Review Buku Abiku Memang Beda

 


Apa yang kamu lakukan di usia 11-12 tahun?

Saat itu mungkin sebagian besar dari kita berada di kelas 4-6 SD. Mungkin juga sebagian besar dari kita sedang asyik menikmati peralihan dari fase anak-anak ke fase remaja. Itu juga yang aku lakukan. 

Intinya bukan sesuatu yang wow banget. Paling paling "hanya" berhasil lulus dari Sekolah Dasar sebagai murid dengan nilai terbaik dan masuk ke SMP Negeri favorit. 

Berbeda dengan yang dilakukan anak lelaki kelahiran tahun 2008 dari pasangan Adi Satyalaksana dan Novi W yang bernama lengkap Badiuzzaman Umar Humam atau akrab disapa Umar.  

Anak usia 12 tahun nulis buku?

Yap, itu faktanya. Di tahun 2020 saat usianya (masih) 12 tahun, ia menulis sebuah buku! Uniknya lagi, buku itu ditulis sebagai syarat kelulusan di Sekolah Dasar Abinya. 

"Wait.. sekolah dasar Abinya?"

"Maksudnya di sekolah swasta milik Abinya?"


Biar terjawab, yuk simak review bukunya berikut ini!


Spesifikasi Buku

Aku pribadi tahu buku ini sejak awal terbitnya. Dulu masih ragu membeli karena harganya out of budget. Belakangan aku tahu bahwa harganya worthed dengan kualitas fisik buku yang memang oke punya. 

Qadarallah, aku "bertemu" buku ini di perpustakaan kantor suami. Cuss, auto minjem! 






Judul: Abiku Memang Beda (Jilid 1): Nasihat Abiku Untuk Hidupku

Penulis: Badiuzzaman Umar Humam

Jumlah Halaman : 262 halaman

Dimensi : 13,5 x 20,5 cm

Penerbit : Haksama Book


Sekilas Tentang Penulis

Umar adalah anak pertama dari tiga anak Abi & Uminya,  Adi Satyalaksana dan Novi W. Masa TK dan SD awal dihabiskan di SD swasta. Sebetulnya ayahnya sudah berencana sejak TK untuk menerapkan homeschooling namun sang ayah harus meminta izin dari orangtuanya yang berprofesi guru terlebih dahulu.

Beberapa tahun kemudian lah izin didapat, saat itu juga Umar langsung dikeluarkan dari sekolah! 



Ada beberapa alasan mengapa orangtua Umar menerapkan homeschooling. Salah satunya karena kelak Umar akan mengurus perkara perkara besar. Masya Allah~

Sejak saat itu Abi dan Uminya sendiri yang "turun tangan" mendidik Umar. Uminya mengajarkan IPA & ilmu Al Qur'an sementara Abinya mengajarkan sisanya. Sisa yang dimaksud disini ngga bisa dianggap enteng lho! Abi memfokuskan pada tiga pelajaran utama yang menurut beliau sangat penting dipelajari; Bahasa, Logika (kalau di sekolah umum ini masuk materi Logika Matematika di mata pelajaran Matematika SMA), Sejarah, & Geografi

Cara mendidik Abinya bukanlah duduk di rumah dan konvensional seperti di sekolah melainkan Umar diajak berkeliling dari satu kota ke kota lain; mengunjungi para guru dan berburu buku. Ya, guru dan buku adalah kunci pembelajaran dari Abi. 

Apakah Abinya Umar ini "pengangguran"? Oh tentu tidak, sang Abi adalah pengusaha yang punya beberapa usaha (besar). Nah tentunya juga Umar diajak turun ke lapangan misal untuk belajar ilmu keuangan, ilmu mengenali kepribadian orang lewat proses rekrutmen karyawan dan lain sebagainya. 

Umar dan abinya akan berkeliling berdua menggunakan mobil keluarga. Nah di dalam mobil ini Abi casciscus menyampaikan pelajaran yang sedari awal sudah dipesankan kepada Umar "ikatlah apa yang Abi sampaikan lewat buku". Dan eng ing eng jadilah buku Abiku Memang Beda ini sebagai syarat kelulusan SDnya. 

Baca Juga: Review Buku Anak Juga Manusia

Sekilas Isi Buku

Buku ini terdiri dari satu mukadimah, tiga bab dan sebuah penutup. Oh ya buku ini merupakan jilid 1 yang artinya akan ada jilid jilid berikutnya. Ya, saking banyaknya yang dipelajari dan diserap Umar dari sang Abi.



Di bagian Mukadimah, Umar menceritakan mengapa orangtuanya memiliki visi untuk homeschooling Umar dan adik adiknya, awal mula dirinya menjalani homeschooling hingga sekilas proses homeschooling itu sendiri. 

Umar juga menuliskan status Facebook yang ditulisnya di hari ulangtahun Abinya. Salah satu poin isinya adalah wasiat dari ayahnya saat ia dikhitan yang menandakan dirinya sudah baligh. Ayahnya menjelaskan bahwa Umar sudah baligh, artinya waktunya mencari penghidupan sendiri. Namun beliau juga menambahkan

"Karena kamu belum bisa cari rezeki sendiri. Atas dasar rasa kasih sayang Abi kepadamu, maka rezeki yang diberikan Allah kepada Abi akan Abi berikan sebagian harta ini untuk keperluanmu. Tapi ingat harta ini harta yang dititipkan Allah ke Abi, bukan hartamu. Kamu masih miskin dan perlu cari rezeki sendiri. Abi akan jadi gurumu yang mengajarkan mencari rezekimu sendiri."


Ngga banyak orangtua yang "setega" itu pada anaknya. Tega kata sebagian orang tapi ternyata mampu menempa diri anak. Abinya, setelah memberikan pelajaran ini itu termasuk soal bisnis, pun memodalinya Rp10juta untuk dikembangkan menjadi bisnis hingga hari ini.


Bab 1 

Di bab 1 kita diajak untuk menelaah lebih dalam pesan-pesan utama kehidupan dari Abi ke Umar. Salah satunya adalah "Jagalah Allah" . Abinya juga berpesan agar Umar selalu memberikan yang terbaik bagi makhluk Allah. Hmm jujur deh ini bukan sesuatu yang mudah, ya, kan? :')


Bab 2: Kredo Abiku

Di bab ini Umar menuliskan kredo abinya atau pernyataan tentang nilai hidup yang diyakini abinya. Setiap lembar yang ditulis betul betul nasihat ngga hanya buat Umar tapi pembacanya. 

Contohnya, suatu hari nanti Umar akan mengurus perkara besar. Karenanya harapannya harus berupa kebaikan, dirasakan sebanyak mungkin orang dan berdaya tahan lama. Ilmu yang didapatkan Umar juga harus dirinya pastikan untuk amal atau karya. 


Bab 3: Pendidikan Menurut Abiku

Di antara dua bab sebelumnya, bab ini paling panjang. Setidaknya ada 115 halaman! Mengapa panjang? Karena disini dijelaskan detail apa aja sih "mata pelajaran" yang diajarkan di sekolah Abinya padanya. 

Pertama dijelaskan definisi pendidikan yang diyakini orangtua Umar. Kemudian "mata pelajaran" pertama yang dianggap penting adalah mengetahui nasab dan hasab Umar. Dilanjutkan penjelasan tentang penyakit menurun yang ada di keluarga Umar, baik dari pihak Abi maupun Uminya.

Sst.. itu semua yang dituliskannya didapatkan Umar dari hasil membaca buku lho! Kebayang dong bacaannya seperti apa~ Oh ya dan tentunya bertanya ke orang yang dianggap guru. 

"Mata pelajaran" selanjutnya adalah NEW START yang merupakan kependekan dari nutrition, exercise, water, sunlight, temperence, air, rest & trust. Ya, pelajaran yang diajarkan ngga hanya untuk otak tapi juga fisik. 

Bahkan Umar juga menceritakan bagaimana pola makan di keluarganya; makan besar di pagi dan siang hari dan makan kecil di malam hari berupa buah buahan dan setiap harinya menghindari ngemil karena bisa mengganggu waktu makan (duh aku belum bisa :D) Dan pastinya kebiasaan mengambil makan secukupnya dan menghabiskannya. 



Umar juga diajarkan untuk menanam bahan pangan sendiri untuk memastikan kehalalaln dan kethoyyibannya. 

Wah definisi hidup minimalis & berkesadaran, totally!

Baca Juga:  Review Buku "Membayar Utang Pengasuhan"

Mata pelajaran berikutnya adalah bahasa. Mengapa? Karena menurut Abinya, bahasa adalah alat mendapatkan ilmu pengetahuan. Bahasa menghasilkan kosakata yang bisa menjadi susunan kalimat logis untuk berpikir. Tidak heran, Umar bisa menulis buku karena kosakatanya banyak!

Mata pelajaran selanjutnya adalah logika. Setelah kosakata tersimpan dalam otak selanjutnya dijahit dengan logika. Disini Umar menjelaskan detail macam macam cara berpikir yang mengingatkanku materi Logika Matematika di mata pelajaran Matematika! Kini aku paham fungsi materi itu. Hohoho. 



Selain logika, Umar juga diajarkan logical fallacy yaitu kesalahan logika. 

Mata pelajaran berikutnya adalah sejarah dan geografi. Menurut Abinya  dengan belajar sejarah bisa menentramkan hati kita saat sedang kesusahan karena orang orang terdahulu perjuangannya jauh lebih berat daripada kita. Sejarah juga menjadi pengingat bagi kita. Sedangkan geografi, ketika belajar sejarah artinya belajar soal peristiwa yang dicatat oleh waktu dan ruang. Geografi adalah ilmu para raja, kata sang Abi. 

Setelah semua mata pelajaran di atas, disempurnakan dengan pengalaman. 

Sebagai penutup, Umar menyampaikan cara belajar untuk belajar. Salah satunya lewat guru dan buku. 

aku suka banget quote ini!


Penutup

Di bagian penutup, Umar memberitahukan pada pembaca apa saja sekilas isi buku Abiku Memang Beda Jilid 2 dan Jilid 3. Pada jilid 2, ia menulis tentang makan bersama Abi dan kepemimpinan. Sementara di jilid 3, ia menulis tentang makna uang dan bisnis. Oh ya, ada yang unik. Jika biasanya orangtua/guru mengajarkan angka mulai dari paling kecil ke paling besar (misal, dari ratusan ribu ke jutaan ke puluhan juta dan seterusnya), namun sebaliknya yang dilakukan Abinya ke Umar. Sang Abi mengenalkan angka triliunan terlebih dahulu baru ke bawah bawahnya. Katanya agar Umar dan adik-adiknya senantiasa punya goal besar terutama dalam bisnis.

Kelebihan & Kekurangan

Beberapa kelebihan buku ini baik dari fisik maupun konten, menurutku, antara lain:

  • Urutan penulisannya bagus, kosakatannya kaya, apalagi untuk anak seumuran Umar
  • Ditulis dengan ukuran font yang tidak terlalu kecil, tidak terlalu besar.
  • Kavernya menarik dan cukup representatif
  • Dicetak di kertas berkualitas (tentunya worthed dengan harganya)

So far, ngga ada kekurangan berarti termasuk ejaan dan typo. Mungkin hanya satu, dari opini pribadiku, karena ditulis sambung menyambung dan garis batas yang sangat jauh sehingga kita harus mengingat ingat bacaan sebelumnya ketika hendak membaca. Buat aku yang sangat memanfaatkan garis batas itu, setiap  membaca harus dalam waktu lama. Tapi memang isi bukunya membuatku terus membaca dan susah berhenti, hehe. Bagusnya, jadi cepat menamatkan buku ini deh. 


Buku ini menjadi nasihat bagiku sebagai seorang manusia dan pengingat bagiku sebagai orangtua. Indeed, anak hebat lahir dari orangtua yang berjuang! Semoga Allah memudahkan langkah kaki kita mendidik anak(anak) kita :')

By the way, ada yang sudah baca ini? Buat yang belum ataupun udah, poin mana yang menarik dari ulasanku ini? Share di kolom komentar, ya!


9 komentar:

  1. Anak Hebat lahir dari orang tua yang luar biasa juga. Belum baca bukunya. Salut anak umur 12 tahun nulls buku. Saya saja nulis buku ngak selesai- selesai.

    BalasHapus
  2. wow saya selalu salut utk orangtua yang menerapkan homeschooling. Artinya ortu harus belajar dulu sebelum menerapkan kpd anaknya. Kembali kpd buku, pasti mengesankan aplikasi langsugn tanpa teori, NEW START.

    BalasHapus
  3. Wow keren sekali, bagi orang biasa enggak sekolah di sekolah reguler itu memalukan dan berpeluang dipandang sebelah mata. Hebat sekali orangtua yang berani memberikan pendidikan di rumah secara langsung. Keren Umar.

    BalasHapus
  4. Menarik banget nih cerita tentang Umar ini, saya jadi tertarik pengen baca bukunya juga. Sarat makna dan pembelajaran hidup

    BalasHapus
  5. Masya allah, keren sekali penanaman pelajaran yg dilakukan oleh keluarganya ya Mba, patut diacungi jempol. Mereka jga sangat menerapkan ilmu yg dibawanya belajar langsung ke lapangan, salut deh.

    BalasHapus
  6. wahh keren banget nih Umar. di usianya yang masih sangat belia udah berhasil menerbitkan buku

    BalasHapus
  7. wah jadi penasaran nih saya gimana anak umur 11 tahun bisa nulis buku yang sangat berbobot begini. keren banget ya pasti kedua orang tua dari Umar ini karena bisa mengarahkan anaknya dengan baik

    BalasHapus
  8. MasyaAllah buku ini seliweran di medsos, waktu itu. Ternyata sekeren itu isi bukunya.

    Suka takjub dengan keluarga yang menerapkan homeschooling, apalagi tujuan orangtuanya sudah sangat jelas, mau dibawa kemana arahnya

    BalasHapus
  9. Tulisan sedalam itu, benar semuanya ditulis oleh Umar kah kak?
    Maaf, rasanya nggak percaya aja sih.
    Jika memang iya, seketat apa ya cara pembelajaran si Abi hingga Umar bisa menelorkan sebuah buku dengan bahasan seperti orang dewasa ini.

    BalasHapus