Surat Singkat Dari Seorang (Calon) Istri dan (Calon) Ibu



Dahulu, saat aku kecil, aku hanya tahu bahwa aku,
adalah seorang anak. Seorang putri dari sepasang ayah-ibu yang begitu mencintai dan menjagaku..
Seiring bertumbuh dewasanya aku, kusadari bahwa kelak akan ada dua peran penting yang akan kuemban.. 
Ya. Seorang istri dan seorang ibu. Tentu saja yang sholihah. :)



Anak-anakku kelak berhak lahir dari rahim seorang wanita sholihah yang baik pemahaman agamanya
Anak-anakku kelak berhak lahir dari rahim seorang wanita yang cerdas intelektualnya
Anak-anakku kelak berhak lahir dari rahim seorang wanita yang tangguh fisik serta hatinya
Dan pula, anak-anakku kelak berhak memiliki ayah yang sholih dan setia pada mereka serta ibu mereka, yaitu aku. (Evi Syahida)

Allah, bantu aku mendidik diriku menjadi istri sholihah bagi suamiku kelak
Yang membersamainya di kala sempit maupun lapang, yang mampu menjaga keutuhan rumah tangganya, yang patuh padanya selama itu baik.
Dear, pangeran biruku, datanglah di waktu yang tepat. Jangan terlalu lama menunda :)

Allah, bantu aku mendidik diriku menjadi ibu yang sholihah bagi anak-anakku kelak
Yang mendidik dengan penuh cinta dan cita, berlandaskan Al-Qur’an dan al-hadits, serta senantiasa mengutamakan mereka di atas kepentinganku.
Dear, anak-anakku, semoga Allah segera mempertemukan ayah dan ibu agar kalian dapat segera melihat indahnya dunia yang tak lebih indah dari akhirat..


Ya Allah..
Jika kelak rasa malas ataupun futur menghampiri, aku harus selalu ingat bahwa kelak aku akan menjadi seorang istri dan seorang ibu.
Aku harus SEMANGAT!
Jika kelak rasa putus asa menghampiri, aku harus selalu ingat bahwa kelak aku akan menjadi seorang istri dan seorang ibu.
Aku harus tetap BERJUANG!

Jika kelak tubuhku sakit-sakitan, aku harus selalu ingat bahwa kelak aku akan menjadi seorang istri dan seorang ibu.
Aku harus tangguh fisik! Meski sakit itu tak bisa kuhindar..

Jika kelak aku menangis karena terluka, aku harus selalu ingat bahwa aku kelak akan menjadi seorang istri dan seorang ibu.
Aku harus tangguh hati! Meski menangis itu wajar..

 Hidup adalah menanti, ya, menanti kematian seraya mengisinya dengan kebaikan..
Jika kelak sakratul maut menghampiri, maka semoga saat itu telah kusempurnakan mimpiku:  menjadi istri dan seorang ibu.
Agar aku dapat menikmati kematian dalam khusnul khotimah
Semoga Allah mematikanku dalam keadaan syahid, seperti namaku. Syahida.
Aamiin ya Allah.

Jakarta, 25 Ramadhan 1435 H
Dari seorang calon istri dan calon ibu :)

0 komentar: