Antologi Sajak Hujan oleh MJR3 #HujanKenangan


Bismillahirrhmnirrahim
Dear, readers. It has been more than a month for me not to post something on my blog. Aku teh juga bingung sibuk apaan sampe ga sempet ngeblog, kayaknya mah karna ga ada cerita yang menarik.. -___- Well tapi tenang, kali ini aku kembali dengan sejuta kenangan #eh sejuta sajak deng, hehe. Sajak ini tercipta begitu saja dari anggota sebuah grup WA yang kuikuti.

Kumpulan sajak tentang hujan. Selamat berhujan-hujanan (dengan kenangan) :')


"Hujan itu 1% nya genangan.. 99% nya kenangan.."
@visyabiru

"Juniku merona, mengalihkan semesta.  Rintik hujan pun ikut turut berencana, mengobati luka hingga tak bersisa."
_nay

"Rasanya, aku ingin menginap dalam larik larik puisi yang menggenang dalam ingatan. Hingga tak perlu menunggu hujan untuk membuatku senantiasa kau kenang."
_nay

"Hujan bagiku kesedihan. Hujan bagiku kebahagiaan. Sebab ketika kesedihan dan kebahagiaan menyatu, disitulah tercipta kenangan.."
@visyabiru

"Payung tak hanya berguna saat hari hujan tetapi juga saat panas. Begitupula bahuku.. tak hanya kusediakan saat kau sendu, tapi juga saar kau senang.."
_nay

"Bulan Juni hadir dengan rintikan hujan yang indah,
Pertanda bahwa kamu akan datang dengan sejuta senyuman."
@windarti_yalida

"Langit bosan, memuntahkan hujan.
Aku jatuh dihadapan, tepat saat kau butuhkan."
_nay

"Hujan di tanggal satu
Gigil mendesir di kedalaman jiwaku
Yang bertabur birunya rindu
Pada rinai hujan yang menderu
Kutitip pesan rindu untukmu."
@andiyahmad

"Tak pernah jengah kupandangi langit dengan bintang bertaburan. Sebab darinya kumaknai, hadirmu sebagai pembelajaran.."
@visyabiru

"Turunnya hujan tak pernah sepi. Sama seperti pikiranku. Bertumpuk hal berebut sisi. Berdesakan hingga bingung kukemasi. Herannya, kau selalu mendapatkan ruang untuk kau tempati."
_nay

"Tiap kali wajahku murang, kutengadahkan ia ke langit. Seketika hujan merintik.
Ah, rupanya aku dan langit biru memang selalu bersahabat.
Jangan2 jodohku ada di langit biru.."
@visyabiru

"Ada yang terjatuh, serupa hujan rindu. Ia mengalir pada anak anak ingatan yang mulai gersang. Tak lagi menjelma air mata, sebab telah mengering bersama musim yang membuat daun menguning."
_nay

"Rintik hujan mulai merinai
Menyiram hasrat yang mulai tersemai
Pada hatiku yang tengah tergadai

Sesekali rintiknya deras melebat
Menggiring rindu yang berdegup hebat
Yang tak bisa terucap melalui kalimat

Bersama sunyiku yang makin membeku
Ku merindukan birumu
Wahai langit.."
@andiyahmad

"Ditemani rintik hujan yang semakin berlinang, aku kembali belajar bahwa tak selamanya menutupi beban itu menyenangkan. Kita perlu mengekspresikan sendu agar tak ada lagi pilu yang menggugu, agar kita dapat kembali berdiri dengan lebih gagah lagi."
_nay

"Wajah2 yg lelah saat menatap hujan malam ini..
Ingin mendekap bahagia
Namun masih terasa jauh
Tapi jauh atau tidakkah kelak..
Kita kan sama2 melalui hari yg indah..
Seindah saat sejuknya hujan atau teriknya mentari beradu dlm 1 warna..
Meski dekat tp masih terasa jauh.."
Oreen or Karina

"Hujan masih tak bergeming. Hatiku kering. Daunku mulai gugur. Kau tak kunjung menegur."
_nay 

"Hujan ialah mesin waktu yang kerap memanggil debar, seakan lara yg menganga, juga tumpukan rindu paling berdebu. Semoga mencintaimu tak membuatku ngilu."
_nay

"Hujan mengingatkanku padamu
Karena kamu adalah hujan."
@edi_sukur

"Hujan selalu membawa makna
Hingga aku pun terbawa dalam rintikanmu
Membuat aku lebih sadar bahwa Juni sudah tiba."
@windarti_yalida

"Terimakasih telah menghujaniku dengan berjuta cinta. Bertahun-tahun lamanya. Tanpa tanya, tanpa jeda.
Teruntuk kamu, lelakiku....  :))
.

.
































































































Bapakku👱🏼💙

"Tertatih dalam diam
terbata dalam sepi
angan dan harap menghujani setiap detak degup riuhnya jiwa
terengah-engah berlari dari rasa yang membatasi."
Faizal

"Rintik hujan menetes tajam di wajah
Menyisakan perih yang harus kutahan."
@auliyanusyura

Pagi ini
Hujan di beranda menemani ku berbagi kisah
Rintiknya memunculkan aroma khas pada tanah
Kulihat ada resah dan gundah
Yg tersirat dari wajah ayah

Ada kenangan yang menganga meronta di pikiranmu
Ada yang tertinggal di sudut-sudut matamu
Yang kini turut membasahi pipi ku

Bulir-bulir hujan yang sedang bernyanyi merdu
Ku harap mampu menghibur jiwa kita yang tengah merindu
Pada sosok wanita pemalu dan bermata sendu, yang ku panggil ibu

Ibu adalah wanita hujan kami
Yang menenangkan dengan tetesan deras cinta dan kasih sayang nya
Yang meneduhkan dengan  mimpi-mimpi pelangi nya
Yang senantiasa menyejukkan kekosongan hati dengan angin kelembutannya.

Ya Rabbul Izzati
Dengan kedua tangan menengadah
Sepotong doa untuk wanita hujan terindah melangit di pagi ini
Izinkan kembali kami berkumpul di jannah Mu

© Ratna Chairunnisa
Palangka Raya, 1 Juni 2016

0 komentar: