Hijab... I'm in Love.. #SMASHB2013

Bismillahirrahmanirrahim..

Segala tindakan tentu memiliki tujuan, terlepas dari baik buruknya tujuan tersebut. Begitupun dengan hidup. Untuk apa kamu hidup? Untuk siapa kamu hidup? Mari merefleksikan diri.

Hakikat tujuan hidup setidaknya ada 5 antara lain;
1. Mengabdi pada Allah
2. Memenuhi perjanjian ruh (7:172)
3. Menjadi khalifah
4. Mendapat ujian
5. Mempertanggungjawabkan perbuatannya

Tujuan-tujuan di atas selayaknya menjadi tujuan hidup seorang muslim, baik laki-laki maupun wanita. Mengerucut pada wanita, tentu kita tak asing lagi dengan kalimat berikut.


"Wanita.. Engkaulah seindah-indah perhiasan namun engkau juga seburuk-buruk fitnah dunia."

Berbicara mengenai wanita, setidaknya ada tiga zaman mengenai kondisi wanita yakni sebelum datangnya islam, setalah datangnya islam dan masa kini. Pada masa sebelum datangnya islam, peran wanita benar-benar tertindas; bayi-bayi perempuan yang baru lahir dikubur hidup-hidup, wanita dianggap setan dan wanita dianggap pula seperti binatang yang mampu diperbudak.

Lalu pada masa setelah datangnya islam, peran wanita sungguh naik derajatnya. Bahkan dalam salah satu perkataan Rasulullah S.A.W mengatakan

"..ibumu, ibumu, ibumu, ayahmu."

Selain itu, seorang laki-laki yang sudah beristri sekalipun harus memprioritaskan ibunya. Hal itu menggambarkan betapa penting peran seorang wanita tanpa bermaksud menomorsekiankan laki-laki. Sebab wanita yang shalihah mampu mendidik wanita menjadi generasi yang shalih/ah. Lantas bagaimana jika ibunya tidak shalihah? Nah, marilah kita memuhasabahi diri sebagai seorang wanita, sudah sejauh mana usaha kita dalam memantaskan diri menjadi seorang wanita shalihah? Pada masa kini, semakin banyak saja hal-hal yang 'abnormal' seperti westernisasi, mode, gaya hidup dan eksploitasi wanita. Salah satu hal yang paling terlihat mengeksploitasi wanita adalah adanya kontes-kontes kecantikan. Bayangkan, para wanita itu disuruh memoles diri secantik mungkin. Bukan untuk siapa-siapa, bukan untuk suaminya, melainkan untuk dipertontonkan di depan umum!

Bahkan ada pula yang secara sembunyi-sembunyi membungkusnya dengan epidermis 'shalihah' padahal tujuannya tetap sama, eksploitasi wanita. Naudzubillahi min dzalik! Maka dari itu, sepatutnya seorang wanita, khususnya yang belum bersuami, mampu menjaga dirinya sebaik mungkin. Seperti yang telah dipaparkan di atas, kita sebagai wanita mampu menjadi perhiasan yang indah dengan keshalihan kita namun juga mampu menjadi fitnah yang amat rendah derajatnya. Naudzubillahi min dzalik!

Ada pula sebagian orang yang menganut ideologi gado-gado yakni mencampurkan yang hak dan yang batil.

"Gak apa-apa pacaran, yang penting islami."
"Gak apa-apa ga berhijab, yang penting akhlaknya baik."

Dan 'gak apa apa..yang penting..' lainnya. Ideologi tersebut berusaha menghilangkan islam dari kaum muslimin. Mereka itulah golongan yang kehilangan kontrol. Mereka itulah kaum muslimin yang menjadi mangsa siap terkam oleh siapapun dan telena oleh kelezatan duniawi.

Kembali pada sosok muslimah. Merekalah yang memiliki kecantikan luar dan kecantikan dalam diri. Kecantikan luar diri meliputi penampilan, tingkah laku, dan kebersihan. Kecantikan dalam diri meliputi kesehatan dan berilmu. Mari kita merenungi kembali makna Q.S Annur ayat 31. Buktikan dengan jilbab kita mampu menjadi lebih baik.

Lantas, mengapa jua tak hendak berjilbab?

"Takut jelek."
"Takut ga dapat rezeki."
"Dilarang si ini, si itu."

Masya Allah, padahal sesunggugnya menjaga kehormatan, akhlakul karimah adalah tanda wanita yang taat pada Rabb nya. Hijab merupakan cara menjaga kehormatan. Artinya jika tidak berhijab, masih mampukan menjaga ketaatan pada Yang Maha Menciptakan? Mari renungi kembali makna Q.S. Al Ahzab ayat 36.
Sayangnya masih ada pula beberapa kesalahan dalam berhijab, antara lain:

Tidak menutupi dada, membungkus, bukan menutupi, tidak menutupi tangan (ini yang sering disepelekan oleh beberapa muslimah, padahal batas aurat hanya telapak tangan dan wajah).

Sebuah pertanyaan besar pun muncul, setelaj berhijab, lantas seperti apa wanita muslimah itu seharusnya?

Kuat dalam spiritual, berprestasi, menginspirasi, berilmu, dan berkontribusi. Tidak mungkin mampu berkontribusi jika tidak berilmu dan berprestasi. Seorang wanita, ada kalanya menjadi lemah lembut dan larut dalam diamnya. Namun ada kalanya pula ia harus angkat bicara dan berlaku tegas!
Mari belajar kesetiaan dan entrepreneur dari Khadijah, belajar untuk menerima segalanya dari Aisyiah, belajar kesabaran dari Fatimah dan Maryam.

Mari belajar memantaskan diri menjadi anak yang shalihah, istri yang shalihah, guru yang shalihah, ibu yang shalihah dan shalihah lainnya dari ke empat wanita tersebut. :')
Mari menyempurnakan hijab, yuk jadi muslimah berprestasi dan menginspirasi! ^^

Jakarta, 22 Juni 2013
di bawah sang langit biru yg tengah meneteskan rinai hujan dengan derasnya...

2 komentar: