini aku belajar, selain berikhtiar dengan pola hidup, betapa pengecekan kesehatan secara berkala itu penting.
Makanya, sewaktu aku dengar denger info Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari Kementerian Kesehatan RI di awal tahun, aku sangat excited, meski baru di awal Maret aku kepoin lebih dalam. Seniat itu aku ikutan karena memang dari setahun terakhir inginn medical check up belum terwujud.
Cek Kesehatan Gratis adalah program Kementerian Kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan secara gratis di hari ulang tahun (pada praktiknya, aku bisa pilih sejak H-13) hingga H+30. Ya, istilahnya, kado ulang tahun dari Kemkes RI. Bisa didapatkan mulai dari bayi baru lahir hingga lansia dengan detail pemeriksaan sebagai berikut.
Ternyata daftarnya semudah itu!
"Apa aja yang diperiksa? Kapan bisa klaim? Worth it ngga?"
Yuk baca cerita pengalamanku! Plus aku spill di akhir cerita bagaimana cara daftarnya.
Cerita Awal
Setelah daftar lewat WA Bot Kemkes, aku awalnya pilih lokasi cek di Sulawesi karena di tanggal ultah akan ada disana. Saat aku buka link pendaftaran, hanya bisa pilih di hari H ultah sampai H+4, ternyata karena bertepatan dengan Lebaran jadi tanggal lainnya ngga bisa diklik.
Saat aku buka lagi link pendaftaran, ternyata bisa pilih tanggal mulai H-13. Kupilih tanggal 12 Maret (ternyata bisa pilih mulai dari H-13) di puskesmas kecamatan terdekat.
Rabu 12 Maret 2025 jam 08.00 WIB aku tiba di puskes. Ternyata baru buka jam 08.30. Tapi gapapa, karena aku jadi nomor urut 1. Ternyata di puskes tempat kuperiksa, disarankan datang hari Rabu, dimana di hari tersebut ada layanan tes IVA dan sadanis. Jadi sekalian jalan gitu. Padahal aku ngga tahu sebelumnya, qadarallah berjodoh (ngga harus bolak balik)!
Pertama-tama, verifikasi data oleh petugas dan dilanjutkan pengisian form manual seputar latar belakang kesehatan. Sebelum melakukan pemeriksaan pertama, aku dicek BB, TB, tensi dan lingkar pinggang.
Pemeriksaan pertama, deteksi kanker leher rahim (serviks) dengan metode IVA* Disarankan tidak dalam kondisi haid. Bagi yang sudah menikah, disarankan tidak HB di harii sebelumnya.
*Inspeksi Visual Asam Asetat, cara paling sederhana deteksi kanker leher rahim dengan visualisasi langsung perubahan jaringan dengan bantuan asam asetat. Hanya butuh sekitar 3-8 menit, berbeda dengan pap smear yang melalui uji lab.
Pemeriksaan kedua, pemeriksaan payudara klinis (SADANIS). Hanya sekitar 5-10 menit. Balik lagi ke meja pendaftaran untuk memberikan kertas dari pemeriksaan 1&2, lalu diarahkan ke pemeriksaan berikutnya.
Pemeriksaan ketiga, cek lab. Apa saja yang diperiksa? Gula darah, trombosit, hemoglobin dan leukosit. Karena kondisiku berpuasa yang masih kurang dari 10 jam, jadi jatuhnya Gula Darah Sewaktu bukan Gula Darah Puasa. Disarankan berpuasa 10-12 jam sebelum pemeriksaan untuk gula darah puasa.
Selagi menunggu hasil tes lab, lanjut ke pemeriksaan 4&5. Sebelumnya, ke bagian tensi (nurse station) untuk antrean pemeriksaan ke-empat.
Pemeriksaan keempat, pemeriksaan gigi. Sejujurnya disini pemeriksaannya tidak terlalu mendetail (kurang dari 5 menit), di puskes tempat kuperiksa. Hanya sekadar saran berkaitan menyikat gigi untuk kasus gigi sepertiku.
Pemeriksaan ke-lima, rekam jantung (electrocardiograph/EKG). Kita akan ditempeli alat-alat di pangkal kaki, pangkal tangan dan di sekitar dada (sekitar 4 titik) selama kurangebih 5-10 menit.
Setelah itu, balik ke lab untuk ambil hasil tes. Selanjutnya, lalu ke meja pendaftaran CKG untuk kemudian diarahkan ke dokter umum.
Di bagian dokter umum sebenarnya sesi konsultasi hasil tes lab, rekam jantung dan tes IVA serta kesehatan secara umum tapi kebetulan di aku dokternya hanya menyampaikan "hasil x, y, z bagus dan normal".
Setelah itu? Selesai. Bubar jalan😂
Selain dapat berupa print out dari puskesmas, kita bakal , dapat rapor hasilnya lho! Dikirim begitu selesai tes, lewat Whatsapp chat (berupa link download) dan bakal ada di akun kita di aplikasi Satu Sehat.
Alhamdulillah hasilku sehat dan normal💙
Kesan & Pesan
Waktu tahu, pilihan faskes hanya di puskesmss kecamatan, aku sudah tidak berekspektasi tinggi soal kelengkapannya. Seperti misalnya, di skrining mandiri, ada kolom pemeriksaan kesehatan jiwa dan di bagian deskripsi program ada peneriksaan THT dan cek paru, tapi di puskes tempat kuperiksa ketiganya ngga ada.
Ini aja aku posisi Jabodetabek ya, ngga kebayang yang di kabupaten luar Jabodetabek apalagi luar Jawa. Bahkan masih banyak lho, teman-teman di Jabodetabek apalagi luar Jawa yang baru tahu program ini!
Tapi so far aku tetap sangat mengapresiasi ini! Worth it! Aku sangat menyarankan kalian melakukan CKG ini. Terlepas lengkap tidaknya, anggap saja untuk mengambil hak kita.
"Emang apa pentingnya cek kesehatan?"
- Jadi tahu kondisi badan
- Lebih cepat tahu, lebih mudah ditangani dan cepat sembuh
- Jadi tau apa yang harus dilakukan agar tetap sehat*
- Hemat uang, kalo berbayar, ini tuh totalnya bisa sampai jutaan lho!
*tergantung nakesnya (terutama dokter umumnya) 😆
"Duh takut sama hasilnya.."
Pastinya pertama, kuatkan niat, untuk mengetahui dari awal kondisi kesehatan kita. Siapkan juga mental "aku siap menerima apapun hasilnya dan bagaimana harus ke depannya" insya Allah lebih tenang.
"Trus trus gimana cara daftarnya?"
Ngehubungin puskesmas kecamatan ❌
Ngehubungin WA Kemkes atau Aplikasi Satu Sehat ✅
Aku pribadi tim daftar pakai WA, gini langkah satsetnya.
1. Chat "kado" (tanpa tanda petik) ke WA Layanan kesehatan Primer Kemenkes RI
2. Nanti akan muncul balasan seperti ini, pilih pendaftaran.
3. Klik link yang diberikan, isi data diri termasuk puskesmas yang dituju.
Jika pendaftaran berhasil, akan muncul notifikasi chat seperti ini.
Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan kalian melakukan skrining mandiri lewat link yang diberikan, untuk mendeteksi kondisi awal peserta CKG.
Mau Ubah Data? Satset Banget!
1. Chat "kado" (tanpa tanda petik) ke WA Layanan kesehatan Primer Kemenkes RI
2. Pilih ubah data
"Berapa sih nomor WA bot Kemenkes RI?"
0812-7887-8812
Atau kalian bisa juga cek di riwayat chat kalian ketik "Layanan Kesehatan Primer Kemenkes RI". Nomor bot ini sebelum-sebelumnya udah pernah ngechat kita lho!
Please note!
Enaknya tuh, di program ini kita BEBAS milih puskesmas kecamatan mana. Jadi, saranku, kalo kalian punya waktu lebih sebelumnya, bisa survei dulu di puskesmas yang dituju selengkap apa berdasarkan yang ditawarkan Kemkes di webnya.
Aku bukan duta ataupun influencernya Kemkes RI, (eh tapi kalo diminta, bisa kita bicarakan lah yaa, hehe). Aku cuma pengen influence orang-orang untuk lebih aware kondisi kesehatan, salah satunya dengan Cek Kesehatan Gratis ini.
Yuk, mulai sekarang, alokasikan dana untuk medicak check up setidaknya setahun sekali (yang punya dana lebih bisa periksa lebih dalam lagi). Sehat, sakit, hidup dan mati di tangan Allah, tapi manusia wajib berikhtiar. 💪
Ada pertanyaan lagi? Tulis di kolom komentar ya!
0 komentar: