Perpisahan di Penghujung November

bapak dan ibu guru PKM :)
"Setiap orang yang menghendaki sebuah pertemuan seharusnya juga mempersiapkan sebuah perpisahan."

Allah telah menciptakan segala sesuatunya berpasangan-pasangan. Bukan soal pasangan hidup saja, melainkan hal-hal yang jauh lebih abstrak dari itu. Contohnya pertemuan dan perpisahan. Ya, ada pertemuan, pun pasti ada perpisahan. Mutlak, tak bisa diganggu gugat. Entah bagaimana caraNya melakukan keduanya.
Hingga kini usiaku menginjak di angka 20, telah banyak orang yang kutemui. Jua telah banyak perpisahan yang kualami. Seperti yang kualami di akhir November lalu

Juli 2014
Kali pertama aku menginjakkan kaki di SMP Negeri 43 Jakarta. Ya di semester 7 aku mengambil mata kuliah Praktek Kegiatan Mengajar atau PKM, semacam magang di sekolah selama empat bulan.

Sebetulnya aku ingin PKM di SD tapi tidak bisa, jadilah di SMP. Meskipun semester 7 baru akan dimulai bulan September namun persiapan PKM sudah dilakukan sejak bulan Juni. Mulai dari membentuk kelompok, mencari sekolah hingga survei sekolah.

Hari itu tanggal 14 Juli kali pertama aku datang ke SMP Negeri 43 Jakarta bersama 4 orang teman sekelompokku (Mira, Fachri, Pauji dan Runnis) dan dosen pembimbing kami (Bu Fanti). Kami bertemu dengan pihak sekolah yang terdiri atas kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru-guru matematika. Secara simbolis Bu Arfan melepas kami ke sekolah. Dan sejak hari itu hingga beberapa bulan ke depan resmilah kami menjadi guru sementara di SMP Negeri 43 Jakarta.



bapak dan ibu guru PKM :)

Hari-hari kami lalui bersama. Membuat RPP, program semester, program tahunan dan pembagian jadwal mengajar adalah hal yang cukup membuat kami hectic di minggu-minggu awal keberadaan kami. Hmm di semester 7 aku berniat kuat untuk mengurangi kegiatanku di luar. Yap aku mau fokus menjadi guru disini, menimba ilmu dari bapak/ibu guru  profesional disini.
Setiap harinya ada 3 mahasiswa yang datang ke sekolah. Sejak tahun 2013 mahasiswa yang mengambil mata kuliah PKM boleh sambil mengambil mata kuliah lain jadi tidak harus full 5 hari di sekolah. Guru pamong kami ada 2 yakni Bu Tuti (guru kelas 8.4, 8.5 & 8.6) dan Bu Julita (guru kelas 8.1, 8.2 & 8.3). Aku diamanahkan untuk memegang kelas 8.4 dengan guru pamong Bu Tuti. Aku sendiri punya jadwal setiap hari Senin, Selasa dan Rabu di sekolah. Namun aku menambah hari Jumat karena kelas yang aku pegang punya jadwal matematika di hari Rabu dan Jumat.
Well di postingan ini aku tak akan bercerita tentang hari-hariku di sekolah karena begitu banyak kisah, sampai aku membuat Diary Ibu Guru Visya. Langsung saja ke detik-detik perpisahan.
Kamis, 26 November 2014
Setelah 4 bulan lebih kami berada di sekolah ini, tibalah saat ini. Hari perpisahan. Beberapa hari sebelum hari ini, tepatnya di hari terakhirku mengajar di 8-4 aku sudah memberitahu murid-muridku bahwa kami akan 'pergi'. Mereka membuat sebuah kejutan kecil untukku.

Dipasangnya hiasan foto-fotoku di papan tulis serta diberikannya hadiah untukku.

"Bu Visya jangan pergi."
"Emang harus banget pergi apa, Bu?"
"Disini aja, Bu."


Begitulah respon-respon mereka yang kudengar. Tidak, aku tidak boleh menangis. Sekuat tenaga aku berusaha menabahkan diri. Hingga akhirnya aku benar-benar bisa keluar kelas.

Perpisahan hari ini berlangsung di siang hari, bersama dosen pembimbing kami. Diawali dengan ucapan dari pihak sekolah dan dosen pembimbing kemudian pesan dan kesan para mahasiswa PKM.

"Begitu banyak hal yang saya dapatkan disini dari bapak/ibu guru. Kami mengucapkan banyak terimakasih atas pembelajarannya, mulai dari cara membuat RPP, mengajar di kelas, menjadi guru piket dan lain sebagainya. Akan terus kami kenang." tuturku haru.

Ya Allah.. Rasanya baru kemarin dosen pembimbing kami melepas kami disini, dan hari ini kembali menarik kami. Rasanya baru kemarin menjadi guru piket bersama bu Wiwin, bu Erna dan bu Tri. Rasanya baru kemarin belajar dan mengobrol bersama siswa-siswi disini, bahkan berfoto bersama. Rasanya baru kemarin setiap Senin mengikuti upacara bendera. Rasanya...akan merindukan semua ini!
Ya, waktu terasa cepat bagi mereka yang memaknainya.
bersama guru-guru hebat di 43

Terimakasih atas bimbingannya untuk dosen pembimbingku dan bapak/ibu guru.
Bu Tuti dan Bu Julita atas kepercayaannya untuk memegang kelas 8.
Pak Sugeng dan Pak Usman yang seringkali membercandaiku dan membuat ruang guru penuh tawa.
Bu Sumirah atas kepercayaannya padaku untuk memegang KIR.
Bu Wiwin, Bu Erna dan Bu Tri, yang menemani di hari Selasa saat piket. Dan semua bapak/ibu guru..
Terimakasih untuk murid-muridku kelas 8-4 yang sudah memberi senyum dan airmata, warna yang baru bagiku.
Terimakasih untuk kelas 7-3 atas kenang-kenangan kata-kata romantisnya. Bani, Zahra, Calista, ibu akan merindukan kalian semua!
Terimakasih Cades untuk ukiran hatinya.
Terimakasih untuk semua murid-murid 43 :)
Hujan di hari itu menjadi saksi sebuah perpisahan..


Kini tak akan lagi ada aku yang berangkat pukil 05.30, menyanbut murid-murid di depan gerbang.
Ya akan ada yang berubah.. Namun percayalah kisah kita kemarin akan selalu terkenang dalam benakku, menjadi pembelajaran berharga untukku.
Semoga Allah pertemukan kita kembali. Aamiin :)
----
Perpisahan memang menyedihkan. Perpisahan tak pelak harus menyisakan air mata tak tertahankan. Jika tidak di dunia, semoga Allah pertemukan kita di syurgaNya. Aamiin.
 

0 komentar: