
Pendidikan Berkarakter Islami Lahirkan Generasi Rabbani
Oleh
: Evi Syahida (FMIPA UNJ)
“Setiap
anak tidak terdidik adalah dosa orang terdidik.”
Barangkali
sebagian dari kita tak lagi asing dengan ungkapan di atas. Ungkapan yang
diungkapkan oleh seorang praktisi pendidikan. Dosa yang dimaksud di atas tentu
saja bukan dosa yang berkaitan dengan hubungan vertikal kita terhadap Allah
S.W.T. Dosa yang dimaksud di atas adalah tanggung jawab. Secara eksplisit dapat
disimpulkan bahwa setiap anak manusia berhak untuk memperoleh pendidikan.
Lantas apa itu pendidikan berkarakter islami?
Terdapat
beragam definisi pendidikan. Salah satunya pendidikan adalah suatu proses
pendewasaan diri. Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, melainkan
kehidupan itu sendiri (Dewey). Dewasa ini mulai bermunculan istilah pendidikan
berkarakter. Islam sendiri hadir dengan pendidikan berkarakter islami. Sesuai
dengan namanya, pendidikan berkarakter islami berarti pendidikan yang memuat
nilai-nilai dan karakter-karakter islami, yang membedakannya dengan pendidikan
berkarakter lainnya.
Rasulullah
S.A.W adalah pribadi yang begitu peduli pada pendidikan. Fathimah Az-Zahra,
Aisyah R.A., Abu Bakar dan sahabat lainnya merupakan orang-orang yang pernah
mengecap indahnya pendidikan yang disampaikan oleh beliau. Beliau mendidik
dengan memperhatikan karakter pada individu agar nilai-nilai islami dapat
tersampaikan dengan baik. Beliau mendidik dengan memberikan teladan. Seperti terjemahan
ayat berikut ini.
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”
Q.S.
33:21
Pertanyaan
selanjutnya, yang bagaimanakah pendidikan berkarakter islami yang dimaksud?
Yang Dekat dengan
Al-Qur’an
Al-Qur’an
diturunkan oleh Allah S.W.T kepada Nabi Muhammad S.A.W melalui Malaikat Jibril
dengan berbagai manfaat. Al-Qur’an adalah obat (asy-syifaa). Al-Qur’an adalah
pembeda (al-furqon). Al-Qur’an juga merupakan pedoman hidup. Maka sudah selayaknya
setiap inchi perjalanan hidup kita membawa nilai-nilai Qur’ani, termasuk dalam
pendidikan.
Betapa
hebatnya Al-Qur’an, segala sesuatu di dunia ini telah termaktub di dalamnya,
bahkan jauh sebelum manusia yang berbicara. Al-Qur’an hendaknya menjadi dasar
dalam pembelajaran atau pendidikan berkarakter islami. Segala sesuatu yang dipelajari
hendaknya dikaitkan dengan Al-Qur’an. Contohnya ketika mempelajari macam-macam
akhlak, jadikanlah Al-Qur’an sebagai pedoman yang utama. Dengan begitu
nilai-nilai karakter akan terbangun. Pun dengan begitu kita sebagai peserta
didik akan senantiasa merasa dekat dengan Al-Qur’an serta tentram bersamanya.
Dengan Lemah Lembut
“Maka
disebabkan rahmat Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu.”
Q.S.
Ali-Imron : 159
Pada
dasarnya setiap manusia memiliki jiwa lemah lembut. Sekeras apapun orang lain
menilai individu tersebut, tentulah masih bersemayam kelemahlembutan dalam
dirinya, tak melihat gender. Begitupun dengan Rasulullah S.A.W. Sekalipun
beliau adalah seorang laki-laki, beliau dapat menempatkan dirinya kapan harus
bersikap tegas, kapan harus bersikap lemah lembut.
Dalam
memberikan pengajaran beliau juga cenderung berlaku lemah lembut. Memang sikap
lemah lembut diperlukan dalam proses pendidikan. Lihat saja contoh beberapa
kasus. Seorang pendidik berhasil ‘mendiamkan’ anak didiknya yang hiperaktif
dengan perilaku lemah lembutnya. Seseorang dapat diketuk pintu hatinya sebeku
apapun itu dengan kelemahlembutan. Meski begitu jangan terlalu dan selalu lemah
lembut. Hendaknya kita dapat menempatkan diri kita dengan adil sesuai perangai
Rasulullah S.A.W.
Contohnya: Mentoring
Sarana
tarbiyah atau pendidikan dalam islam salah satunya adalah mentoring. Sebagian
orang menjadikan mentoring sebagai akronim dari Mental Kotor Disaring. Artinya
dalam mentoring kita belajar untuk meluruhkan segala beban negatif yang ada di
jiwa dan pikiran. Mentoring merupakan sarana ‘pembersihan’ jiwa setelah sepekan
lamanya bergelut dengan urusan dunia.
Dalam
mentoring terjadi proses pembelajaran. Dalam mentoring terdapat murabbi/ah sebagai
pembina dan mutarabbi sebagai peserta mentoring. Dalam mentoring seseorang
dapat menyerap nilai-nilai karakter islam, baik melalui murabbi maupun sesama
mutarabbi.
Generasi Rabbani
Pendidikan
berkarakter islami sangat penting dienyam oleh setiap umat muslim di dunia.
Sebab hal itu akan semakin mencirikannya sebagai seorang muslim, menunjukkan
jati dirinya sebagai seorang muslim. Pendidikan berkarakter islami tidak hanya
didapatkan di bangku-bangku sekolah formal islami. Ia juga dapat dienyam dari
kehidupan sehari-hari. Sepertinya yang dijelaskan di atas, salah satunya
melalui mentoring.
Ketika
pendidikan berkarakter islami telah teraplikasikan, maka akan ada implikasinya
yakni terciptanya generasi rabbani. Generasi Rabbani yakni generasi muslim yang
senantiasa dekat dengan tuhannya, Allah S.W.T. Dekat dengan Al-Qur’an berarti deka
tdengan Allah. Memiliki akhlakul karimah berarti menjadi muslim yang taat
kepada Allah S.W.T.
Hendaknya
kita dapat memahami urgensi dan makna pendidikan berkarakter islami mula-mula
lalu menerapkannya. Semoga kita sebagai kaum pemuda dan pendidik muda dapat
menerapkan nilai-nilai karakter islami pada diri kita serta lingkungan sekitar
kita.
Alhamdulillah esai ini meraih juara I Lomba Esai Sharuttarbiyah LDK UNJ :Semangat berdakwah lewat tulisan!(sertifikatnya menyusul ya :D)

0 komentar: