Stunting. Sejak menjadi seorang ibu lima tahun silam, istilah itu sering kudengar. Meski sejujurnya masih belum terlalu paham. Hingga akhirnya anakku di usianya ke-2 tahun didiagnosa kekurangan zat besi. Deteksi awalnya bisa dibilang cukup panjang. Kekurangan zat besi menjadi indikasi stunting bagi seorang anak. Bagai petir di siang bolong mendengar fakta tersebut.
Singkat cerita sejak hari itu Cham harus menjalani pengobatan ini itu. Berbagai perasaan berkecamuk dalam hati; sedih, ngga percaya bahkan sempat denial. Seperti menyalahkan diriku terus terusan. Tapi kemudian tersadar bahwa bukan penyesalan yang Cham butuhkan melainkan kekuatan dari orangtuanya terlebih aku, bundanya...
Singkat cerita lagi, kondisi Cham membaik dan mulai normal. Sungguh perjalanan saat itu memberiku banyak pembelajaran. Yang jelas aku tidak ingin semua ini terjadi pada anak lainnya. Oleh sebab itu, ketika mendapatkan undangan dari Danone untuk mengikuti webinar Cegah Stunting itu Penting, aku sangat excited mengikutinya.
Stunting masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan serius yang dihadapi anak-anak Indonesia dan bisa mengancam masa depan bangsa. Dari hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menyatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban stunting yang tinggi yakni 24,4%. Stunting bukan hanya berdampak pada tinggi badan, melainkan pada tingkat kecerdasan dan daya saing generasi penerus bangsa di masa depan. Karenanya kondisi ini menjadi tantangan bangsa Indonesia dalam upaya mencapai Indonesia Emas 2045.
Atas dasar itu, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Bahkan pada tahun 2021 Pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Presiden No 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting dengan target penurunan prevalensi yang signifikan menjadi 14% pada tahun 2024.
Pencegahan stunting masih menjadi perhatian serius oleh pemerintah agar upaya untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045 tidak terhambat. Sebab, permasalahan stunting bisa berdampak panjang bukan hanya pada kesehatan tapi juga produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pasalnya, dalam jangka panjang stunting menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun, atau sekitar lebih dari Rp 500 triliun rupiah per tahun, dengan asumsi PDB Indonesia tahun 2021 sebesar Rp16.970 triliun. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan, anak yang mengalami kondisi stunting berpeluang mendapatkan penghasilan 20 persen lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami stunting ketika dewasa nanti.
Webinar bertema Peluncuran Iklan Layanan Masyarakat Cegah Stunting itu Penting berlangsung pada hari Senin 25 Juli 2022 pukul 19.00-12.00 WIB secara virtual melalui Zoom dan dapat diakses melalui kanal YouTube BKKBN. Dibuka oleh Tommy Pratama selaku MC.
Beberapa narasumber yang hadir antara lain Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd. (Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN), Vera Galuh Sugijantoungkap (Vice President General Secretary Danone Indonesia) dan Nissa Cita Adinia, S.Sos, M.Commun. (Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia).
"Kecepatan penurunan stunting yang harus dicapai berdasarkan RPJMN 2020-2024 adalah
2,6% per tahun menuju target 14% di tahun 2024. Suatu laju penurunan yang cukup menantang jika dibandingkan dengan laju penurunan di tingkat global yang hanya mencapai 0,5% pertahun selama periode 2000 hingga 2021. Kami memiliki optimisme yang besar bahwa target ini dapat tercapai bila dilakukan secara penta heliks, dengan melibatkan juga pihak swasta, perguruan tinggi, masyarakat dan media. Oleh karenanya, kami sangat mengapresiasi semua pihak yang telah secara aktif ikut serta dalam upaya percepatan penurunan stunting dengan berbagai program yang telah dilakukan." ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) yang diwakilkan oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd.,
Upaya edukasi yang dilakukan melalui edukasi tentang pentingnya gizi seimbang pada program Isi Piringku, meningkatkan kebiasaan minum air putih 7-8 gelas dalam program Ayo Minum Air (AMIR), edukasi anemia untuk memutus mata rantai stunting pada remaja di bawah Generasi Sehat Indonesia (GESID) dengan target yakni edukasi untuk anak remaja. Danone Indonesia juga memberikan akses air bersih dan penyehatan lingkungan serta pendidikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat melalui Akses Air Bersih dan Sanitasi Higiene (WASH).
Tanggal 25 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Bertepatan dengan itu, juga sebagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam percepatan penanggulangan stunting di Indonesia, Danone Indonesia meluncurkan Iklan Layanan Masyarakat ‘Cegah Stunting itu Penting’. Yap, iklan layanan masyarakat menjadi media yang dipilih karena dipercaya bisa menjangkau lebih banyak orang dari berbagai kalangan.
"Secara khusus kami juga ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Danone Indonesia yang dengan visinya ‘One Planet, One Health’ telah mendukung penguatan program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi untuk Pencegahan Stunting melalui Iklan Layanan Masyarakat “Cegah Stunting itu Penting” yang akan ditayangkan di berbagai media sehingga diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat teredukasi dan tercapainya perubahan perilaku yang menunjang percepatan penurunan stunting di Indonesia.” lanjut Bapak Sukaryo.
Ini sebagai upaya peningkatan pemahaman melalui edukasi dan sosialisasi mengenai upaya-upaya pencegahan sederhana yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku yang berkontribusi terhadap penurunan angka stunting. Iklan layanan masyarakat pun tak hanya bisa disaksikan di televisi namun juga media sosial. Danone tidak sendiri. Ini adalah kolaborasi Pemerintah dan Danone dalam mendukung pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.
“Sebagai perusahaan yang memiliki misi membawa kesehatan melalui makanan dan minuman kepada sebanyak mungkin orang, Danone Indonesia berkomitmen untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting. Maka dari itu, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2022, kami berkolaborasi dengan Pemerintah melalui dukungan penguatan program komunikasi, informasi dan edukasi mengenai pencegahan stunting, dengan meluncurkan iklan layanan masyarakat ‘Cegah Stunting itu Penting’. Kami berharap inisiatif ini dapat mendukung target penurunan angka stunting di Indonesia dan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia dapat memahami tentang pencegahan stunting.” ungkap Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijantoungkap.
- Minum tablet tambah darah setiap hari
- Ikuti kelas Ibu hamil biar janin sehat
- Cukup ASI saja sampai usia 6 bulan
- Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
- Pakai Jamban Sehat
- Rutin ke Posyandu setiap bulan.
Materi video iklan layanan masyarakat tersebut saat ini telah siap untuk ditayangkan dan disebarluaskan ke masyarakat luas melalui media elektronik, kanal digital, dan media sosial.
“Kami berharap bahwa inisiatif ini juga dapat menginspirasi pemangku kepentingan dan pihak swasta yang lebih luas untuk tetap aktif melakukan kemitraan yang strategis dan sinergis untuk mendukung Program Percepatan Penurunan Stunting dan mendukung terciptanya anak generasi maju di Indonesia.” tambah Vera.
“Iklan layanan masyarakat, dalam berbagai formatnya saat ini, adalah alat efektif dalam menjangkau masyarakat luas, untuk meningkatkan kesadaran (awareness) publik tentang isu stunting dan mengedukasi perilaku kunci tang berpengaruh dalam mencegah stunting. Saya senang sudah ada kedua figur orang tua atau ayah Ibu yang digambarkan ada dalam iklan layanan. Ini berarti juga menunjukkan pencegahan stunting dari rumah bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan atau sang Ibu saja. Hal-hal seperti ini, penting ditampilkan. Semoga iklan ini mampu mengedukasi kebiasaan-kebiasaan mudah yang selayaknya bisa dilakukan dari rumah untuk mencegah resiko stunting.” Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Nissa Cita Adinia, S.Sos, M.Commun.,
Saat ini program KB bertujuan agar setiap keluarga merencanakan keluarga dengan fokus pada peningkatan kualitas anak secara khusus dan kualitas keluarga secara umum, bukan hanya pembatasan jumlah anak, dengan jargon dua anak lebih sehat.
Pada Tahun 2021, Kepala BKKBN mendapatkan mandat dari Presiden dan Wakil Presiden sebagai ketua pelaksana Percepatan Penurunan Stunting dalam Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Demi mewujudkan Percepatan Penurunan Stunting dengan prevalensi 14% di Tahun 2024, salah satu upaya BKKBN adalah dengan bekerjasama dengan 1000 mitra untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mengingat pentingnya dukungan, partisipasi dan aksi dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, swasta, organisasi, komunitas dan individu.
Prioritas dalam Program KB saat ini adalah kualitas anak, bagaimana kesiapan suami istri dalam membangun keluarga menjadi penting termasuk dalam mewujudkan kelahiran anak berkualitas, kecukupan gizi anak sejak dalam kandungan, kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan anak serta kesejahteraan keluarga. Sehingga menciptakan generasi emas bebas stunting.
0 komentar: