Add caption |
Pernah ngerasain
yang namanya running dua kota dalam sehari? Aku mungkin bisa dibilang sering.
Tapi pengalaman yang satu ini beda dari seri backpacking-ku lainnya. Yuk disimak ya!
Minggu, 27 April 2014
Minggu pagi pukul
06.30 aku udah standby di depan halte Tosari dekat Bundaran HI dnegan menenteng
tas es berwarna biru tua. Aku menunggu 3 orang temanku lainnya. Wardani dan Antari katanya lagi ke toilet. Ga lama
berselang, bertemulah kita bertiga. Nah tinggal Hani nih. Dimanakah?
Olalala, ternyata
motor yang ditumpanginya bersama sang ayah kejebak car free day. Well memang
sih kalo sudah jam 6 lewat ga boleh ada satupun kendaraan bermotor (ga cuma
motor lho ya!) yang boleh lewat kecuali Transjakarta sampai jam 11.00 WIB di
sepanjang jalan Sudirman. Alhasil Hani naik TJ dan akhirnya kita berempat
bersua~
Kami pun langsung
bergabung dengan tim lainnya yang ternayat ‘bersembunyi’ di balik halte.
Setelah sarapan roti dan minum, lalu para ketua tim di-briefing. Wah ramainya
tim-tim lain. Ada yang bawa baskom, nampan dan lain-lain. Setelah itu mulailah
kita beraksi! Aku pegang nampan, Wardani pegang uang kembalian, Antari dan Hani
bawa bakul es.
Jengjeng, mau
ngapainkah kita?
Yap kita mau
berdanus, eh tapi biar lebih kece dikit gantilah jadi kewirausahaan, hihi.
Ceritanya kita lagi ikutan mata kuliah kewirausahaan dan ada yang namanya
Entrepreneur Challeneg. Kita kudu jualan di sepanjang jalur car free day. Timku
sendiri jualan es susu dan puding.
Rute pertama kita
adalah arah Dukuh Atas. Di menit-menit pertama jualan kita belum laku sama
sekali. Aku yang paling berkoar-koar sudah mengerahkan segenap tenagaku. Kami
tawari ke setiap orang yang lewat di hadapan kami, tak satupun tertarik. Rupanya
Allah inginkan kami berjuang LEBIH! Baiklah. Bismillah..
“Sepertinya target
utama kitaorangtua yang bawa anak kecil deh, Sya.” Kata Hani. Oke!
Alhamdulillah
strategi kami berhasil, kami tawari setiap anak kecil yang datang bersama
orangtuanya, hihi. Anyway kami hanya dikasih waktu jualan pukul 07.30 – 09.30
dan harus berkumpul di Monas. Alhasil berjalanlah kami dari Tosari ke Monas.
Udah mana sempat ‘beradu’ jalan dengan demonstran bank B*N pula. Meski begitu
dagangan kami laku lho, hanya sisa 2 es beku dan 3 puding untuk kami makan,
hihi.
Oke setelah
istirahat sejenak, dibriefing panitia lalu melaporkan hasil, kami pun pulang.
Pulang? Tidak bagiku, karena aku harus segera meluncur ke Bandung untuk rapat
NYL. Aku janjian dengan ayahku di Blok M untuk membawakan barang bawaanku.
Waduh busway nya lama nian ini, masa jam 12 baru datang, ckck. Alhasil sampai
Blok M jam 13.00. Setelah pamit dengan ayah, aku meluncur ke Pasar Rebo.
Olala cobaan lagi,
ternyata perjalannnya macet. Jam 14.00 baru sampe Pasar Rebo. Menunggulah aku
pada bus jurusan Leuwi Panjang, Bandung. Biasanya aku naik bus Primajasa* tapi
kok yang ada malah bus biasa ya. Naiklah aku. Mendadak aku bad feeling, takut
dibawa muter-muter jalurnya. Turun lagi, nunggu Primajas*. Eh lama banget, ga
datang-datang, muncul lagi bus biasa. Mengingat udah cukup sore, aku nekat aja
naik bus biasa. Bismillah..
Biasanya aku selow
aja kalopun harus berperjalanan sendiri tapi kali ini entah kenapa aku merasa
kurang nyaman, agak takut gitu. Pengen nangis, huaaa... Syukurlah 2,5 jam
kemudian tepatnya jam 17.30 aku tiba di terminal Leuwi Panjang. Meeting point
nya di Dago. Aku langsung memburu bus DAMRI.
Tahukah kamu?
Ternyata DAMRI ke Dago udah pada pulang dari jam 17.00. O-M-G, beda banget sama
Jakarta yang 24 jam, eh ga juga sih, at least sampe jam 22.00. Aku pun naik
DAMRI berbeda, diturunin sama abangnya di Ci apa gitu, lupa. Katanya dari situ
naik angkot langsung ke Dago. Aku tiba di tempat penurunan sekitar jam 18.30.
Deg-degan dong, secara bukan daerahku. Nyari angkot tujuan Dago ga nemu,
sekalinya ada yang sepi. I dont want. Oh ya saat itu hapeku udah mati total, ga
bisa menghubungi siapapun, hanya mengandalkan ingatan di sms dari Angga tadi.
Eh ada yang ada
penumpangnya, 1 orang sih. Naiklah. Dan ternyata penumpangnya turun, tinggallah
aku sendiri. Makin dzikiran kan aku, ya Allah bantu hambaMu yang dhaif ini..
Alhamdulillah penumpang bertambah. Tapi dalam hati aku berdoa semoga ini ibu
turunnya setelah aku. Semoga aku cepat turun. Ternyata perjalananku ga
sampe-sampe sodara sodara! Ibu itu pun turun, nah lho, makin deg-degan kan aku.
Oke ga lama, naik
lagi penumpang. Coba, gimana perasaanmu di daerah orang dnegan ponsel mati dan
setiap saat deg-degan takut sendirian di angkot? Tapi aku selalu punya Allah
:’) Untung saja aku masih hafal daerah Dago, begitu lewat McDonal* langsunglah
aku turun. Daaaaan, akhirnya ketemu Angga dan Risni ya Allah. Mereka yang lebih
bersyukur melihatku, takutnya aku kenapa-kenapa di jalan, haha.
Oke tinggal nunggu
Sasi, kak Tryas dan Ori. Ga lama mereka datang dan rapat NYL pun digelar hingga
pukul 22.00. Kak Tryas dijemput temannya. Sasi dan Ori ke Telkom, tempatnya
Arum, mereka bermalam disini. Sementara aku di kos Risni yang ga jauh dari kos
Angga. Kocak banget Ori and the gank. Bikin ketawa mulu, haha. Setelah
muter-muter nanya rute angkot, akhirnya dapatlah angkot and we were saying
goodbye :’)
Daaan masalah baru
muncul lagi, aku belum tahu pulang naik apa besok sementara pukul 10.00 aku
udah harus di Jakarta karena ada kuliah yang ga mungkin ditinggal. Tadi selama
di restoran udah sempat searching tiket kereta api tapi NIHIL. Alhasil kita
bertiga menyusuri sepanjang jalan Dipati Ukur buat nyari travel. Penuh
semuaaaa. Nyari lagi. Ada yang kosong tapi berangkat jam 06.30. Kalo mau yang
lebih pagi datang jam 04.00 tapi belum pasti. Okelah gapapa booking dulu aja.
Kita bertiga pun
pulang. Di perjalanan kita sempat mampir di warung nasi goreng. Makan sambil
bercerita, serunya~ Lalu kita pun kembali ke kos masing-masing. Lumayan juga
jalannya itu, hihi. Aku tiba di kos Risni. Risni ngerjain tugas, aku pun juga
belajar sampai ketiduran saking lelahnya~
Oh ya niatnya sih
datang ke travel jam 4 kurang tapi ternyata ketiduran sampe jam 04.30 padahal
katanya Risni udah pasang alarm, haha. Yaudah gapapa, jam 05.30 aku pamit
diantar Risni sampai depan gang untuk naik angkot, Wih angkotnya ramai oleh
para pedagang pasar tapi anehnya mereka pada berbahasa Jawa, -_- turunlah aku
di Dago. Tadinya dari Dago mau naik angkot tapi gapapalah jalan sehat aja.
Alhamdulillah sampai travel jam 06.00. nunggu bentar trus naik travel deh.
Awalnya sempat
was-was bakal siang sampe Jakarta soalnya aku pernah juga naik travel dari
Bandung jam 05.00 dan sampe Jakarta jam 09.30 karena Senin yang macet tapi
alhamdulillah kali ini jam 09.30 aku sudah tiba di kampus.
Wah benar-benar tak
terlupakan. Aku rasa itu masa backpacking tersingkatku deh. Sore berangkat,
subuh udah pulang lagi, haha. Well tak apa. Semangat!
Semoga berhikmah ya
J
0 komentar: