Yuk Terbitkan Buku Solomu dengan Lima Tips Ini



"Maaf, naskah yang Anda kirimkan tidak dapat kami proses."
"Terimakasih atas kiriman naskah Anda namin mohon maaf naskah Anda belum memenuhi kriteria kami."

Tahun 2011, saat saya masih duduk di bangku SMA, saya beranikan diri mengirim naskah buku solo saya seputar traveling ke sebuah penerbit. Beberapa bulan menunggu, email penolakan diterima. Mencoba lagi, ditolak lagi. Hingga total kurang lebih 5 penerbit menolak.


Kurang lebih setahun dalam penantian. Kini naskah itu sudah saya lupakan.

Impian menerbitkan buku solo kian jauh dan seolah hanya mimpi belaka....


Meskipun setelahnya saya masih mendalami dunia kepenulisan, namun putar setor ke tulisan ilmiah. Tetap saja, rasa trauma penolakan menghantui..

TakdirNya membuat saya kembali mendalami dunia fiksi di awal tahun 2018, fokus pada penulisan bertema parenting. Kisah hidup yang saya alami sejak awal menikah hingga kini dan rasa ingin berbagi, membuat keinginan menerbitkan buku solo mencuat kembali.

Sebulan..dua bulan..progress masih di bawah 50%! Bagaimana ini?

Hingga akhirnya saya berjodoh untuk hadir di sebuah acara bertema "Abadikan Karya Lewat Buku". Dengan mengajak anak dan suami, saya berharap bisa kembali me-recharge semangat dari pembicara dan teman-teman yang hadir dalam menyelesaikan naskah buku solo saya.

Acara ini diselenggarakan oleh komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) feat CNI Indonesia dan CNI Sun Chlorella di Plaza Festival, Jakarta. Mas Gusti (CNI) membuka acara hari ini.
Mas Gusti CNI) sebagai MC

Pembicara kali ini ada mba Nunik Utami Ambarsari, seorang penulis buku dan blogger.

Saat aku kepoin blognya.... Keren banget ternyata beliau! Banyak buku solo  inspiratif yang sudah berhasil diterbitkannya.
Hasil Googling Buku Mbak Nunik Utami

FYI, Mbak Nunik memulai kiprah di dunia blogging sejak tahun 2005. Beliau juga mendalami dunia jurnalistik. Berikut beberapa tips yang saya dapatkan dari beliau dalam menerbitkan buku solo.

Cari Ide dan Garap Serius
Permasalahan utama sebelum menulis biasanya adalah: gimana suh cara mendapatkan ide?


Ibarat teko, sebelum menuangkan isi, tentu harus diisi, pun dengan kita. Sebelum menulis, perbanyaklah membaca buku referensi yang sesuai dengan tema yang ingin kita angkat.

Ide didapat, mulailah buat kerangka tulisan. Notice, menulislah dengan tuntas dan konsisten. Jangan baru setengah jalan, tergoda naskah lain ya~

FYI, untuk menulis naskah buku minimal dibutuhkan 100 halaman (saja). Bagi yang terbiasa menulis di blog, tentu bukan jumlah yang banyak dong? Yes, it means, kita bisa lho mengkompilasikan karya kita di blog dalam sebuah buku!

Eits, tentunya yang relevan dan setema ya!
Teh Ani Berta, founder komunitas ISB, sudah membuktikannya lho! Beliau bercerita, salah satu buku fiksi solo pertamanya terbit dari hasil mengkompilasi tulisannya di blog yang tentunya sudah dipoles sedemikian rupa.

Ikutilah Lomba-lomba Kepenulisan
Nah ini salah satu tips jitu yang juga saya kerap lakukan hingga kini. Tujuannya adalah melatih skill menulis kita. Misal, naskah kita tidak lolos dalam sebuah lomba, berarti harus ada perbaikan ini itu. Di lomba selanjutnya, ternyata lolos sampai tahap 2, berarti sudah lebih baik, dan seterusnya.


"Ah, saya ngga pede."

Duh please, jangan keburu meng-underestimate diri sendiri. Do appreciate yourself.


Mbak Nunik sendiri bahkan pernah ikut lomba ini itu, sampai tahu-tahu dalam sebulan terbit 6 buku.

"Cari infonya itu, dimana? Bingung.."

Duh please deh, hari gini, internet udah gampang banget 'dijamah'. Tinggal klik kata kunci di Google, muncullah apa yang ingin kita cari. Notice, kita tidak harus ikut semua lomba, pilihlah yang sekiranya kita mampu. Catat deadline nya, eits tapi sebisa mungkin selesaikan sebelum deadline ya!

Berkumpul dengan Sesama Penulis
Ada pepatah bilang, 
"Kalau berteman dengan penjual minyak wangi, kita akan ketularan wangi."

Yes, kita adalah dengan siapa kita berteman. So, kalau mau terus mengembangkan passion menulis, bertemanlah dengan sesama penulis. Caranya?


  • Ikuti komunitas kepenulisan, online atau offline
  • Membangun hubungan dengan teman sesama penulis
  • Ikuti forum belajar kepenulisan


Saya pribadi sejak mendalami dunia tulis menulis di bangku SMA sudah mengikuti forum kepenulisan. Apa sih manfaatnya?

  • Mendapatkan feedback terkait gaya penulisan dan sistematika
  • Wadah berbagi ilmu, baik dari kita ataupun untuk kita
  • Sumber semangat menulis, terlebih ketika sedang down.


Temukan Cara Lain Terbitkan Buku
Belajar dari pengalamanku di awal yang hanya mengandalkan penerbit mayor, sudah saatnya kita melek dan menyadari ada banyak cara menerbitkan buku ketika naskah sudah jadi. 

Sejak beberapa tahun silam mulai bermunculan penerbit indie, dimana kita bisa menerbitkan buku sendiri. Bahkan ada penerbit indie dimana kita ngga harus merogoh kocek untuk menerbitkannya lho! Tentu dengan perjanjian di awal yang telah disepakati bersama.

Teh Ani Berta bercerita, ia telah membuktikannya, bahwa dengan penerbit indie pun naskah kita bisa layak terbit dan dibaca banyak pernahh, menjadi karya bermanfaat.


Nah apa sih perbedaan menerbitkan buku di penerbit mayor dan penerbit indie?



So, now the choice is on your hand. Bukan soal penerbitnya yang utama, namun kualitas karya yang kita punya :)

Rajin Datang ke Pameran Buku
Kenapa?

Pertama, karena biasanya ada coaching kepenulisan sebagai wadah konsultasi naskah yang kita miliki.
Kedua, bisa sharing dengan penerbit terkait genre buku yang diterima di penerbit tersebut, bahkan bisa langsung menawarkan naskah yang kita miliki.
Ketiga, bonusnya, bisa belanja buku lebih hemat sebagai sumber referensi menulis.


"Naskah saya udah 3 bulan di penerbit ga ada kabar diterima atau ditolak?"
"Langsung kirim email penarikan bahwa kamu pengen kirim naskah itu ke penerbit lain. Simpan baik-baik sebagai bukti ke penerbit baru."

"Buku saya sudah diterbitkan di penernit indie. Bisa masuk ke penerbit mayor?"
"Bisa kok, tapi kamu harus memnuat surat pernyataan penarikan izin terbit (ulang) di penerbit indie tersebut dan temtunya di re-edit kembali olehmu."


Closing dari Mba Nunik:
Jangan pernah berhenti disini, teruslah menulis buku (solo). Ke depannya challenge akan banyak; mager di tengah jalan, ide buntu, ditolak penerbit, dll. Jangan berhenti!


Guys, untuk menyelesaikan naskah buku solo tentunya kita harus dalam kondisi sehat bugar. Di awal acara tadi, ada cek Hemoglobin (Hb) dan resiko anemia gratis dari CNI lho! Kita jadi tau berapa Hb kita.
Mba Asti mengecek kadar Hb dan resiko anemia pada para peserta

Ada penjelasan juga dari mba Asti (Health Food Product Specialist CNI) tentang kadar Hb dan resiko anemia. Wah notice banget buat kita semua nih.
Mba Asti mempresentasikan perihal bahaya anemia

Ternyata kadar Hb pria normal 13,8-17,2 g/dL dan perempuan 12,1-15,1 g/dL. Data RISKESDAS 2013 dan 2018 menunjukkan sebagai berikut:

  • Penyintas anemia pada ibu hamil dari 37,1% menjadi 48,9%
  • Penyintas kanker dari 1,4% menjadi 1,8%
  • Penyintas stroke, ginjal kronis, diabetes mellitus dan hipertensi juga meningkat per Januari 2018.


FYI, saya sendiri semasa hamil terkena anemia. Sungguh ngga enak banget anemia itu, tubuh cepat merasa lelah dan pusing. Tentu bisa menghambat produktivitas.

Rupanya tak hanya saya, di Indonesia angka penyintas anemia pun termasuk tinggi.

Untuk menjawab permasalahan ini, CNI punya produk andalan namanya Sun Chlorella, suplemen makanan kesehatan yang terbuat dari ganggang hijau air tawar Chlorella pyrenoidosa dengan kandungan gizi lengkap dan alami antara lain :


  • Beta karoten
  • Klorofil
  • Protein
  • Chlorella Growth Factor
  • Vitamin dan Mineral

Produk ini berguna untuk peremajaan DNA/RNA dan berefek pada kandungan darah dalam tubuh sehingga mengurangi resiko anemia. Bisa dikonsumsi mulai usia 3 tahun ke atas. Anyway, alhamdulillah ngga hanya dapat ilmu, aku dapat reward sebagai IGPost terbaik dan mendapatkan voucher MAP serta Sun Chlorella. Yeay! Aku bakal mengkonsumsi Sun Chlorella sebagai bentuk ikhtiar menyehatkan diri demi terselesaikannya naskah buku solo :D
Alhamdulillah dapat reward :D
Selengkapnya bisa langsung kontak Gerai CNI atau @sunchlorellaid ya.

sumber: disini
Last but not least, terimakasih Mbak Nunik atas sharing ilmunya yang berhasil me-recharge semangat saya. Terimakasih ISB dan CNI atas kesempatan dan fasilitasnya. Dan tentunya, terimakasih untuk suami saya yang sudah menemani dan menjaga si bayi di luar, sebuah bentuk dukungan moril bagi saya :)

Yuk jadi penulis sehat dan produktif! Yuk, selesaikan naskah buku solomu! Yuk, abadikan karya lewat buku!
Aku, Tim CNI dan Teman-teman Blogger ISB


Referensi:
https://www.geraicni.com/product/SC150
http://icampusindonesia.com/2016/04/04/perbedaan-penerbit-indie-dan-mayor/

30 komentar:

  1. jangan takut diphpin sama mayor ka.. hehe :))

    BalasHapus
  2. Sering kejadian, nih. Baru setengah jalan, udah lompat ke naskah lain. Hehe.

    BalasHapus
  3. Masya Alloh mom Evi memulai nulis buku solo sejak SMA ya, saya waktu SMA cuma main2 aja sama teman2, tapi dirimu sudah memulai suatu langkah besar.
    Semangat selalu mom Evi!
    Semoga makin sukses dan makin berlimpah berkah karya tulisannya.

    BalasHapus
  4. Kebetulan belum lama ini aku juga berkolaborasi dengan beberapa teman untuk membuat buku. Setelah itu jadi kepengen buat buku sendiri nih.

    BalasHapus
  5. Duuu pengen bangeeet punya buku solo apalagi terbit mayor, pengennya sih ttg kesehatan dan traveling. Semangaaat

    BalasHapus
  6. makasih tipsnya...mau nyoba nih

    BalasHapus
  7. Keren banget ya mereka yang sudah menerbitkan buku, aku baru nulis beberapa halaman saja suka kepentingan lagi dan lagi, btw konsisten sangat dibutuhkan ya hihi.

    BalasHapus
  8. Nah iya, walaupun nerbitin buku sendiri, kita tetap harus memperhatikan kualitas karena banyak juga yang tidak memperhatikan kualitasnya soalnya kan langsung terbit, apa yang ditulis ya itu yang jadi buku.

    Saya pernah review buku pertama Teh Ani, sudah lama tahun 2012 kalo gak salah.

    Daan CNI, saya dulu akrab banget dan mengonsumsi produk-produknya seperti Klorofil, Ester c, Ginseng COffee, Ginseng Tea, semuanya berkualitas :).

    Beruntung banget Mbak bisa hadir di acara ini dan terima kasih sudah share di blog jadi saya juga bisa baca :)

    BalasHapus
  9. Pengen banget sihhh nerbiting buku gituu, biar ada banyak protofolionya. Makasiii kak infony btw

    BalasHapus
  10. Semoga buku solonya segera terbit ya Mbak. Sebagai blogger, punya buku yang sampulnya ada nama kita sendiri, puncak impian dari ekpresi menulis :)

    BalasHapus
  11. Ini mbak Nunik keren bingits yaaak. Semoga dirimu ketularan juga semangatnya ya Mbak Evi..Wong dari SMA aja udah punya naskah..salut aku.
    Semoga segera tercapai buku solo mu
    ya Mbak.

    BalasHapus
  12. Semangat buat buku makin menggebu nih setelah baca tipsnya. Selama ini buku saya terbit indi dan antologi saja. Bukan dapat penghasilan, malah mengeluarkan modal sendiri. Hehehe...

    BalasHapus
  13. Dulu aktif banget nulis kirim ke majalah apa koran, terus punya cita-cita punya karya novel sendiri, sempet ngikutin cara terbitan novel indie

    Memang penting ya bun gabung di komunitas nulis biar bisa saling sharing

    BalasHapus
  14. Saya udah hampir 2 tahun nggak bikin buku solo lg kak.. mm.. males aja, soalnya lbh lama sampai ke pembaca, klo ngeblog kan bgtu dtulis bsa lgsg dibaca orang

    BalasHapus
  15. Nah, PR niyy buat Aku pribadi rajin ikut lomba2 penulisan, ini salah satu cara untuk melatih skill tulisan kita juga ya Mba. Hayukk Mba, sesama pemilik nama Evi kita semangat nulis dan keinginan untuk menulis buku solo dimudahkan jalannya.

    Aamiin

    BalasHapus
  16. Nah aku blm gaul sama penerbit hehe pengen sih bikin buku tp selalu mikirnya aku hrs ngetop dl hehe

    BalasHapus
  17. resolusi tahun ini bikin buku solo, semoga lebih semangat nulis. Bosen juga nulis antologi terus..

    BalasHapus
  18. Wah terimakasih buat tipsnya ya mbak! Betul banget nih, aku kadang belom kelar nulis 1, eeh udah lompat sana-sini. Jadi kepecah konsennya. Huhu

    BalasHapus
  19. suka sama mba nunik yg inspiratif.
    semoga makin sukses untuk karya2nya ya mba :)

    BalasHapus
  20. berdoa banyak2 semoag buku soloku (yg berhenti begitu saja) bisa kelar tahun ini, amiiin hehehe

    BalasHapus
  21. Masalah utama penulis ya memang naskah nggak beres-beres itu, terutama pemula seperti aku. Waduh, banyak alasan tapi penginnya punya buku solo, *Plak #KeplakDiriSendiri

    BalasHapus
  22. Nah, saya masih suka gak pede kalau bikin buku. Kayaknya harus terus mengingatkan diri sendiri supaya gak boleh seperti itu :)

    BalasHapus
  23. Sepertinya saya juga perlu konsumsi produk CNI ini. Saya juga mengidap anemi, bahkan sebelum hamil. Alhamdulillah saat persalinan kemarin tiada masalah. Enggg...baca ini jadi ingat impian punya buku solo juga nih

    BalasHapus
  24. aku pengen banget bisa nerbitin buku, cuma yang khawatir saat ada banyak kesalahan. susah editnya kalau udah di cetak

    BalasHapus
  25. Pengen banget deh punya buku solo, semoga secepatya kesampean.

    BalasHapus
  26. Asyik kali yaa kalau punya buku solo seperti itu. Saya pernah nulis satu buku, antologi..dan gitu aja udah senang banget. Hehehe. Apalagi buku solo yaa

    BalasHapus
  27. semoga saya juga bisa nerbitin buku, punya cita-cita juga sih bikin buku.

    BalasHapus
  28. Ingin punya buku sendiri, tp apakah ku sanggup. Hehee
    Semoga disegerakan mempunyai bakatny. hehehe

    BalasHapus