Mengatur Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi Covid 19





Tiga pekan sudah himbauan physical distancing diberikan oleh pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid 19. Physical distancing artinya menjaga jarak dan mengurangi interaksi yang ternyata punya efek domino. Aku, antara percaya tidak percaya, akan ada masa seperti ini. Dimana kondisi luar begitu sepi, terlebih di ibukota,  Jakarta.

Aspek keuangan menjadi hal yang terdampak. Moms tentu menyadarinya juga, bukan? Dimana harga alat-alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer harganya meroket. Oleh karenanya aku begitu antusias mengikuti kuliah WhatsApp bertema "Mengatur Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi Covid 19".

Oh ya sebelum beranjak lebih lanjutan, Aku mau share hasil polling yang kulakukan di Instastory ya.




Efek Domino Pandemi Covid 19
Bicara efek domino, nyatanya wabah ini memberikan dampak yang berkesinambungan.n Banyak hal yang berubah. Salah satunya adalah cenderung terganggu yaitu pertumbuhan ekonomi di dunia termasuk Indonesia. Indikatornya dilihat dari harga indeks saham di Indonesia maupun beberapa negara yang turun jatuh sejak awal pandemi Covid 19. Bahkan sejak akhir Februari turunnya hampir 30-50%.

Dampak lainnya adalah belanja berlebihan atau panic buying. Beberapa penyebabnya adalah kita mau memanfaatkan waktu sekali belanja, adanya ketidakpastian berakhir situasi sehingga membuat kita secara tak sadar ingin menimbun dan ketidakyakinan apakah kebutuhan akan cukup bagi kita.

Efeknya seperti hukum ekonomi dasar. Apabila dilakukan pembelian dalam jumlah banyak, maka supply tidak mendukung yang menyebabkan harga barang menjadi naik. Beberapa kebutuhan yang naik drastis seperti bawang bombay dan rempah.

Ini membuat pengeluaran kita turut naik. Untuk mendapatkan barang yang sama butuh buaya lebih besar. Berarti ada pelemahan di ekonomi kita masing-masing. Akhirnya membuat daya beli menurun. Adanya penurunan daya beli mengindikasikan ada pihak lain mengalami penurunan penghasilan.
sumber: Jouska
Perusahaan-perusahaan bisa merugi, daya beli masyarakat menurun sedangkan biaya yang harus dikeluarkan tetap. Akhirnya demi efisiensi biaya, mereka melakukan PHK. PHK akan membuat daya beli kian menurun dan ekonomi melemah. Ini seperti siklus yang berputar seperti lingkaran setan.

Puncaknya adalah ketidakpastian ekonomi di dalam negeri. Padahal pendapatan negara dari konsumsi rumah tangga. 
sumber: Jouska

Lantas apa yang bisa kita lakukan?

Kuncinya adalah me-rearrange perencanaan keuangan. Dalam membuat perencanaan keuangan, perlu memperhatikan basic triangle yaitu current financial statements, risk profile (jenis pekerjaan) dan goals. Dari ketiganya yang utama adalah current financial statement (posisiku keuangan kita saat ini). Current financial statement terdiri dari nerworth (aset & debit) dan cashflow (pendapatan & pengeluaran).



sumber: Jouska

Penting mengetahui betapa modal yang dimiliki dan betapa yang harus dibayar. 


Tips Mengatur Keuangan di Masa Krisis
Masa Pandemi Covid 19 bisa dikatakan termasuk masa krisis. Saat ini kita berada pada kondisi survival mode. Bagaimana tips menghadapinya?

1. Cari tahu posisi keuangan
Duduk bersama pasangan untuk bersama mengevaluasi keuangan, mencari tahu pergerakan yang yang kita dapat dan kita keluarkan. dan mencari posisi keuangan dengan tracking sebagai berikut.
- Mencari tahu aset yang kita miliki saat ini & memastikan utang.
Aset terbagi menjadi:
  • Aset lancar: aset likuid, mudah diakses dan dicairkan seperti tabungan, deposito dan logam mulia.
  • Asset guna: aset yang digunakan
  • Aset investasi: aset yang memberikan imbal hasil
  • Hutang: jangka pendek (<1 tahun) dan jangka panjang (>1 tahun)
sumber: Jouska

- Mencatat 4 komponen pengeluaran.
For your information, pengeluaran terbagi  menjadi 4  komponen yaitu primer (kebutuhan rumah tangga, makan/minum), kewajiban (biaya SPP, angsuran, dll), sekunder (hiburan) dan tabungan/investasi.


- Hitung kembali kebutuhan dana darurat yang dimiliki dan dibutuhkan.
sumber: Jouska

Triknya memodifikasi betapa dana darurat yang harus kita punya (survival mode), menghitung berapa lama kita bisa bertahan hidup dengan dana yang ada. Misal pengeluaran bulanan 10juta. Aset lancar sebanyak 50juta. Maka di kondisi sekarang dengan asumsi tanpa income maka kemampuan hidup selama 5 bulan. At least kita mengamankan dana hidup 12 bulan ke depan.


- Lakukan budgeting arus kas dengan menahan tabungan/investasi, meminimalisir kebutuhan sekunder dan mengcek kembali adalah kewajiban yang bisa ditunda/dinegosiasikan nilainya.

2. Cek Proteksi Kesehatan
sumber: Jouska

3. Restrukturisasi Hutang
sumber: Jouska

4. Kalkulasi Ulang Tujuan & Atur Prioritas
sumber: Jouska

  • Lebih penting, lebih mendesak: lakukan.
  • Penting tapi tidak mendesak: jadwalkan ulang/tunda.
  • Kurang penting tapi mendesak: delegasikan.
  • Kurang penting kurang mendesak: bisa dihilangkan.


Tanya Jawab
1. Dana darurat sebaiknya disimpan dimana? Minimal besarannya berapa kali pemasukan/pengeluaran? Apakah bisa dana darurat disimpan ke valas seperti dollar?
Jawab:
Instrumen penyimpanan dengan syarat likuid (mudah dicairkan), mudah diakses dan aman dari resiko karena fungsional bukan untuk mengembangkan kekayaan melainkan dana yang harus standby. Ada deposito online dengan durasi satu bulan. Bisa juga logam mulia, jika jumlahnya tidak besar, bisa pakai valas. Besarannya sekian kali dari pemasukan. Biasanya 10% dari pemasukan.



2. Jika saya baru mau mulai ambil asuransi kesehatan dan asuransi jiwa (untuk suami), apakah ini waktu yang tepat? Jika dana darurat sudah aman, untuk tabungan/investasi lebih baik ditambah atau dikurangi? Untuk investasi yang menjanjikan saat krisis ini, apa saja ya?
Jawab:
Financial planning: compulsory goal (disiapkan terlebih dahulu: dana darurat & asuransi) & additional goal. Ya saat ini saat yang tepat selama budget cukup, go ahead. Jika dana darurat sudah aman, alokasinya berjalan seperti biasa tapi untuk investasi, harus wait and see.
IHSG (indeks harga saham gabungan) turun artinya orang banyak yang menarik bursanya berpindah ke instrumen lain.


Yang terlihat harganya naik adalah logam mulia meski sebenarnya logam mulia adalah penjaga nilai bukan investasi. Kenaikan harga logam mulia artinya kenaikan harga dollar dalam rupiah. Artinya ekonomi sedang lemah.


3.  Dengan kondisi saat ini, bagaimana membagi pos pengeluaran? Untuk groceries saja sudah hampir setengahnya dari salary. Saat WFH pun, ternyata ada juga yang masih melakukan kebiasaan 'jajan kopi'. Apakah kebiasaan ini mempengaruhi pengeluaran rumah tangga?
Jawab:
Perlu ditelaah apakah pemilihan produk di tempat bisa diganti. Atau lakukan plan meal, dengan  bahan makanan sekian bisa jadi berapa jenis dan bertahan berapa lama.

Jajan pasti mempengaruhi pengeluaran, termasuk keperluan sekunder. Bisa diganti dengan homemade coffee.



4. Saya seorang istri satu anak. Saya adalah kaum sandwich generation, saya dan suami harus menopang kebutuhan 8 orang keluarga besar. Apa yang harus dilakukan jika dana darurat tidak menutupi kebutuhan keluarga besar bahkan sampai tiga bulan kedepan? Lalu, dalam kondisi saat ini kira-kira hal apa yang bisa dilakukan agar tetap bisa menghasilkan?
Jawab:
Pertama-tama, tanamkan mindset kita jangan sampai menjadikan anak kita sandwich generation. Rencanakan keuangan sejak sekarang sehingga saat tua kelak bisa indipenden, tidak tergantung anak. Selanjutnya tracking dan lakukan adjustment pada pengeluaran.


5. Saya mempunyai usaha di bidang fashion anak dan berjualan di mall, saat ini benar2-benar terdampak. Apakah saya tutup usaha offline saya dan beralih ke online menjadi solusi dan tepat dengan memberikan kompensasi karyawan yang dengan terpaksa saya PHK?
Jawab:
Untuk saat ini rasanya beralih ke online adalah pilihan yang tepat namun untum merumahkan karyawan adalah pilihan terakhir. Atau menawarkan bagi yang mau dibayar jam-jam-an untuk mengelola secara online sebagai bentukn penyesuaian dan saling membantu. Jika memilih merumahkan karyawan, lakukan negosiasi gaji dengan karyawan.



6. Bagaimana jika tidak ada dana darurat, asset guna juga tidak ada. Namun naas terkena PHK. Tips solusi jangka pendek dan panjang untuk survive bagaimana?
Jawab:
Memulai dengan memanfaatkan skill yang dimiliki untuk menghasilkan income. Hilangkan keraguan. Evaluasi kembali adakah aset  yang tersisa untuk dijadikan uang. Pilihan terakhir sekali adalah melakukan pinjaman pada keluarga.



Tanamkan mindset bahwa kondisi ini belum tentu kapan berakhir yang membuat kita berhemat. Tapi tetap jaga kesehatan mental ya, Moms!

Disclaimer:
Disarikan dari online class bertema "Mengatur Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi Covid 19" bersama narasumber Indah Hapsari (Co-founder Jouska) yang diadakan oleh Popmama.



42 komentar:

  1. musti pinter2 atur keuangan emang. jangan terlalu boros, beli sesuai kebutuhan dan tetap ada dana jaga2, coba peruntungan dgn mencari penghasilan lain diluar penghasilan pokok. tq sharing nya mba

    BalasHapus
  2. ini menarik banget diskusinya ya mom, memang corona ini mengajarkan banyak hal sama kita, terutama soal kesempatan baik yang sering kita lupakan.

    BalasHapus
  3. dana darurat penting ini, karena kebutuhan mendatang dan sifatnya mendesak atau belum bisa diketahui mau tidak mau akan mengeluarkan uang.
    banyak juga wadah untuk menyimpan dana darurat, tinggal menyesuaikan keinginan,
    saya sendiri lagi berusaha untuk menambah dana darurat dan pinter pinter ngatur duit

    BalasHapus
  4. Saran buat yang kebutuhannya hanya cukup untuk perhari di tengah pandemi ini, sebaiknya cari peluang di tengah kesulitan.
    Minimal untuk menghidupkan dapur, coba cari peluang sementara. Misalnya menyajikan makanan homemade sementara banyak cafe tutup. (Makanan berdasarkan po) .Lalu memakai tenaga Abang ojol yang lagi sepi buat jadi kurir. Setidaknya saling membantu

    BalasHapus
  5. Sepakat ni Bun kl kita hrs eksra hati2 atur keuangan sebelum semuanya jebol. Kita kan blm tau y kpn ini pandemi Covid-19 berakhir

    BalasHapus
  6. Kondisi seperti sekarang ini di satu sisi bikin deg-degan soal keuangan keluarga, tapi di sisi lain bikin kayak terlalu los juga soal beli-beli. Mikirnya buat jaga-jaga, padahal belum tentu perlu. Ada baiknya prioritaskan dana darurat seperti di atas, ya, Mbak.

    BalasHapus
  7. Saat seperti inilah menteri keuangan rumah tangga diuji skillnya dalam mengatur keuangan secara benar dan tepat ya Mbak. Semangaaatlah kita 😁

    BalasHapus
  8. Di saat seperti ini memang sudah harus pinter membagi pos keuangan, dan kalau bisa ya puasa dulu jajan kopi apalagi melihat diskon yak, hehe

    BalasHapus
  9. Terima kasih Untukrangkuman materinya Kak mantap 😊 saat ini mungkin saya lebih sedikit hemat karena sudah jarang makan di luar. Tapi sedikit pengeluaran yang lebih pada harga2 sembako yang naik. Semoga krisis ini segera berlalu, yang kehilangan pekerjaan segera mendapat pekerjaan lagi aamiin 🙏🙏 t

    BalasHapus
  10. efek domino Pandemi Covid-19 ini memang berdampak luas, hampir semua sektor kena dampaknya. yang terdampak paling kerasa sektor UMKM dan ojol.

    Semoga kita bisa menghadapi situasi ini dengan bijak, terutama soal management keuangan keluarga, agar ketika semua ini berlalu, kita masih bisa berdiri dengan kebijakan sikap juga

    BalasHapus
  11. Bagus sekali sharingnya, mom. Bener banget kondisi saat ini sangat mempengaruhi kondisi keuangan juga. Jadi harus rombak kembali pengeluaran dan mulai untuk berhemat. Tapi yang aku rasakan pengeluaran jadi jauh lebih besar dari sebelumnya :(

    BalasHapus
  12. Saat banyak yg dirumahkan saya sudah khawatir bagaimana perekonomian keluarga ke depannya?
    Saya langsung pasang siasat hidup hemat. Semoga sih pandemi ini segera berakhir

    BalasHapus
  13. Ketika banyak yg dirumahkan, saya pikir ya kalau punya tabungan, kalau tidak, mau darimana dapat pemasukan?
    Saya segera menerapkan hidup lebih hemat. Memprioritaskan mana yg kebutuhan dan mana yang bisa ditangguhkan. Sekarang terasa dampaknya saat sebagian sudah tidak punya beras untuk dimasak. Semoga pandemi ini segera berakhir ya

    BalasHapus
  14. Di Masa pandemi covid-19 seperti sekarang memang kita harus bisa pintar-pintar mengatur keuangan, karena saya rasa pengeluaran di masa ini terasa lebih besar dari hari-hari biasa

    BalasHapus
  15. Intinya lebih bijaksana lagi yah mba dalam mengatur keuangan, terlebih ditengah kondisi yang seperti sekarang ;)

    BalasHapus
  16. Bermanfaat ini ...yang utama jaga kesehatan mental, meski stres tapi tetap bijak menyikapi.
    Sekarang prioritas ya groceries..karena sehat itu penting. Buat kekebalan tubuh sehingga virus bisa dilawan. Kebutuhan lain benar-benar ditimbang matang. Intinya, pilah-pilih pos pengeluaran.

    BalasHapus
  17. Memang di masa pandemi begini berasa banget ya, mbak pengeluaran jadi besar. Belum lagi harga kebutuhan pokok yang pada naik nggak sebanding dengan pemasukan yang ada. Semoga aja pandemi corona ini segera berakhir.

    BalasHapus
  18. Kerasa banget sih, pendemic ini dlm hal keuangan. Semoga cepet selesailah, dan situasi kembali berjalan normal

    BalasHapus
  19. Duh, aku nih lumayan kewalahan dalam ngatur keuangan di masa sekarang ini. Walopun ongkos sekolah anak-anak dan suami jadi gak ada, kebutuhan makanan nih yang bengkak. Jadinya boncos juga eh :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mulai minggu ini nih aku mulai kalkulasi semuanya. Karena boleh jadi keadaan ini masih lama. Katanya bias 3-4 bulanan lagi. Karena gak punya dana darurat, dan penghasilan aku dari freelancer sangat jauh turun, jadinya bener2 kudu ngirit dari pos gaji suami. Berat pastinya, tapi harus dilalui. Harus bisa

      Hapus
  20. Thanks resumenya mbak! Beneran ga boleh terlalu boros yaa. Aku juga udah ngerem beberapa keinginan pas belanja online huhuhu

    BalasHapus
  21. KOndisi sekarang seringkali membuat kita harus putar putar otak deh buat mengakali keuangan keuangan biar nggak terkena dampaknya ya mba. Makasih sudah berbagi ya mba

    BalasHapus
  22. Wah seru banget ini kemarin belajar online nya ya mbak bareng Pop Mama. Btw saya belajar mbak menelisik semua posisi keuangan agar tetap bertahan di tengah ketidakpastian ini.

    BalasHapus
  23. Mengatur keuangan saat ini jadi prioritas saya juga Mbak. Di saat semua serba kesulitan, hemat adalah salah satu upaya saya untuk bisa bertahan meski ini entah sampai kapan bisa bertahannya...

    BalasHapus
  24. Aku juga masih percaya gak percaya ada kondisi kyk begini. Mesti banyak bersyukur karena bisa makan teratur karena pemasukan masih normal. Sedih kalo liat orang2 yang ga kerja saat kondisi begini. semoga badai ini segera berlalu.. aamiin

    BalasHapus
  25. Efek pandemic ini paling terasa banget di industri makanan dan minuman. Terutama yang dijual di mal-mal atau kedai-kedai khusus. Karena orang tidak ngemall atau hangout lagi, dengan sendirinya tidak ada penjualan. Aish ngeri membayangkan kalau ini berlarut-larut

    BalasHapus
  26. Mengatur pemasukan dan pengeluaran ditengah pandemi virus covid-19 memang perlu, begitu juga hari berikutnya.

    Karena stay dirumah,pasti semua anggota keluarga ngumpul. otomatis kita sebagai emak yang nyiapin cemilan, karena semua hoby makan jadinya kebablasan deh keuangan.

    Sebagai istri sekaligus emak harus pintar mengatur uang, semua harus dibagi sesuai kegunaan nya.
    misalnya tuk belanja dapur,dana tak terduga, dana lain lain nya agar tak habis

    BalasHapus
  27. senang banget bisa mampir ke mari karena memang pengetahuan sola keuangan ini penting banget di masa masa seperti sekarang ini. terutama untuk menghitung posisi keuangan dan memperkirakaan hutang jangka panjang dan jangka pendeknya sih ya.

    BalasHapus
  28. Terima kasih banyak untuk artikelnya. Mengevaluasi keuangan dan melakukan banyak penghematan memang harus banget dilakukan saat ini. Semoga kondisi ini segera berakhir ya.

    BalasHapus
  29. Aku termasuk yang belum melek keuangan krn memang uangnya Pas Pas an. Dengan membaca ini jadi tau harus bagaimana

    BalasHapus
  30. Dikeadaan yang kayak gini emang harus lebih smart buat ngatur keuangan kalo gak mau tekor. Apalagi sekarang penghasilan juga menurun tapi kebutuhan harganya makin naik😭. Semoga aja keadaan cepat kembali seperti semula.

    BalasHapus
  31. Emang penting banget yah kak mengatur keuangan saat pandemi COVID-19 ini dan memang harus benar-benar disesuaikan kembali agar tetap bisa makan. Termasuk dana darurat yang harus dipersiapkan.

    BalasHapus
  32. Satu yg sangat saya syukuri,ketika memasuki masa serba susah ini Alhamdulillah kami tidak punya tanggungan. Sehingga makan tidak makan, rezeki yang ada tetapi bisa kami belanjakan. Gak kebayang kalau harus bayar ini itu sementara pemasukan sangat minim bahkan tidak ada

    BalasHapus
  33. Situasi ini memang terasa berat buat semua
    Tapi di sisi lain juga membuat kita lebih kreatif mengelola keuangan
    Labih bijak memilah dalam belanja, mana yang belanja untuk kebutuhan atau sekedar keinginan
    Semoga pandemi ini segera berlalu

    BalasHapus
  34. masyaa Allah menarik dan bermanfaat bgt nih tulisannya informatif juga makasih kak

    BalasHapus
  35. wah makasi mbaa ini menarik banget, hasil kulwapnya dijadikan konten buat dibaca bareng-bareng, karena aku ketinggalan huhu. Kerasa banget ya dari sisi perekonomian dari dampak covid 19 ini. Semoga segera berlalu ya

    BalasHapus
  36. makasih mbaak untuk insightnya ttg finansial ini. sangat penting untuk diatur agar survive di masa darurat. Aku pribadi belum bisa nyisihkan untuk dana darurat karena mmg pas-pasan buat idup hehe, insyaallah ada rejekinya yah.

    BalasHapus
  37. Benar Mba, sejak corona datang ngatuh banget pada keuangan, maka benar-benar harus diatur dengan baik, terima kasih tipsnya Mba :)

    BalasHapus
  38. Harus banget d hitung bisa dibilang ekonomi global.lg labil sedikit banyak pasti berimbas apalagi klo karyawan swasta semua bisa mungkin terjadi. Btw semoga pandemi ini cpt berlalu

    BalasHapus
  39. Saat pandemi kayak gini kita emang harus mulai hemat ya mbak. Soalnya gak tau keadaan ini akan sampai kapan berakhirnya. Harus mulai belanja hal-hal yang penting aja, kurangi jajan.

    BalasHapus
  40. kemarin aku liat postingannya ummu balqis mengenai pola financial di masa pandemic ini memang jadi perhatian khusus ya mba, semoga kita kuat melewati masa-masa merisaukan ini

    BalasHapus
  41. Setelah mengalami baru terasa pentingnya dana darurat. Situasi kaya gini emang ga enak banget tapi mau gimana lagi. Literasi keuangan memang penting banget. Thanks for sharing ya

    BalasHapus