Ruam Popok, Masalah Kesehatan yang Bikin Bayi Rewel

 


 



Empat tahun lalu saat baru menyandang predikat sebagai ibu, banyak hal baru yang aku alami, baik tentang diriku maupun anakku. Terkadang membuatku bahagia, terkadang juga membuat panik. Salah satunya ketika anakku terkena ruam popok. Moms tentu tidak asing dengan sitilah tersebut, bukan?


Bagi yang belum familiar, ruam popok merupakan bentuk iritasi atau peradangan pada kulit bayi akibat penggunaan popok. Ruam popok umumnya terjadi pada bayi meskipun tak menutup kemungkinan gejala ini juga terjadi pada orang dewasa yang menggunakan popok.

Mengutip situs Healthline, ruam popok rawan terjadi pada bayi karena bayi memiliki jenis kulit yang sensitif. Selain itu, kulit bayi juga lebih tipis dan rentan dibandingkan kulit orang dewasa. Untuk itulah, Moms tidak boleh menganggap remeh karena ruam popok dapat membuat bayi tak nyaman, rewel dan menangis tanpa henti.

sumber: solusisehatku.com


Gejala ruam popok ditandai dengan iritasi atau kulit kemerahan pada area pemakaian popok bayi seperti bokong, paha dan sekitar alat kelamin. Pada kulit kemerahan tersebut akan terasa hangat dan bengkak saat diraba. Pada sebagian kasus, area bokong juga akan terasa perih sehingga membuat si Kecil tersiksa. Duh, kebayang kan betapa ngga teganya?

Penyebab Ruam Popok

Sebelum lanjut cara mencegah dan mengatasi ruam popok, Moms harus mengenali beberapa faktor penyebabnya. Tanpa disadari kebiasaan sehari yang Moms lakukan justru jadi pemicu munculnya penyakit ini lho moms!

1. Iritasi kulit

Kelembaban, basah, dan keasaman dari urin dan kotoran juga bisa menyebabkan ruam popok dan menimbulkan iritasi. Selain itu, gesekan antara kulit bayi dengan permukaan popok bisa meningkatkan risiko. Terlebih, jika popok yang digunakan memiliki kandungan bahan tertentu yang tidak disukai oleh kulit bayi.

 

2. Alergi

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kulit bayi memiliki sensitivitas tinggi sehingga rentan terkena alergi. Gejala ruam popok pada bayi bisa saja terjadi akibat si Kecil memiliki alergi terhadap pakaian, popok, tisu bayi, atau sabun mandi. Disarankan Moms untuk mengganti produk popok dan lihatlah dampaknya dalam beberapa waktu ke depan, apakah si Kecil masih alergi atau tidak.

 

3. Efek antibiotik

Penggunaan antibiotik pada bayi ternyata dapat mengakibatkan ruam popok. Hal itu dikarenakan antibiotik tak hanya membunuh bakteri jahat tetapi kadang mematikan bakteri 'baik' dalam tubuh. Ruam popok juga berisiko terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif dari ibunya yang kerap mengonsumsi antibiotik.

 

4. Penggunaan popok

Sesuai namanya, penggunaan popok yang salah juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Hindari kebiasaan seperti jarang mengganti popok, ukuran popok terlalu sempit, membiarkan popok menggumpal, dan pemilihan tak sesuai saat mengenakan popok pada anak. Jadi, pastikan popok yang Moms pilih sesuai dengan ukuran si kecil dan menggunakan bahan berkualitas.

 

5. Infeksi

Ruam popok terjadi akibat kulit bayi telah terinfeksi jamur ataupun bakteri berbahaya. Kulit tampak memerah dengan bintik-bintik merah atau benjolan di tepinya. Jamur dengan istilah medis candida albicans ini menyukai area lembab dan hangat seperti pada popok bayi yang sedang dikenakan anak. Moms perlu cek ke dokter jika kondisi ruam popok tak kunjung sembuh dalam waktu 2-3 hari.

Lalu, apa yang harus Moms lakukan ya?

Meskipun ruam popok bukan penyakit yang membahayakan, Moms tetap harus mewaspadainya agar si Kecil tetap nyaman selama beraktivitas. Berikut tips yang bisa dilakukan Moms untuk mencegah terjadinya ruam popok pada si Kecil.

  1. Sesuaikan ukuran popok dengan tubuh bayi. Biasanya ukuran dapat Moms temukan pada label kemasan sehingga dapat dicocokan dengan kebutuhan si Kecil. 
  1. Rutin membersihkan kulit bayi sesudah mengganti popok. Keringkan kulit bayi dengan cara ditepuk secara halus pada bagian bokong.
  1. Hindari penggunaan tisu basah yang mengandung alkohol atau pengharum tertentu karena dapat memicu iritasi pada kulit bayi.
  1. Gunakan diaper cream yang membantu mencegah iritasi pada kulit bayi. Perhatikan kandungannya ya moms yang meliputi itamin E, chamomile, dan zinc oxide. 
  1. Mengganti popok bayi secara rutin yaitu 2 jam sekali saat si Kecil aktif dan sekali saat tidur di malam hari.
  1. Terakhir, pilihlah popok yang tepat dan nyaman untuk si kecil. Pilih material popok yang dapat menyerap kotoran bayi secara maksimal. Hal ini bisa Moms temukan pada popok yang dibuat dari SAP (Super Absorbent Polymer) yang memiliki kemampuan menyerap cairan ribuan kali lebih cepat dan memiliki kapasitas penyerapan air yang baik. Penggunaan material SAP secara efektif dapat mengurangi risiko ruam popok atau ruam karena dapat menjaga permukaan kulit bayi tetap kering.

Nah, apakah informasi diatas sudah cukup? Bila Moms membutuhkan popok yang cocok untuk sang buah hati, Moms bisa datang langsung ke Makuku Store terdekat untuk sharing ataupun diskusi dengan konsultan kesehatan kami secara gratis.

Selain menyediakan produk kebutuhan bayi, Makuku juga berperan sebagai konsultan ibu dan anak lewat berbagai program meliputi Kuliah Whatsapp, Webinar Kesehatan, Sharing informasi parenting dan lain sebagainya. Hal itu bisa didapatkan Moms secara gratis cukup dengan bergabung bersama Membership Makuku. Penasaran dengan caranya? Follow akun media sosial kami di @makuku.indonesia.official untuk mendapatkan beragam info membership dan juga promo menarik terkait produk tertentu.

0 komentar: