Langkah Awal Perjalananku Meraih Mimpi Menjadi Da'iyah



Introduction:

Aku percaya Allah akan memeluk mimpi-mimpiku manakala aku yakin, selalu berikhtiar dan bertawakal. Seperti perjalanan kali ini, perjalananku meraih sebuah mimpi, untuk 'menantang' diriku. Bismillahirrahmanirrahim..



 Juni 2013
'Dek, bisa gantiin kakak ngisi kajian di universitas A?'
Sebuah SMS dari kakak akhwat masuk ke ponselku. Betapa tak menyangkanya aku diminta menggantikan beliau yang merupakan mapres UNJ, beliau memintaku menggantikannya menjadi pembicara sebuah kajian di sebuah universitas. Kontan saja aku terkejut, belum ada pengalaman apa apa berbicara di depan umum. Pernah sih, itupun sewaktu SMA di kajian keputrian SMA. Itupun mendadak karena pembicara tidak hadir, sedangkan aku sebagai ketua keputrian harus menggantikannya.
Awalnya aku sempat menolak secara halus untuk menggantikan beliau tapi berhubung waktunya mepet dan tidak ada yang bisa menggantikan, aku pun mengiyakan.
Keesokan harinya seorang akhwat panitia kajian menghubungiku. Kajian dimulai pukul 13.00. Beruntung Jumat itu aku sedang tidak ada kuliah dadakan. Pukul 11.30 aku sudah tiba disana dan tepat pukul 12 aku pun mulai berbagi. Temanya tentang pesona muslimah berprestasi. Alhamdulillah responnya sangat positif. Bahkan sampai menjurus ke kewajiban berhijab. Hampir saja aku kelimpungan menghadapi keaktifan peserta, maklum first time..
Alhamdulillahirrabbi­lalaamiin. Senangnya berbagi..Setelah selesai mengisi kajian, akupun kembali ke kampus untuk agenda lainnya.
---

Juli 2013
Sebuah nomor asing menghubungiku, seorang ukhti memintaku menjadi pembicara bersama Mbak Oki Setiana. Seminar itu berada diselenggarakan oleh LDK sebuah universitas swasta di Jakarta Selatan.
Batinku bertanya-tanya, bukan karena darimana akhwat itu tahu nomor ponselku, melainkan...
"Bagaimana bisa aku disandingkan bersama Mbak Oki? Seberapa pantas?"
Karena saat itu masih liburan dan aku belum tahu jadwal kuliahku, kubilang akan menghubungi panitia begitu aku tahu jadwal kuliah semester depan.
---

Agustus 2013
Pada bulan ini beruturt-turut aku tampil di muka umum. Pertama sebagai keynote speaker di MPA (Masa Pengenalan Akademik) tingkat Jurusan Matematika. Kedua pada seminar berprestasi, rangkaian acara MPA UNJ. Benar-benar realisasi sbuah mimpi.. (cerita lengkapnya disini)

Akhir Agustus 2013
Dua bulan kemudian. Sudah kudapatkan jadwal kuliah baruku. Belum sempat aku mengkonfirmasi panitia, mereka sudah menghubungiku terlebih dahulu bahwa acara dipending menjadi sehari lebih cepat. Kulihat jadwalku, ternyata ada kuliah setengah hari, bentrok dengan waktu seminar.
Berbicara di depan ratusan mahasiswa baru, bersanding bersama pembicara muslimah ternama. Sebuah kesempatan yang bisa dibilang jarang.
Batinku bergerumuh. Ya Rabb, haruskah aku bolos kuliah demi kesempatan itu?
Setelah berpikir lebih dalam dan istikhoroh, akhirnya aku memutuskan, kuliah.
"Kamu gimana sih? Kok ditolak?"
"Kesempatan langka tuh, kenapa ditolak?"
Tak peduli apa bicara mereka. Aku tidak percaya dengan ungkapan 'Kesempatan hanya datang sekali'..
Aku yakin kesempatan kedua pasti datang..
---
Benar saja, seminggu setelah seminar berlangsung, masih dengan akhwat yang sama. Ia memintaku menjadi pembicara di open house LDK di universitas tersebut dua pekan lagi. Melihat jadwalku yang masih luang, kuiyakan. Bismillahirrahmanirr­ahim..
Seminggu setelahnya ternyata aku dapat panggilan sebuah audisi (cerita lengkapnya disini) bahwa aku harus mengikuti audisi sepekan lagi yang artinya bentrok dengan jadwal seminarku. Sementara tidak ada yang bisa kuminta untuk menggantikanku di seminar itu.
Lagi-lagi batinku bergemuruh. Tapi aku tak pernah alpa melibatkan Allah dalam setiap keputusanku. Syukur alhamdulillah, ada waktu alternatif audisi, aku tetap bisa menjalankan janjiku, menjadi pembicara di seminar tersebut serta mengikuti audisi.
---
Aku mereka ulang pengalaman-pengalama­nku sampai bulan ke-9 di tahun 2013 dalam berbicara di depan umum. Aku sudah pernah berbicara di depan para muslim/ah di kampus lain. Namun kampusku sendiri? Belum sama sekali. Ah, rasanya aku memang belum pantas.

Awal September 2013
Saat itu selama seminggu aku berada di luar kota untuk mengikuti sebuah konferensi. Di hari Kamis malam, seorang akhwat pengurus keputrian LDF MIPA UNJ menghubungiku, memintaku menjadi pembicara di MUTIA, kajian keputrian FMIPA UNJ di hari Jumat siang. Materinya tentang muslimah berprestasi. Sayangnya saat itu bertepatan hari Jumat sorenya aku harus presentasi di konferensi.
Apa daya, aku pun meminta maaf karena tidak bisa memenuhi undangan tersebut. Bismillahirrahmanirr­ahim..
Alhamdulillahirrabbi­lalaamiin. Ada pembicara pengganti.
---
Pertengahan November 2013
Untuk kedua kalinya kakak akhwat pengurus kegiatan MUTIA memintaku menjadi pembicara, temanya Al Mar'atus Sholihah. Padatnya kegiatanku di minggu itu membuatku baru sempat membuat slide di Kamis malam.
Keesokan harinya sebelum adzan subuh aku merasakan kondisi tubuhku sangat kurang stabil, rasanya tidak bisa beranjak kemanapun. Yang ada di pikiranku saat itu adalah..
"Kalo aku ga ke kampus, bagaimana nasib MUTIA?"
Bismillahirrahmanirr­ahim.. Aku pun mengikhtiarkan untuk tetap ke kampus, meskipun agak tertatih. Beruntung aku selalu mendapat tempat duduk di busway.
Dan MUTIA pun berjalan dengan cukup lancar.
---

Aku berkaca pada masa lalu, teringat pada sebuah mimpi yang pernah kutorehkan..
'Aku ingin menjadi da'iyah'
Namun saat menuliskan itu untuk pertama kalinya sebenarnya batinku tidak terlalu yakin. Mengingat aku adalah seorang yang begitu pemalu berbicara di depan umum, public speaking ku pun tak begitu bagus. 
Namun seiring berjalannya waktu Allah telah mentarbiyahku.. Lewat konferensi-konferens­i itu aku mampu mengembangkan skill public speakingku. Aku pun kerap ditunjuk sebagai MC beberapa acara di kampus maupun luar kampus.
Memang belum dapat dikatakan sangat excellent tapi setidaknya aku jadi terbiasa berbicara di depan umum, baik laki-laki maupun wanita.
Kebahagianku ada pada saat aku mampu berbagi ilmu dan pengalaman yang kupunya dengan orang lainnya. Akupun bertekad akan selalu membawa ayat-ayat Al Qur'an di setiap bicaraku, baik dalam seminar keislaman maupun umum. Bukankah sudah sejak lahir seorang muslim itu diamanahkan menjadi seorang da'i?
Dan selalu ada kenangannya usai mengisi kajian, seperti ini ^^
yang ini..

acara yang berbeda..
beda lagi.. dan ada bbrp lainnya :D



Alhamdulillahirabbil­alaamiin, sebuah mimpi tercoret, sebuah langkah awal yang insya Allah menjadi langkah besar selanjutnya. Menjadi da'iyah. Aamiin. RencanaMu memang tak teduga namun indah, ya Allah..






Semangat berprestasi menginspirasi!

*setelah ini apalagi ya Allah? :')*

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Wah kereeeenn.. hebat! Lanjutkan bu vis!
    Teruslah menjadi muslimah yang menginspirasi :) :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillahirrabbilalaamiin, Bu Gia.. Yuk kita sama2 menjadi muslimah berprestasi menginspirasi ^^

      Hapus