Science On Field: Cibuyutan, I am In Love! (2nd Day)

Menikmati suasana alam di 'tempat rahasia' :D
Bismillahirrahmanirrahim..
See our journey on 1st day here ^_^

Rabu, 22 Januari 2014

Pagi itu rencana awal kami adalah bertamu ke rumah Pak RT, dilanjutkan ke sekolah. Namun berhubung suasana masihh gerimis dan kata Kak Hersan beliau sudah bilang ke Pak RT, maka kami langsung mempersiapkan diri menuju sekolah.
"Visya, Kara, Nira, kakak pamit ya. Kakak sudah titipkan kalian ke Pak Mista." Kak Hersan menghampiri kami di homestay. Beliau memang berencana pergi pagi itu, hanya mengantar kami ke Cibuyutan. Mau tak mau kami pun melepaskan beliau.
Setelah para wanita siap, para lelaki menghampiri ke homestay kami untuk briefing teknis di tempat. Waaah rasanya sudah tak sabar bertemu anak-anak itu!
Hmm berhubung pagi itu host family kami tidak memasak, padahal seharusnya kami ikut memasak bahan pangan yang sudah kita bawa tapi entah kenapa kita agak canggung. Akhirnya pagi itu kami hanya sarapan kue-kue kecil.
Aku, Nira, Afam, Adi, Athya dan Henso berangkat duluan ke sekolah sementara Kara dan Riyo membeli balon di warung untuk praktikum. Disinilah perjuangan kembali diuji!

Jangan bayangkan jalanan disini berupa aspal, tidak sama sekali! Jalanan disini lebih mirip tumpukan lumpur yang siap menenggelamkan kaki-kaki kami. Aku sudah menjadi korban untuk ke sekian kalinya, sampai sandal gunungku benar-benar coklat. Tak hanya itu, di tengah jalan, kami pun sempat diikuti oleh anjing. Masya Allah.. Lagi-lagi aku tertinggal di belakang, untung saja ada Afam yang menuntun di depan dan Athya yang memegangi di belakang. Ah, Visya..
"Di sekolah mah paling banyak airnya. Tenang aja." begitu kata Kara yang memang sudah kali kedua datang ke Cibuyutan. Aku menurut saja.
Alhamdulillah perjuangan kami berbuah, kami tiba di sekolah yang letaknya tepat di atas bukit. Kedatangan kami disambut dengan ciuman tangan dari anak-anak nan lucu itu. Baru saja aku mau cuci kaki, tiba-tiba aku menyadari bahwa airnya mati, ga ada sama sekali.
Glek! Sedangkan kaus kakiku udah belepotan lumpur. Masa iya aku sudah jauh-jauh ke sekolah dari homestay, trus ga ikut masuk? Oh no!
Akhirnya kulapkan kakiku di pel lalu aku pakai kaus kaki baru yang kubawa. Alhamdulillah..
Oke langsung ke sesi pertama. Perkenalan. Ternyata mereka yang ada di ruangan itu sudah merupakan campuran kelas 1 hingga kelas 6. Jumlahnya hanya 35 orang! Di sekolah itu hanya ada dua guru yaitu Pak Mista dan satu lagi aku lupa namanya. Hanya ada 2 ruang kelas dan 1 perpustakaan. Perpustakaannya sudah bagus, banyak buku-buku dari mahasiswa-mahasiswa khususnya UNJ. Hanya tinggal menumbuhkan semangat membaca mereka.
Sesi perkenalan dibuka dengan games oleh Adi dan Henso. Hihi, kocaknya para lelaki itu bermain games dengan anak-anak. Haha. Gamesnya berupa permainan menggambar wajah. Pertama-tama Adi mencontohkan dengan menggambar wajahnya sendiri. Waduh ini anak-anak ngapa pada niruin wajahnya Adi? -__-
Selanjutnya games semangat dari Hendy, dilanjutkan edukasi energi melalui poster yang disampaikan olehku sendiri. Anak-anak tampak begitu tertarik. Sayangnya kami lupa membawa permainan ular tangga energi.
Games, udah. Edukasi, udah. Saatnya eksperimen sains! Kami menampilkan tulisan ajaib yang muncul dari kertas polos. Ketika kertas diolesi betadine, maka..jengjeng..munc­ul tulisan. (sebelumnya kertas itu dituliskan dengan lilin ).
Tibalah kita di penghujung acara, hiks.. Kami memberikan kenang-kenangan berupa buku tulis dan pin pada anak-anak. Tak lupa poster-poster yang telah kami bawa, kami tempelkan di sudut-sudut sekolah. Kami pun berfoto bersama dan satu per satu anak-anak pun berpamitan pulang. Ah..

Jengjeng.. Saatnya volunteer narsis. Cekrek, cekrek, di perpus. Cekrek, cekrek, di depan sekolah. Puas narsis, saatnya ke tempat rahasia. Yuhuuu! Awalnya kita tidak ada yang tahu dimana tempatnya, beruntung ada Hakim dan Rohman yang tiba-tiba kembali ke sekolah dan bersedia menunjukkan kami jalan ke tempat rahasia.
Para bocah SD itu :')


Yap, 8 volunteer pun memulai perjalanan ekstra kembali menuju tempat rahasia. Medan perjalanannya tak bisa disebut enteng, namun penuh rintangan. Tanjakan berlumpur, turunan curam berlumpur. Melewati kuburan keramat, berpapasan dengan anjing. Semua kami alami. Aku, seperti biasa berjalan dengan cukup lambat, sekalipun sudah mengenakan sandal gunung. Alhamdulillah lagi-lagi ada Athya di belakang dan Afam di depan yang memandu dengan kayu.
Setelah kurang lebih 30 menit berjalan, tibalah kami di tempat rahasia. Tahukah kamu seperti apa tempat rahasia itu? Ini dia dokumentasinya!

This is Us ^^


Bagus kan? Kita bisa memandang langit biru yang luas, berlari berkejaran. Bahkan Hakim dan Rohim sampe manjat pohon kecapi yang ada disana. Ckck. Selain itu ternyata mereka berjalan sedaritadi tidak menggunakan alas kaki. Masya Allah anak-anak ini...
Setelah puas bermain dan bernarsis ria, saatnya pulang ke rumah. Yak lagi-lagi kita harus melewati medan yang sama, namun kali ini dengan tantangan hujan.
"Visya yakin mau pake payung?" tanya Afam. Kalo yang lain pada bawa raincoat, aku sendiri tak bawa. Jadilah melewati medan terjal dengan satu tangan memegang payung.
Di tengah perjalanan kami menyempatkan diri berfoto ria.


Seruu bangettt lhooo!
Hujan pun berhenti, tanganku tetap harus memegang payung. Hal itu membuatku beberapa kali kerap tergelincir. Akhirnya payungku kutitipkan pada Afam sementara meskipun pada akhirnya sampai kita tiba di homestay
Kami mampir ke bukit di atas sekolah. Di sana ada panel surya. Dari sinilah listrik warga berasal meskipun masih sangat amat minim. Hanya menyala di malam hari, itupun tidak selalu sampai pagi. Apalagi kalau musim hujan. Seperti yang kita tahu, panel surya berasal dari matahari. Maka ketika hujan terus mengguyur, you-know-lah~
"Udah yuk, pulang. Udah siang banget." kataku yang ingin segera sampai rumah. Tapi mereka malah keasyikan, ckck .
Beberapa menit kemudian kami melanjutkan perjalanan. Singkat cerita tibalah kami di homestay masing-masing.
"Habis dari mana kalian? Pak Mista cariin. Pak Mista udah masak."
Masya Allah, ternyata kepergian kita dari sekolah sudah membuat beliau khawatir. Maaf ya, bapak. Tak hanya beliau, ternyata keluarga homestay wanita pun sudah masak daritadi tapi gegara kita belum pulang, jadi ditunda deh.
Setelah bebersih diri, Aku, Athya, Nira dan Kara pun makan. Ada tempe, telur, lalap daun (entah apa itu), belimbing wuluh rebus dan pastinya peyek ikan asin. Ini kedua kalinya aku makan disini. Bismillah.. Harus dibiasakan..
Setelah makan, kami duduk di depan rumah. Entah mengapa sesi sore itu menjadi sesi heart-to-heart, di luar rundown yang kubuat. Tapi kami sungguh menikmatinya. Kami jadi semakin mengenal satu sama lain. Alhamdulillah.. Tak terasa adzan magrib berkumandang, sesi heart-to-heart pun dihentikan. Setelah magrib awalnya kami berencana berkunjung ke homestay laki-laki di rumah Pak Mista, namun ternyata hujan turun dengan derasnya sedari adzan magrib berkumandang. Jadilah setelah magrib kami hanya stay di rumah. Di tengah hujan dan gelap, aku memberanikan diri untuk ke MCK. Heemm..
Syukurlah listrik di rumah menyala dari pukul 19. Aku segera mencharge ponselku yang mati sejak kemarin. Namun sayang beribu sayang, listrik nyala-padam hingga ia benar-benar mati di pukul 20.00. Kami pun tidur bertemankan gelap dan hawa dingin. Masya Allah...

Cerita di hari ini begitu menyenangkan, penuh perjuangan. Semoga Allah tetap mengokohkan langkah kami. Aamiin. See you in 3rd Day
Kita Pahlawan Eenergi ^_^

 

0 komentar: