Bersama Ibu Profesional Wujudkan Keluarga TERPAL



Pertengahan 2016

Seorang kawan mengunggah fotonya bersama seorang wanita bernama Ibu Septi Peni. Saat kutanyakan siapa beliau, ia menjawab "Ibu hebat beliau, Sya."

Penasaran, kucoba googling. Hasilnya? Beliau adalah pendiri Institut Ibu Profesional, sebuah wadah belajar bagi ibu dan calon ibu. Wah kelihatannya keren, pikirku, tapi kemudian berlalu begitu saja.

Maret 2017
Seorang teman di Facebook mengunggah foto sebuah sertifikat ia lulus kelas matrikulasi di Insitut Ibu Profesional (IIP). Hmm, lagi-lagi institut itu kudengar. Rasa penasaran mulai menggelayutiku. Jadi pengen ikutan deh, batinku. Apalagi saat itu kondisiku sedang hamil dan butuh ilmu-ilmu tentang keibuan. 

Mei 2017
Saya mendapat broadcast pendaftaran kelas matrikulasi IIP batch 4. Tanpa babibu, saya langsung mendaftar (isi gform dan bayar fee 100k). Singkat cerita, akhir Mei 2017 kelas pun dimulai. Saya masuk kelas Jakarta 2. 

Juni-Juli 2017
Finally,  terdaftar sebagai peserta kelas matrikulasi Ibu Profesional. Yippie! 

Lewat ibu profesional saya belajar banyak hal yang bisa aku implementasikan ke dalam keluarga kecilku. Dalam kelas matrikulaii Ibu Profesional setiap pekannya akan ada materi dari fasilitator. Ingat betul, saya selalu menyetel alarm ketika jam penyampaian materj akan berlangsung. Yah meskipun ada beberapa materi saya kelewatan tak menyimak dari awal, beruntung ada pdf dari mba fasilitator. 

Setelah materi, ditutup dengan penyampaian tugas pekanan atau diistilahkan dengan Nice Homework. Sungguh aku banyak belajar dari Nice Homework pula. Bukan sekadar formalitas, tapi sebagian besar tugasnya adalah praktik yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan tulisan di blog masing-masing. 

Semua pembelajaran ini bagiku menuju satu muara: Keluarga TERPAL

Apa tuh Keluarga TERPAL?




TERPAL merupakan singkatan dari:
(T)eman Main
(E)nak Diajak Ngobrol
(R)endah Hati
(P)ersustensi
(A)gen Perubahan
(L)uar Biasa


(T)empat Belajar
mother reading a book
sumber disini

Hal pertama yang diajarkan di Insititut Ibu Profesional adalah tentang BELAJAR. Dari sini aku belajar tentang adab menuntut ilmu dan segala hal basic tentang menuntut ilmi yang benar. Dikeliling oleh para ibu yang memiliki semangat yang sama untuk belajar menbuatku tertulari dan terus semangat belajar baik lewat diskusi, membaca buku maupin menghadiri seminar-seminar.

Bukankah, "Apabila kita berteman dengan penjual minyak wangi, sedikit banyak kita akan menjadi wangi."? Bukankah "Seseorang itu tergantung bagaimana temannya"

Dalam praktiknya, Ibu Profesional kerap mengadakan kegiatan diskusi baik online maupin offline. Baik tentang parenting maupun pengembangan diri ibu sendiri. Bahkan beberapa kali Ibu Profesional mengadakan lomba kepenulisan, fotografi dan lain sebagainya. Hal ini tentu menjadi ajanh uji diri sejauh mana kapasitas diri ini.

(E)nak Diajak Ngobrol
Happy Family Sitting On Sofa In Lounge Talking Together


Salah satu hal yang membuat para anggota keluarga adalah rasa nyaman. Nah, indikator rasa nyaman salah satunya adalah para anggota keluarga bisa bebas saling bercerita alias enak diajak ngobrol. 

Melalui ibu profesional aku belajar bahwa keluarga harus jadi tempat pertama para anggotanya berkeluh kesah. Ayah ke ibu, ibu ke ayah dan anak ke ibu atau anak ke ayah. Jangan sampai anak menjadikan orang lain di luar sana sebagai tempat curhat pertamanya.
Dalam praktiknya, Ibu Profesional kerap menanamkan nilai 'fitrah based education' atau mendidik anak sesuai fitrahnya. Dulu istilah ini sungguh asing di telingaku, tapi sejak berkecimpung dalam Ibu Profesional, seolah menjadi biji yang tertanam di sanubari dan otak. Banyak manfaatnya ketika 

FYI, poin ini saya dapatkan dari tugas Nice Homework 4 tentang Mendidik Anak dengan Kekuatan Fitrah.

(R)endah Hati
Boy, Comic Characters, Dad, Daughter, Family, Father
sumber disini

Secara konotatif rendah hati berarti tidak sombong; tetap berpijak ke langit, tidak melambung ke langit. Dalam organisasi Ibu Profesional saya mendapati begitu banyak ibu dengan beragam prestasi luar biasa, karya mempesona dan sejuta kelebihan lainnya. Namun mereka tetap rendah hati. Ah, apalah saya dibandingkan mereka. Tapi saya jadi bertekad untuk lebih rendah hati, berbagi untuk menginspirasi bukan untuk berjumawa. Tentu bukan hanya memebrnya, foundernya, Ibu Septi Peni pun demikian rendah hatinya. 

FYI, prestasi terbaru Insitutu Ibu Profesional adalah menjadi salah satu dari 115 komunitas terpilih sedunia yang mengikuti Facebook Community Leadership Program di Silicon Valley California pada 2018 lalu lho! Salut!

(P)ersistensi
BE CONSISTENT CONCEPT


Visi dan misi yang disepakati selanjutnya butuh untuk dilaksanakan. Persistensi dirilah yang menjaga para anggota keluarga di dalamnya untuk terus melaksanakannya. Selama mengikuti kelas matrikulasi Ibu Profesional aku belajar soal persistensi melalui tugas-tugas yang dilakukan. Tentang bagaimana kita harus mengerjakan tugas sesuai jadwal, tidak melewati deadline. Sepanjang penugasan, syukurlah saya hanya pernah melewati satu tugas out of time. Tidak sempurna memang, tapi saya tetap mengapresiasi diri ini.

(A)gen Perubahan
Mom, Vector, Figure, Super Mom, Png
sumber disini

Pada Nice Homework 9, saya belajar tentang urgensi dan bagaimana menjadi agen perubahan bagi keluarga utamanya dan orang sekitar kemudian. Saya juga diminta menuliskan hal apa saja yang ingin dilakukan bagi masyarakat sekitar. Melalui tugas ini semangat saya untuk melakukan kebaikan kecil pada sekitar terus terjaga. Contoh kecilnya, berbagi dengan tetangga, mengajari anak tetangga mengaji dan belajar matematika, dll. Meskipun dampaknya belum cukup besar, lagi-lagi ini soal persistensi diri. Sesuatu yang dikakukan secara konsisten niscaya akan menghasilkan hal yang besar. 

(L)uar Dalam Bahagia
sumber: Shutterstock

Dalam nice homework 3, saya belajar tentang Membangun Peradaban dari dalam Rumah. Dimulai dari memahami keberadaan diri dalam keluarga: untuk apa?

Setelah melalui perenungan cukup panjang semasa pengerjaan tugas, saya mendapati bahwa sejatinya saya adalah seorang IBU RUMAH TANGGA BAHAGIA

Teringat perkataan Pak Dodik, 
"Bersungguh-sungguhl­ah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesuksesan. Namun tidak berlaku sebaliknya."
Maksudnya, ketika seorang ibu secara totalitas dan profesional mengemban amanah keibuannya, niscaya keluarganya akan harmonis, bahagia dan tentunya.. menjadi keluarga TERPAL! slightgrin emotikon 

Aku pribadi mencoba bersungguh-sungguh dengan intermezzo membuat diriku diliputi kebahagiaan selalu. Jika dalam diriku bahagia, niscaya kebahagiaan itu aka tertular. Segala pekerjaan rumah tangga akan dilakukan dengan penuh keikhlasan dan senyuman. Suami dan anak pun akan merasakan auranya pula.


Makna Analogi Terpal

Setidaknya ada dua fungsi utama terpal; alas dan atap. Sebagaimana fungsi terpal pada umumnya, demikianlah keluarga yang sedang kami, aku dan suami, ikhtiarkan untuk kami bangun. Keluarga sebagai alas atau pijakan pertama dalam kondisi apapun. Keluarga sebagai atap atau tempat bernaung dan tempat kembali kemanapun dan sejauh apapun kita pergi.

Muara dari semua poin di atas adalah: NURTURING FAMILY, membangun keluarga sesuai visi misi yang telah disepakati. 
"Ibu profesional adalah perempuan yang bersungguh-sungguh menjalankan peran hidupnya sebagai dirinya sendiri, sebagai istri dan sebagai ibu." (Septi Peni, founder Institut Ibu Profesional)

Sepenuhnya aku percaya pada kalimat itu. Kalimat itu dan kalimat-kalimat kutipan dalam postingan inilah yang menjagaku untuk tetap mengikhtiarkan diri menjadi ibu profesional bersama Ibu Profesional. 

Beragam kegiatan telah kualului bersama Ibu Profesional, mulai dari kelas matrikulasi, kopi darat kelas matrikulasi Jakarta 2, wisuda matrikulasi Batch 3 dan silaturahim lainnya bersama para alumni kelas matrikulasi.


rapat panitia wisuda matrikulasi batch 3


wisuda kelas matrikulasi Jakarta batch 3

kopi darat Jakarta 2, Oktober 2017
Temu Kangen Jakarta 2, Oktober 2018

Terimakasih kepada teman-teman alumni kelas matrikulasi yang telah menjadi teman belajar bersama. Tak hanya secara formal, namun juga hinga kini. Semua karena Ibu Profesional, tak hanya wadah belajar formal tetapi juga teman setia mendampingi dalam ikhiatr diri menjadi ibu profesional slightsmile emotikon


Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Sayembara Menulis oleh Ibu Profesional Asia. Untuk info lebih lanjut tentang Ibu Profesional Asia, bisa klik Ibu Profesional Asia

10 komentar:

  1. Waah, aku datang waktu wisuda Mba Evi dulu ternyata, hehehe. IP memang kereenn ya Mba dengan konsep ibu sebagai penggerak, tidak tunggu nanti-nanti apalagi membebankan ke orang lain.

    BalasHapus
  2. Aku baru setahun lalu kenal IIP dan belum daftar karena blm tahu apa aja yang dipelajari dan alhamdulillah skrg aku menemukan ini, jadi mantap mau ikut IIP.

    BalasHapus
  3. Wah, anggota IIP memang keren-keren deh. Kegiatannya bagus gini. Tapi belum masuk jadi anggota sih..hiks

    BalasHapus
  4. Saya juga pengen ikut kelas ibu Profesional ini tapi belum jadi-jadi juga.

    BalasHapus
  5. Pengen ikut kelas IIP, tapi suka telat info pendaftarannya.

    BalasHapus
  6. Beberapa kali sering liat tmn bagi2 info soal IIP tapi aku masih maju mundur gabung, khawatir gak bisa ngerjain tugas hehe :P
    Tapi aku punya bbrp bukunya dan suka aja bacanya :D

    BalasHapus
  7. Wah saya kurang gaul ni baru tau ada komunitas IP , keren kelas ny . Setuju dengan ibu rumah tangga harus bahagia.

    BalasHapus
  8. Selalu baca kegiatan dan pencapaian anggota IIP ini..dan salut dnegan komunitas ini. Konsistensi yang luar biasa untuk meningktakan kemampuan para Ibu sungguh patut diapresiasi. Selamat sudah lulus dari IIP dan semoga menjadi ladang pahala untuk keluarga dan sesama ilmunya

    BalasHapus
  9. Istilahnya keren banget ya, TERPAL. Saya pikir tadi Terpal buat penutup yg biasa dipakai buat atap mbak. Mantap nih agenda2nya ya. Moga lancar selalu

    BalasHapus
  10. Evi angkatan 4? Masya Allah. Aku pikir seangkatan di Matrikulasi 5 :D

    BalasHapus