"Setiap Anak Terlahir dengan Rezeki Masing-masing..."


Bismillahirrahmanirrahim..
Beberapa bulan terakhir ceritanya aku dan suamiku sedang menggalau. Pasalnya sering banget kami dengar cerita para pelaku wirausaha sukses. Kami sedang memikirkan, usaha apa yang layak kami jalani ya..



Meskipun suka jualan, tapi aku sendiri bukanlah tipe orang yang suka bermarketing. Yap, aku hanya suka memproduksi produk untuk dijual tapi kurang bisa memasarkannya. Well meskipun saat di SMA aku terkenal sebagai penjual kue buatan sendiri tapi sejujurnya aku ngga perlu teriak-teriak ataupun merayu-rayu (calon) pembeli untuk membeli kueku. Pagi hari begitu tiba di sekolah, aku cukup menaruh kueku di atas mejaku lalu teman-teman akan datang membeli. Tak hanya teman-teman tapi juga guru-guru yang saat itu masuk kelas mengajar kami. Bahkan terkadang belum aku menaruh kue, teman-teman sudah 'menagih' duluan. Bukan karena malas teriak atau merayu tapi lebih karena aku adalah orang yang pemalu dan kurang bisa mempengaruhi orang (untuk membeli).

Begitupun awal kuliah, kue yang kujual aku titip di toko teman, lagi-lagi ga perlu teknik-teknik marketing. Sempat jualan semacam makanan ringan tapi ya karena ngga ada bakat marketing jadi yang laku hanya beberapa saja. Lalu? Sudahan deh, ngga minat lagi untuk jualan. Eits tapi biasanya tiap Lebaran aku, saudariku dan ibuku jualan kue kering. Alhamdulillah meskipun ngga banyak banget orderannya tapi lumayan lah.

Yup. Sekian riwayat diriku di dunia wirausaha dan marketing.

Kalau suamiku sendiri semasa kuliah pernah berjualan pulsa. Itupun tak bertahan lama karena sesuatu hal. Sempat ingin buka usaha laundry. Tapi karena sesuatu hal, tak jadi terlaksana. 

Lalu beberapa bulan sejak menikah kami mulai memikirkan "Kita jualan yuk!" karena ingin meniru Rasulullah sebagai pedagang, bukan sekedar terfokus pada materi.
"Tapi...jualan apa ya?" lalu menggalau selama beberapa waktu.

Sempat terpikirkan mau usaha ini itu. Ah tapi rasanya setelah dipertimbangkan, untuk saat ini tidak memungkinkan, apalagi jika menyangkut domisili kami yang mungkin saja akan masih berubah. Hmm bikan pesimis sih, lebih ke realistis.

Kalau kata para wirausahawan profesional
"Jangan kebayakan mikir, do action!"
Hmm berhubung aku dan suami sama sama tipe orang yang 'menjalani sesuatu karena passion itu lebih membahagiakan' jadi kami ngga mau asal ambil produk orang lain untuk dijual.

Waktu terus berjalan tapi kami masih belum ada ide juga mau jualan apa. Sempat suamiku mengidekan berjualan buku tapi aku merasa masih belum pede, entah dengan pangsa pasarnya, entah dengan strategu marketingnya. Lantas di bulan Mei 2017 sempat terpikirkan mau jadi reseller hijab untuk dijual lagi di kampung suami di Morowali, Sulawesi Tengah. Kebetulan ada kakak sepupu suami yang jualan hijab disana dan kebetulan juga saat itu momen puasa-lebaran biasanya lebih laku. Nah aku dan suami berniat jadi suppliernya. Tapi karena kondisiku sedang hamil besar dan suami yang kerjanya di Bogor kurang memungkinkan untuk belanja di Jakarta, rencana ini pun tidak jadi terlaksana.

Alhasil rencana berwirausaha pun terlupakan begitu saja. Hingga kemudian di bulan Juli 2017 alhamdulillah putra pertama kami, Abrisham Dzakir Ahnaf, lahir.

Jadi teringat bulan puasa kemarin, suamiku mendapatkan kisah berhikmah yang didengarnya langsung dari 'si pelaku'. Kisah seorang ayah yang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya. Kisah lengkapnya ada disini. Dari situ kami belajar,
"Setiap anak terlahir dengan rezeki masing-masing."

Seiring berjalan waktu aku mulai memahami bahwa rezeki bukan soal materi atau uang semata. Rezeki bisa juga berupa diselamatkan diri kita dari marabahaya ataupun berupa nikmat kebahagiaan non materi. Entah bagaimana Allah mengatur beberapa waktu belakangan aku banyak diberi pemahaman makna rezeki oleh Allah. Entah lewat postingan di sosmed yang tak sengaja kulihat dan baca, kutipan-kutipan di buku yang sedang kubaca ataupun melalui pembicaraan dengan teman tanpa direncanakan. Alhamdulillah.. kian memahami makna rezeki!

Lalu sekitar dua pekan lalu suamiki tiba-tiba mencetuskan ide.
"Kita jualan buku yuk!"
Sebenarnya dirinya sudah pernah mencetuskan ide ini, namun seperti uang kubilang di atas, aku masih ragu. Begitupin kali ini. Ragu. Tring! Entah bagaimana Allah membuka pikiran dan hatiku, beberapa hari kemudian aku mengiyakan ajakan suamiku untuk berjualan buku. Kebetulan suamiku ada link ke beberapa penerbit, langsung saja kami bergerak.

Buku pertama yang kami tawarkan berjudul Teach Like Finland. Kucoba membuat postingan iklan semenarik mungkin lalu mengunggahnya di akun sosmedku dan @birupinkstore. FYI, Birupink adalah nama toko kue ku semasa SMA. Aku suka sekali dengan nama itu jadi kuputuskan menjadikannya sebagai nama toko buku online-ku.

Pre order buku dibuka 3 hari saja, sengaja supaya ngga lama-lama larena akan susah packing dan pengirimannya. Awalnya aku mengira yang akan membeli hanya beberapa orang saja...Namun aku salah! Di hari pertama pembukaan pre order sudah 20-an buku terpesan. Puncak-puncaknya di hari terakhir PO ada 70 buku terjual! Ada dari Palu, Medan, Kendari, Malang, Yogya, dll. Alhamdulillah wallahuakbar!

Weekend libur Idul Adha kami manfaatkan untuk packing dan pengiriman buku. Dari project ini aku belajar banyak hal:
- Bagaimana melayani pembeli dengan sabar. Jujur saja ada pembeli yang agak 'aktif', aku semacam diinterogasi :D
- Belajar membungkus yang rapi. Lumayan lah keterampilan ini bakal berguna bangey XD
- Belajar mengatur administrasi yang baik. Ala ala IRT banget ini mah apalagi menyangkut duit, hahaha.
- Belajar saling bekerjasama dan saling membantu dengan pasangan. Kami sendiri sebenarnya ngga ada pembagian job yang jelas tapi yang pasti aku bagian melayani pembeli dan suami bagian yang berhubungan dengan penerbit/supplier. Untuk packaging kami lakukan bersama.

Buku- buku PO batch 1 sudah terkirim ke para pembeli. Saat ini sudah dibuka PO 2. Well meskipun alhamdulillah uang pesan cukip banyak tapi sesungguhnya kami ngga ambil untung banyak karena fokus kami di awal adalah 'branding' bukan profit. 

Barangkali inilah bagaimana Allah ingin menunjukkan pada kami bahwasanya
"Setiap anak terlahir membawa rezeki masing-masing."
Yap kami anggap ini adalah rezeki atas kelahiran Ahnaf. Kami tidak menuntut agar dirinya terus membawa rezeki finansial pada kami. No. Yang kami harapkan agar kami sekeluarga diberikan rezeki kebahagiaan dan kekuatan dalam menghadapi ujian dariNya serta tentu agar Allah senantiasa mengingatkan kami untik terus bersyukur, bersyukur dan bersyukur.

Alhamdulillah senang akhirnya bisa menemukan produk jualan yang sesuai passion. Yap aku  dan suami sama sama suka nulis dan membaca. Kami juga sama sama bergelut di dunia pendidikan. Semoga berkah usaha ini ya Allah. Aamiin.


Well, now we officially launch Birupink Bookstore. Untuk kakak/adik/bapak/ibu yang membutuhkan referensi buku pendidikan ataupun parenting, sok mangga atuh dilihat katalognya di instagram @birupinkstore dan bisa langsung order by WA ke 085719519415.


Bismillahirrahmanirrahim wa biidznillah for this our new project, created by VISYANDI and baby Ahnaf! :)

20 komentar:

  1. Impian banget Mba sebenernya buka toko buku begini, tapiiii masih kebanyakan mikir nih saya, hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku punya punya mimpi bikin bookstore udh dr SMP mba hehe eksekusi baru 7 th kemudian.. semangat mbaaa Leila :)

      Hapus
  2. Wah, iya, ya. Allah kalau sudah kasih jalan, mudah saja. Enggak pake ribet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbaa, ngerasa berdosa banget dlu smpt mikir kok lama ga dikasih kasih jalan.. hiks. Astagfirullahaladzim..

      Hapus
  3. Dulu saat hamil dan punya satu anak saya jualan buku2 parenting, skrng blm mulai lagi hehe. Saya jg kurang bisa masarin tapi alhamdulillah ternyata kalau sering2 iklan dan nawarin ada aja yg beli, jd ya kudu dipush hehe

    BalasHapus
  4. Masya AllAH...Salut Mbak...Semoga makin berkah usahanya ya:)

    BalasHapus
  5. semoga sukses usahanya mba...berkah dalam mencari rezki dari Allah. amiin...

    BalasHapus
  6. Seperti saya nih, suka galau mau jualan apa. Hehehhe...
    Naksir buku teach like finlandia..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sempga segera diberi ilham mbaa hehe. Boleeh mba kalo mau beli sy masih ready stock, wkwk jd jualan

      Hapus
  7. Alhamdulillah, kalau memang rezeki pasti dtg ke kita kalau kita berusaha, selamat ya mba,,,,

    BalasHapus
  8. Mantap nih. Oya itu buku Salihah Mom Diary isinya apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Kisah para ibu dlm memgasih anaknya uni, yg nulis mba Dewi Nur Aisyah dan komunitas mommeeID :))
      Kalo minat, bs order d aku, uni, hihi under normal price

      Hapus
  9. MasyaAllah tabarakallah mbak. Akupun adalah salah satu emak yang pengen bisnis tapi seringnya malah galau wkwkw Btw, jadi penjual buku harus selalu baca buku-bukunya ya mbak? Karena pembeli sekarang kan makin kritis ya.

    BalasHapus
  10. maasyaa Allah... mbak semoga sukses dan berkah toko bukunya.. insya Allah anak punya rezeki masing2 ya, apalagi ditambah mencontoh sunnah Rasulullah yaitu berdagang, semakin berkah berpahala insya Allah :)

    BalasHapus
  11. Barakallah, smuga lancar usaha toko bukunya. Smuga bisnis kukernya tetep ada heuheu

    BalasHapus