Merayakan HARDIKNAS 2022 dengan Rembuk Komunitas Bersama Tiga Komunitas Merdeka Belajar




"Merdeka Belajar" dan "Semua Murid Semua Guru". Dua istilah yang pertama kali aku dengan di tahun 2017 lewat buku karya Najeela Shihab. Siapa sangka jika tiga tahun kemudian istilah itu dipakai menjadi tagline pendidikan Indonesia. Ya, merdeka belajar dengan menjadikan semua orang murid semua orang guru.

Hari pendidikan nasional menjadi momentum emas bagi pendidikan Indonesia untuk menciptakan dan merayakan. Di tahun ini, Kemendikbud membuat gebrakan baru!


Rembuk Komunitas menjadi salah satu rangkaian perayaan HARDIKNAS 2022. Kegiatan ini menjadi gerakan bersama secara mandiri dari Komunitas Merdeka Belajar yang terdiri dari Komunitas Kami Pengajar, Komunitas SIDINA & Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka sebagai bentuk forum silaturahmi bersama untuk mendorong program Merdeka Belajar demi tercapainya sumber daya manusia yang unggul. Rembuk Komunitas yang sudah diselenggarakan

Rembuk Komunitas digelar pada tanggal 24 Mei 2022 pukul 13.00 - 15.00 WIB. Mengambil tema Bergerak Bersama Berdaya Bersamaz Rembuk Komunitas menghadirkan Barry Mikhael CS (Content Manager Platform Merdeka Mengajar), Titien Suprihatien (Guru SMPN 11 Kabupaten Batanghari Jambi), Rafid Mahlul (Leader Projects NGO Internasional), Muhammad Faisal (Fasilitator Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka), Mona Ratuliu (Founder ParenThink) danRosa Adelina (Ketua Program Ibu Penggerak). Dilaksanakan hybrid secara daring di Hoten Sutasoma Dharmawangsa Jakarta Selatan dan luring melalui aplikasi Zoom, kegiatan ini tentunya menghadirkan Mas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim.

Rembuk Komunitas hadir dengan beberapa tujuan antara lain:
  1. Mendorong aksi kolaboratif serentak dari kalangan guru, mahasiswa dan orang tua dalam memberdayakan program Merdeka Belajar Kemendikbudristek demi meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia
  2. Mensosialisasikan program Merdeka Belajar secara masif hingga keakar rumput
  3. Menyebarluaskan informasi yang tepat dan terpercaya terkaitkebijakan-kebijakan Kemendikbudristek, khususnya terobosanMerdeka Belajar.

Rekomendasi dari Komunitas Kami Pengajar 

Di sesi pertama diisi oleh komunitas Kami Pengajar yang diwakili oleh Barry Mikhail & Ibu Titien Suprihatin dan dimoderatori oleh Koordinator Regional Bali Nusa Tenggara Komunitas Kami Pengajar, Luh Eka Yanthi.

Menurut Barry, sebagian besar orang menilai kreatif dan inovatif hanya yang lekat dengan esetetika seperti menggambar, melukis, bermain musik dan sejenisnya, padahal tidak. Kreatif adalah menghadirkan kebaruan. Tentunya perlu inovatif, berkaitan dengan inovasi. Inovatif adalah hadir dengan solusi yang tidak hanya baru namun berani untuk menjawab permasalahan. Ujung-ujungnya relate dengan produktivitas dan kesinambungan yang menghadirkan merdeka belajar di ruang kelas.

Kompetensi guru saat ini yang diperlukan merajuk pada Ki Hajar Dewantoro. Guru harus punya profil pelajar Pancasila. Guru juga pelajar, mau belajar, memimpin proses pembelajaran, mandiri, bernalar kritis dan berpikiran global. Lantas, apa yang harus dilakukan guru untuk mempraktikkan merdeka belajar? Berdialog dengan siswa, berkomunitas dan memanfaatkan platform merdeka belajar

Sementara Ibu Titien menceritakan pengalamannya selama pembalajaran masa pandemi. Beliau bersama rekan-rekan guru di awal menyebar angket respon ke orangtua tentang pembelajaran daring atau luring. Ini menjadi pedoman guru membuat rencana pembelajaran.

Komunitas Kami Pengajar berharap Kemendikbudristek untuk selalu melibatkan komunitas guru dan sekolah dalam menyukseskan implementasi program Merdeka Belajar di seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Guru juga mampu mengejar ketertinggalan dan memenuhi kebutuhan siswa sehingga membuka ruang bagi siswa kreatif, menjadi model merdeka belajar.  Sinergi Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak, komunitas guru sangat diperlukan agar program Merdeka Belajar bisa menjadi sebuah gerakan besar untuk perubahan mutu pendidikan.

Rekomendasi dari Komunitas Pelajar Pancasila
Di sesi kedua komunitas Pelajar Pancasila diwakili oleh Rafid Mahlul & Muhammad Faisal.  Menurut Rafif, kehadiran Kampus Merdeka Belajar menjadikan mahasiswa jadi punya kesempatan lebih luas untuk pertukaran mahasiswa, magang bersertifikat dan lain sebagainya. Mereka tertulari spirit belajar yang tinggi melihat mahasiswa di PTN pulau besar lainnya.

Peluang bagi mahasiswa juga semakin banyak. Ini menjadikan mahasiswa matang di awal dan punya bekal menghadapi dunia profesionalitas. Ambil peluang, habiskan masa gagal tapi tetap dapat pengalaman, pesan Rafif.  

Sementara menurut Muhammad Faisal, kehadiran Kampus Merdeka Belajar memberikan keleluasan bagi mahasiswa untuk berkreasi, berinovasi dan mencari pengalaman seluas dan sejauhnya. Kalau dulu hanya pelatihan softskill hanya lewat  presentasi, disini tidak.

Rekomendasi dari SIDINA Community

Selain guru, pelajar/mahasiswa, tentunya diepperlukan kontribusi orangtua dalam mewujdkan merdeka belajar. Di sesi ketiga sekaligus penutup ini Mona Ratuliu & Rosa Adelina hadir menjadi narasumber dengan moderator Ibu Susie Sukaesih, ketua SIDINA Community.

Menurut Mona, peran orangtua dalam mendukung merdeka belajar adalah membuat mindset tentang sekolah baik dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di rumah. Praktik merdeka belajar yang mbak Mona terapkan dimulai dengan membiarkan anak membuat pilihan tapi tetap dibimbing dan memahami benefit serta resikonya.

Sementara Rosa Adelina menyampaikan kehadiran merdeka belajar membuat orangtua mengubah paradigma banyak cara mewujudkan satu tujuan belajar. Orangtua mengenali kecenderungan gaya belajar anak agar menyenangkan. Saat ini bukan lagi teacher centered tapi student/children centered.

Harapan orangtua ke merdeka belajar adalah akan ada personalized curriculum kerjasama dengan para guru untuk menemukan minat dan bakat anak. Sidina Community sebagai komunitas mendorong orang tua untuk aktif terlibat dalam sosialisasi dan penerapan Merdeka Belajar dengan dukungan dari Kemendikbudristek juga mendukung Merdeka Belajar bisa menjadi gerakan semua orang tua. Selain itu, Susi berharap Kemendikbudristek memberikan ruang kolaborasi yang lebih besar untuk para orang tua terlibat dalam berbagai program pemajuan pendidikan.

Komunitas Merdeka Belajar, Oase Bagi Pendidikan Indonesia
“Keterlibatan pelajar Pancasila dalam kampanye Merdeka Belajar pastinya memberikan dampak lebih luas. Saya sering sekali ngobrol dengan alumni MBKM memang obor perubahan ada di tangan mereka untuk menyebarkan gerakan ini ke sesama mahasiswanya dan juga ke dosen-dosennya,”ujarnya.

Lebih lanjut, Menteri Nadiem juga mengajak Pemuda Pelajar Merdeka  untuk mengajak mahasiswa yang belum mengikuti program MBKM untuk segera mendaftar serta mengomunikasikan dengan dosen dan kepala program studi. Pasalnya, Kemendikbudristek mendorong kampus untuk mengembangkan program MBKM secara mandiri selain dari Kemendikbudristek.



“Jadi saya selalu bilang kepada para rektor, dosen-dosen dan juga mahasiswa jangan kalah sama kementerian bikin program sendiri. Saya yakin kalau diberikan energi dan sumber daya, program-program dari universitas sendiri itu akan bisa lebih bagus lagi dari program kementrian. Saya yakin itu, tinggal butuh kepercayaan diri dan komitmen,” ungkap Menteri Nadiem.

Menteri Nadiem mengaku, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tidak bisa bekerja sendirian. Tanpa dukungan dari masyarakat, lanjut Menteri Nadiem, Merdekar Belajar tidak akan menjadi kebijakan dan gerakan yang benar-benar berdampak.

“Saya dari dulu bilang bahwa gerakan merdeka belajar harus menjadi gerakan bukan hanya kebijakan atau tidak akan mendarah daging, membudaya di institusi pendidikan dan di masyarakat,” ucapnya.

Menteri Nadiem juga menyampaikan apresiasi kepada para ibu yang menjadi bagian dari Sidina Community dan menjadi para penggerak merdeka belajar di kalangan orang tua. Menteri Nadiem mengatakan melalui gerakan Merdeka Belajar, pihaknya memprioritaskan pelibatan orang tua dalam proses belajar anak khususnya yang berkaitan dengan pendidikan karakter.

Keterlibatan semua pihak mendorong Merdeka Belajar ini, kata Menteri Nadiem agar anak menjadi Pelajar Pancasila yang berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis dan kreatif. “Ini tidak akan terwujud tanpa kolaborasi yag erat antara guru dan orang,” ucapnya.

Untuk itu, Menteri Nadiem menuturkan, Kemendikbudristek menerima rekomendasi dari Sidina Community agar Kemendikbdiristek memberikan ruang yang lebih besar untuk orang tua terlibat  dalam gerakan merdeka belajar.

“Sekali lagi terima kasih atas kolaborasi yang telah dijalin dengan kami di Kemendikbudristek juga atas rekomendasi yang telah disampaikan kepada kami. Marilah kita terus melangkah bersama menjadikan gerakan ini menjadi milik kita semua dan bergerak serentak membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan Merdeka belajar,” tutup Menteri Nadiem.

Kesan Kegiatan Rembuk Komunitas
Meski baru kali ini mengikuti kegiatan Merdeka Belajar, aku mendapatkan banyak sekali insight. Selama ini hanya mendengar sesekali seoutta Merdeka Belajar, ternyata praktiknya lebih dari yang aku pikirkan. Kegiatan Rembuk Komunitas dan kehadiran Merdeka Belajar ini benar-benar menjadi oase bagi pendidikan Indonesia saat ini dan semoga di masa mendatang.

Info selengkapnya tentang Merdeka Belajar, dapat diakses pada kanal-kanal berikut.

Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#KomunitasMerdekaBelajar
#BergerakBerdayaBersama

0 komentar: