Sudah sebulan terakhir Indonesia digegerkan dengan kehadiran si Corona. Tak ada yang menyangka, Indonesia khususnya Jakarta hari ini bisa sesepi saat ini. Interaksi jauh berkurang. Sebagian besar harus berada di rumah masing-masing.
Banyaknya informasi pun menjadi sebuah tsunami yang harus diwaspadai. Oleh karenanya aku excited begitu mengikuti kuliah WhatsApp dengan tema Waspada Virus Corona & Cara Tepat Pencegahannya. Semoga ini bisa menjadi sarana edukasi untuk Moms tanpa merasa cemas berlebih. Waspada tanpa panik.
Coronavirus 19 atau Covid-19 adalah nama penyakit yang disebabkan virus Corona/Novel Coronavirus (SARS Cov). Corona masih satu keluarga dengan SARS (flu burung /MERS Covi) yang ditularkan oleh hewan. Penyebarannya bermula di Wuhan di pasar yang menjual binatang liar yang biasa sisanya. Ada yang bilang kelelawar, ular. Masih belum pasti. Tapi lama kelamaan virus bermutasi dan menular antar manusia, bukan hewan. Mulai dari Wuhan ke Thailand lalu seluruh dunia dan Indonesia.
Karena disebabkan virus maka penyembuhannya bisa hilang sendiri. Sebagaimana virus pada umumnya melalui Sistem kekebalan tubuh yang akan mengeliminiasi virus. Self limiteds disease sebutannya.
Gejalanya yang umum adalah demam namun ada juga gejalanya lainnya. Yang paling mencolok adalah gangguan sistem pernafasan seperti nyeri tenggorokan, pilek, batuk-batuk kering ataupun sesak nafas. Sesak nafas biasa muncul tiba-tiba tanpa ada riwayat.
Jika tiba-tiba demam, tiba-tiba sesak nafas, maka perlu diwaspadai. Mual, nyeri perut, terkadang diare, lemas. Bahkan orang yang tidak menimbulkan gejala bisa terpapar virus ini.
Yang perlu ditekankan, tidak bisa diklasifikasikan per hari pada orang covid karena gejalanya bervariasi. Ada yang hari ini demam, besok sesak. Ada pula yang sesak baru demam.
Cara Penularan Covid 19
Virus ini sangat mudah menular. Penularan melalui droplet (percikan dari mulut) ketika bicara/bersin/batuk. Bisa memapari orang dengan jarak sampai 1 meter.
Ada banyak faktor yang menyebabkan awalnya tidak gejala padahal terinfeksi, gejala ringan, gejala berat bahkan sampai fatal. Bergantung pada daya imunitas.
Sebanyak 80% gejalanya ringan-sedang dan 20% berat. Angka kematian lebih kecil dibandingkan virus lainnya. Tapi harus berhati-hati terhadap populasi yang beresiko tinggi mengalami komplikasi apabila terpapar seperti bayi, lansia>60tahun dan dewasa muda dengan penyakit penyerta. Mereka menjadi sangat rentan terkena komplikasi ketika terpapar Corona.
Bagaimana pencegahannya?
Biasanya penyakit punya vaksin namun sampai saat ini vaksin Covid-19 sedang dikembangkan. Ada beberapa vaksin lain yang dilakukan orang-orang seperti vaksin influenza dan pneumonia meski tidak secara langsung benar-benar melindungi diri dari paparan Corona.
Dua pencegahan yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Ini bukanlah sesuatu hal yang baru, sudah didengungkan sejak lama tapi hanya lalu saja.
1. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal selama 20 detik untuk menghilangkan kuman yang mengkontaminasi tangan. Berikut langkah mencuci tangan yang tepat.
Kapan sih harus mencuci tangan?
Sebelum makan, setelah menyentuh barang lalu ingin menyentuh wajah, setelah makan dan setelah batuk/bersin. Jika tidak ada sabun, bisa menggunakan hand sanitizer.
2. Mandi minimal dua kali sehari, terutama untuk pekerja di luar rumah.
3. Menghindari berjabatan tangan/berpelukan.
4. Menghindari atau mengurangi interaksi fisik atau berdekatan yang terlalu dekat, baik bagi orang sehat terlebih orang sakit.
5. Menerapkan etika bersin dan batuk yang tepat dengan menutup mulut saat batik/bersin menggunakan lengan atas atau menggunakan tissue yang langsung dibuang. Tidak disemburkan ke depan secara bebas. Setelahnya bersegera mencuci tangan.
6. Membersihkan barang-barang yang sering disentuh dengan disinfektan seperti meja, kursi, gagang telepon/pintu, dan lain-lain.
Cara-cara di atas adalah bagaimana supaya virus dari luar tidak masuk ke dalam tubuh (eksternal).
Selanjutnya bagaimana menguatkan sistem imun (internal). Sebetulnya bukan hal yang baru yaitu sebagai berikut.
1. Makan makanan sehat dan seimbang. Tiap kali makan, ingat isi piringku: karbohidrat, sayur, buah, lauk pauk protein nabati/hewani.
2. Perbanyak aktivitas fisik yang sifatnya ringan-sedang rutin setiap hari minimal 30 menit. Ini bisa meningkatkan sistem imun.
3. Istirahat yang cukup, minimal 6-8 jam per hari.
4. Mengkonsumsi multivitamin, khususnya yang susah makan sayur dan buah (kebutuhan mineral).
5. Jangan merokok dan minum alkohol.
6. Mengendalikan penyakit penyerta dengan meminum obatnya sesuai anjuran supaya sistem imun tidak buruk dan rentan terpapar serta mengalami komplikasi.
Physical Distancing
Sejak covid 19 muncul, muncul anjuran social distanding. Yang lebih tepat sebenarnya adalah physical distancing, mencegah kontak fisik baik sehat dengan sehat terlebih bagi yang sakit dengan menjaga jarak minimal 1 meter. Bagaimana caranya?
1. Menghindari keramaian di tempat umum sepeti mall, bioskop. Tetap di rumah saja.
Kalaupun terpaksa harus keluar untuk suatu urusan, gunakan masker.
2. Tidak menyelenggarakan pertemuan atau acara yang melibatkan banyak peserta seperti arisan, kondangan, dan lain-lain karena berpotensi saling menularkan.
3. Menghindari perjalanan keluar kota maupun luar negeri. Sebaiknya Lebaran tahun ini tidak mudik. Karena kita bisa saja sehat tapi kita adalah carrier virus. Jangan sampai virus dari satu kota berpindah ke kota lain melalui kita termasuk hindari berkunjung ke tempat wisata, mengurangi kunjungan ke rumah orang lain, mengurangi menerima tamu di rumah, mengurangi frekuensi keluar rumah seperti berbelanja. Jika harus keluar, hindari transportasi umum. Jika harus pakai transportasi umum, pilih jam sepi.
Protokol pasca bepergian adalah sebagai berikut:
1. Lepas alas kaki di luar rumah.
2. Langsung cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum melakukan apapun.
3. Hindari pegang apapun ataupun berbaring sebelum mandi
4. Semprotkan disinfektan pada barang bawaan kecuali makanan.
5. Pakaian kotor langsung taruh keranjang.
Jika kita sedang sakit, jangan kunjungi orang lain terlebih para lansia. Ciri yang signifikan adalah demam sangat tinggi, pilek dan batuk serta sesak nafas.
Konsultasi penyakit via online jika masih ringan dengan aplikasi atau telepon (BNPB 117, Kemenkes 119 ext 9, DKI 112).
Jika masih serumah dengan orang lain, pakai masker, jaga jarak, pisahkan peralatan makan&mandi.
Bagaimana supaya tidak bosan selama social distancing? Bagaimana supaya tidak cemas?
1. Selalu buka jendela rumah agar pertukaran udara terjadi. Usahakan dapat sinar matahari yang cukup dengan berjemur
2. Lakukan hobi. Manfaatkan sosial media dan online course/class untuk menambah ilmu dan berkomunikasi dengan keluarga lain.
Tanya Jawab
1. Setiap pencegahan sudah rutin saya lakukan dan menerapkan pola hidup sehat. Namun semakin banyak berita yang saya tonton dan baca di sosmed, secara tidak langsung mengganggu kesehatan mental saya dan saya juga sedang hamil. Bagaimana cara mengendalikan kecemasan saya di tengah wabah corona ini?
Jawab:
Dengan tidak terlalu banyak menerima informasi dari grup-grup terlebih belum tahu kebenarannya.
Jangan ke rumah sakit jika tidak ada kegawatdaruratan seperti penurunan kesadaran, kejang, pendarahan, kontraksi, dan lain-lain.
Stress management, mampu menerima informasi yang benar. Jika masih ragu bisa konsultasi dengan yang ahli.
2. Tangan suami yang baru pulang bekerja memegang desinfectant otomatis bakteri menempel ke botol. Bagaimana mensiasatinya? Bagaimana sebaiknya perlakuan pada makanan yang dibawa pulang suami? Baju seragam baik nya di rendam cairan antiseptic berapa lama?
Jawab:
Semprot disinfektan oleh orang yang tidak kotor, bukan suami melainkan istri/orang di rumah. Sebisa mungkin begitu pulang langsung masukkan baju ke keranjang dan langsung direndam/dicuci dan langsung mandi.
Ketika membeli makanan, perhatikan kehigienisan penjual makanan. Tidak perlu disemprot disinfektan.
Baju direndam 15-30 menit setelah disemprot disinfektan. Jika tidak disemprot disinfektan, pakai air hangat. Namun tetap perhatikan jenis baju apakah aman direndam air hangat.
3. Bagaimana menyikapi mertua yang kurang paham tentang bayi dan keadaan saat ini? Di daerah saya termasuk zona merah covid - 19.
Jawab:
Ini mengenai bagaimana individu menyikapi informasi yang diterimanya. Mertua Anda sepertinya termasuk yang terlalu santai. Kita harus sering mengingatkan agar anak tidak dibawa ke banyak tempat. Bisa dibantu dengan anggota keluarga lainnya.
4. Apakah pemberian suplemen vitamin C dapat menjadi langkah efektif menjegah penyebaran covid-19? Lalu bagaimana tanda wabah covid-19 ini telah berakhir baik secara global maupun nasional?
Jawab:
Vitamin C menjadi panduan pengobatan bagi pasien positif Corona sekitar 400mg, untuk orang yang sehat juga boleh. Namun cukup dengan 2 buah jeruk atau 1 buah jambu klutuk setara 100mg. Memang berdasarkan penelitian, orang yang sakit kebutuhan vitamin C lebih besar.
Kalau ditanya kapan wabah ini akan berakhir, agak susah dijawab pasti karena setiap negara punya kebijakan berbeda dalam mengurangi angka positif. Prinsipnya selama masih yang "bandel" untuk tidak physical distancing, akan terus berjalan. Olen karenanya physical distancing sangat prlu untuk memutuskan rantai penularan Corona.
5. Seringkali ditemukan kasus bayi/balita dengqn positif corona, hampir tidak menunjukkan gejala. Aapakah sekalipun tidak ada kemunculan gejala pada bayi/balita positif corona, paru-paru bayi tersebut bisa rusak karena virus corona?
Jawab:
Belum tentu. Kerusakan paru memang karena ada peradangan disebabkan penyakit seperti TBC. Tergantung derajat keparahan pneumonia. Jika memang infeksi cukup luas mungkin saja membentuk jaringan parut di paru sehingga mempengaruhi proses perkembangan parunya.
6. Apakah gejala covid-19 untuk anak kecil itu akan sama dengan orang dewasa? Mengingat anak kecil belum bisa memberi tahu kondisi dirinya.
Jawab:
Untuk gejala tidak dibedakan. Ada demam, ada gejala pernapasan. Gejala pernapasan bervariasi antara pilek saja, batuk saja atau pilek batuk. Jika demam, pilek dan batuk, mungkin saja mengarah kesana. Jika bersin saja belum tentu Corona.
7. Apa bener ciri-ciri penyakit corona sama dengan penyakit BP (bronchitis peneumia)? Apakah sama obat dan cara menangani bayi yang kambuh BPnya dengan cara merawat dan memberi obat pada pasien corona? Jika tidak, apa yang harus saya lakukan dengan pihak rumah sakit yang sudah salah menangani penyakit anak saya (re: menduga corona)?
Jawab:
Sebetulnya mirip antara Corona dengan bronkopneumonia. Bronkopneumonia disebabkan virus, bakteri atau jamur. Bronkopneumonia bisa juga disebabkan virus Corona.
Sama pengobatannya, diberi antibiotik. Tapi kalo Corona karena virus, pemberian anti virus masih dicari.
8. Apakah pasien yang dinyatakan sudah sembuh bisa kembali mengalami reinfeksi? Berapa persen peluang terjadinya reinfeksi?
Jawab:
Betul ada yang reinfeksi. Belum ada Laporan yang menyatakan pasie terinfeksi, sudah sembuh, terinfeksi kembali. Saat ini peluangnya sangat kecil.
9. Atasan saya demam sudah 9 hari dan beliau positif pneumonia. Kebetulan saya 1 team di bawahnya dan sempat bertemu sebelumnya. Namun saat ini kondisi saya sehat. Beliau dirujuk ke wisma atlet untuk swab test. Saya jadi takut karna selama ini dekat dengan mertua dan kedua anak saya. Adakah solusi dari keadaan saya?
Jawab:
Self monitoring untuk byang belum ada bgejala pasca kontak dengan ODP/PDP/Corona. Tetap mengedepankan physical distancing dan PHBS. Kalau ada gejala batuk ringan, pakai masker. Minim onat-onatan waring. Jika sudah lebih dari 3 hari, konsultasi dengan dokter.
Disclaimer:
Ditulis ulang dari Kuliah WhatsApp bertema Waspada Virus Corona & Cara Tepat Pencegahannya yang diadakan Haibunda dengan narasumber dr. Muhammad Ayah Andalusia, SpPD.
Bagus sekali mba, sangat lengkap dan detil lengkap dengan FAQ yang memang sering ditanyakan orang.
BalasHapusSemoga artikel ini didibaca banyak orang guna mengurangi berita hoax
Terima kasih untuk rangkuman kulwhapnya, Mbak. Lengkap banget dan bermanfaat. Apalagi dari sumber yang kredibel jadi pasti bisa dipercaya. Semoga kita bisa melalui pandemi ini dengan sehat.
BalasHapusTerimakasih semua informasi nya. Menjaga pola hidup sehat semoga terus kita terapkan sedang atau sudah bebas dari pandemi korona ini ya.
BalasHapusSudah tidak tahan melihat orang yg baru pulang dari zona merah di kampung saya. Tapi ia keluyuran terus. Mentang-mentang orang kaya. Kalau ia bawa penyakit kan siapa yg mau tanggung jawab? RT setempat juga kalah sama tuh orang.
Buat semprot-semprot disinfektan nih aku yang masih belum telaten banget, Mbak. Kayak paket gitu misalnya. Padahal penting ya buat pencegahan, biar bagaimana pun kesehatan yang utama.
BalasHapusterimakasih mbak udah di share di blog, informasinya bermanfaat banget
BalasHapusTerima kasih mbak rangkuman dari kulwapnya, agar kita semua ga kudet.
BalasHapusJujur, aku pun udah ga keluar rumah hampir 3 minggu. Keluar sih untuk beli makanan mandat ibu ratu di rumah, cuma ya gitu banyak yg masih abai Physical distancing. Masa belanjanya tetep desek-desekan tapi saya tetep jaga jarak aman sebisa mungkin menjauhi kerumunan.
Sebenarnya aku juga ga baca berita tentang perkembangan covid-19, karena semakin aku baca semakin aku takut. Semoga wabah ini segera berakhir dan dunia pulih seperti semula. Sehat untuk kita semua Aamiin.
Ternyata pencegahan virus ini cukup sederhana ya mbak, cuma memang perlu effort aja buat melawan rasa malas yang terlalu besar. Aku termasuk yang malas tapi pengen tetep sehat😂
BalasHapusSebenarnya kunci utamanya jaga kebersihan ya. Selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Hikmah dibalik virus corona ini kita jadi lebih menjaga kebersihan, iya ga sih? Tapi ya semoga virus ini segera berlalu.
BalasHapusSebenarnya kunci utamanya jaga kebersihan ya. Selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Hikmah dibalik virus corona ini kita jadi lebih menjaga kebersihan, iya ga sih? Tapi ya semoga virus ini segera berlalu.
BalasHapusSemoga virus Corona segera hilang ya. Puluhan ribu orang meninggal dalam sekejap akibat virus ini dan kedokteran modern masih kelimpungan mengatasinya
BalasHapus