Semarang, Kami (Bertiga) Datang!



Bismillahirrahmanirrahim.

Haloha, bloggers! Bunda Visya *sebutan baru ceritanya* kembali bercerita. Alhamdulillah yah punya stok cerita baru. Kali ini tentang short escape ke Semarang. Eits ada yang BERBEDA. What is it? Karena UNTUK PERTAMA KALINYA kami--sepasang pejalan alias backpackers, VISYANDI--pergi bersama baby boy lucu emesh kami, Ahnaf alias Icham. Enjoy this!

Akhir Feb 2018
Dapat kabar adik ipar akan menjalani graduation program magister pada tanggal 7 Maret. Kesempatan yg (sebenarnya) sudah lama kutunggu sebagai momen jalan-jalan keluar kota bersama baby. Alhamdulillah.. bakal terlaksana.

Sayangnya semua tak berjalan semulus rencana..... :(


Begitu kusampaikan ke keluargaku (ibu, bapak, mbah) mereka bilang 
"Ngga usah ikut ke Semarang, biar Andi aja. Bawa bayi, kasihan."
"Kasian men adoh adoh neng Semarang. (Kasian banget jauh jauh ke Semarang)."
Oh tidaaaak. Galaulah emak! Alhasil yang tadinya udah semangat pesen tiket jadi ngga jadi. :(

"Aku ngga usah ikut ke Semarang deh." kataku pada suami, meski masih setengah hati.

"Yakin?"

"Hmm.." yah pikir pikir lagi deh.

Hingga akhirnya setelah mengalami pergolakan batin dan pertimbangan bersama suami, diputuskanlah.

FIXED. SEMARANG. SHORT ESCAPE. BISMILLAH.

Terpesanlah tiket kereta tujuan Semarang per tanggal 5 Maret 2018. Alhamdulillah.. Bunda pun mulai sibuk mempersiapkan segala perlengkapan baby. Kali ini baby sudah MPASI, jadi persiapannya lebih banyak. Terlebih yg harus dibawa tapi harus dibeli onlen. Kan butuh waktu order n antarnya, bo'!

Lantas? Semua berjalan sesuai rencana, tanpa tantangan? Ohhhh tentu tidak, saudara-saudara!

Minggu, 3 Maret 2018
Sore hari baby nangis saat dimandikan. Tumben. Begitupun saat disuapi, nangis lagi. Ayah ajak jalan jalan keliling, masih nangis. Alhamdulillah malamnya baby cepat tidur. No negative feelings, dong ya..

Senin, 4 Maret 2018
Suhu tubuh baby naik drastis, 38 derajat celcius! Disuapi makan, ngga mau. Akhirnya digempur ASI. Mau. Tapi apa yang terjadi? Siang harinya ia TIDAK MAU MENYUSUI sama sekali. Tiap kali disusui nangis. Sepanjang siang sampai malam ' ngegeremeng'. Hiks, meleleh hati bunda. Kasihan baby pasti ngga enak badannya :(

Siang hari dibawa ke nenek haji untuk didoakan dan diberi air putih. Ini ide dari mbah buyut baby. Ya namanya juga ikhtiar. Meski ia masih belum mau menyusui. Tapi tetap aku berikan makan, gasol ubi jadi andalan. 

Alhamdulillah malamnya baby ngga rewel setelah minum ASI dari dot. Kami jadi teringat rencana besok. Seharusnya besok siang kereta kami berangkat. 

"Kita lihat perkembangan besok sampai pukul 09.00 WIB." cetus suami.

Maka packing pun diundur. Kalo jadi ya masukin tas. Kalo ga jadi, kembalikan ke box.

Selasa, 6 Maret 2018
Unpredictedly, suhu tubuh baby kembali normal. Setelah mempertimbanhkan kembali, bismillah, tanpa babibu langsung packing dalam waktu satu jam! Untung saja baju baju sudah dipersiapkan. Tinggal dimasukkan ke tas.

Yippie, satu tas ukuran sedang, satu handy bag dan satu tas bayi sedang. Cukuplah untuk backpackeran 3 hari ke depan.

Sekitar pukul 11.20 WIB, meluncurlah kami ke stasiun pasar Senen. Ya Allah, maceut, sodara-sodara! Huft, untunglah kereta masih jam 14.00. Insya Allah keburu lah ya..

Singkat cerita pukul 12.40 tibalah kami di stasiun. Jengjeng.. dari jaman single sampe udah beranak, teteup masih setia dengan stasiun ini, haha. Mulai dari Jogja, Surabaya, hingga Malang. Eh tapi lebih sering Jogja. Banget. 

Kami putuskan untuk menunggu di waiting room. Di luar ekspektasi, ternyata waiting room nya sumpek! AC ngga berasa. Alhamdulillah baby masih comfy, itupun karena diajak jalan-jalan keliling ruangan.

Singkat cerita, pukul 13.45 kami check in. Pukul 14.00 kereta mukai meluncur. Yuhuuu perjalanan sesungguhnya dimulai. Bismillah wa biidznillah.

Satu jam pertama dilalu dengan lancar. Baby terlihat begitu excited. Pun dengan 2 jam berikutnya dilalui dengan tidur. Alhamdulillah. Masih sisa 3 jam 49 menit. How it would be?

Jengjeng.. jelang maghrib, mulai lah keriweuhan terjadi. Baby menangis. Disusui sambil duduk, menolak. Disusui sambil berdiri, menolak. Cemas? Jangan tanya. Aku sampai keringat dingin.

Akhirnya ayah ambil alih, gendong baby keliling gerbong. Aman. Tapi begitu diajak duduk, mulai berpolah kembali, sambil menghadap ke belakang. Oalah rupanya ada anak kecil juga di belakang, bersama ibunya. Duh bayiii paham aja ada temen~

Ibu si anak kecil sepertinya gemas dengan baby, langsung lah digendong dan diajak bercanda. Dikembalikan lagi ke bunda, eh gantian pasangan muda di depan ngajak bercanda dan gendong baby. Anak saya banyaj fansnya euy, haha.

Malam mulai menjelang. Biasanya pukul 19.00 baby sudah mulai tidur, tapi ini masih mentereng sama sekali. Disusui beberapa kali, tetap melek. Masih 1 jam 40 menit sebelum tiba di Semarang. Berbagai cara dicoba tapi teteup aja belum mau bobo.

"Ya udah di Semarang aja ya bobonya." kataku. 

Tapi ayah kekeuh, "Ini ngantuk dia sebenarnya."

Okelah bunda susui lagi. Ajaib, langsung tidur dia. Sampai akhirnya kereta mendarat di Semarang. Awalnya mau dijemput oleh adik ipar tapi karena beliau aedang hectic alhasil kami naik mobil onlen. 

Duh, busui lapar. Keluar stasiun, langsung cari makan. Aku pesan mie jawa, maknyoos. Suami pesan nasi goreng. Harga normal lah yah. Ingat sekali dulu pertama kali kesini sama Imel, waktu mau naik gunung Ungaran. Uos, jangan tanya kapan lagi naik gunung? Bhayyy~

Huuuaaa welcome Semarang. Jadi ingat Desember 2016 singgah di Semarang. Luntang luntung di Semarang selama 6 jam akibat ketinggalan kereta. Kalo 2016 kita datang bertiga, dengan baby masih 2 bulan di perut, kali ini bertiga dengan baby sudah 7 bulan. 


Yuk baca postinganku selanjutnya tentang perjalanan kami di Semarang! ;)

(Bukan) Sekedar Senang-senang di Semarang


2 komentar:

  1. Bawa bayi traveling itu memang penuh drama :p. Akupun dulu pertama kali bawa anakku jalan, pas umur dia 10 bulan, naik pesawat, delay 4 jam pula. Ampuuun lah rewelnya hahahaha.. Untung skr udh agak gedean, jd udh enak dibawa jalan2 mba. Udh ngerti juga anaknya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaa jd ngebayangin mba hecticnya. Hihi emang harus dilatih dr bayi biar terbiasa :D

      Hapus