KEPUL Solusi Ubah Sampah Daur Ulang Jadi Rupiah





Perjalananku hidup minim sampah dimulai sejak 2020. Praktik pertama yang kulakukan saat itu dan hingga saat ini adalah memilah sampah dan berhenti membakarnya. Perjalanan memikah sampah keluarga kecilku ditemani bank sampah yang berbeda-beda. Di awal kami menyetorkan ke bank sampah kantor. Namun karena baru rintisan sehingga kategori sampah yang diterima terbatas, kami beralih ke lembaga daur ulang lain. Saat itu bertahan hingga awal 2022 lembaga tersebut tidak lagi mengkaver domisiliku. Sedih banget rasanya :(



Sepanjang 2022-2023 kembali menyetorkan ke bank sampah kantor. Namun agak menyingkirkan karena sistemnya drop off bukan pick up. Hingga akhirnya beberapa bulan terakhir bertemu aplikasi kelola sampah dengan sistem pick up. Rasanya bahagia banget! 


Bicara soal aplikasi kelola sampah ternyata ada beberapa aplikasi buatan anak negeri yang sudah memberikan banyak manfaat sekaligus "menaikkan derajat" pemulung. Salah satu pionirnya adalah Kepul. Ada yang pernah dengar? 


Meskipun pertama kali dijalankan di Medan tapi kini aplikasi tersebut sudah melingkupi wilayah Jakarta lho! 


Awal Mula Kehadiran Kepul

Kilas balik beberapa tahun lalu saat awal pandemi, timbulan sampah plastik selama meningkat di sebagian besar daerah. Hal ini dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat yang berubah seperti meningkatnya belanja dan memesan makanan dari rumah. Sebagian besar menggunakan kemasan plastik sekali pakai dan menjadi masalah baru; sampah. 


Di Medan sendiri hampir sepanjang mata memandang, sampah bertebaran di berbagai sudut kota. Banyak warga Medan yang tidak tahu ke mana harus menjual sampahnya. Terutama sampah recycle atau sampah yang bisa didaur ulang.


Salah satu pemuda di kota tersebut, Abdul Latif Wahid Nasution meyakini bahwa sampah adalah pundi-pundi dan potensi, apalagi jika dibarengi dengan teknologi dan kolaborasi. Ia mencoba menjawab permasalahan itu dengan menciptakan aplikasi Kepul yang merupakan akronim dari kepedulian lingkungan. 

sumber: Kompas.com



Latif mengaku ingin berkontribusi untuk lingkungan lewat teknologi. Hal itu salah satunya karena latar belakang akdemiknya sebagai lulusan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara. Keinginannya diwujudkannya dengan kehadiran Kepul ID yang memudahkan user ataupun yang mau menjual sampah. Aplikasi ini membantu pengepul dan pemulung di Kota Medan agar mendapat penghasilan yang lebih laik. Pengepul adalah mereka yang membeli sampah dari masyarakat untuk kemudian, sampah tersebut dijual kembali kepada pengepul besar, ataupun pabrik daur ulang sampah. 




Kehadirannya yang bersamaan dengan munculnya protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan, membuat aplikasi ini diminati masyarakat. Di awal peluncurannya, aplikasi ini semakin berkembang dengan bantuan 40 orang anggota dan 10 mitra untuk kerja sama mengepul sampah. Merekalah yang menjemput sampah ke rumah-rumah masyarakat, baru mengantarnya ke kantor pusat Kepul yang berada di Jalan Gurilla ini.



Tentang Kepul ID

Kepul merupakan perusahaan rintisan (startup) layanan jual beli sampah yang dapat didaur ulang. Kepul mulai didirikan pada 2018, namun eksistensinya baru terlihat saat diluncurkan pada Oktober 2020.  Aplikasi ini digunakan oleh masyarakat yang ingin menjual sampah dan oleh para pengepul. 




Seiring berjalannya waktu, antusiasme dan animo masyarakat terhadap kehadiran Kepul sangat baik. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna aplikasi terus tumbuh hingga 20 kali lipat hingga volume sampahnya dari awal peluncurannya. Menurut Latif dan tim, hal itu karena pada saat itu belum ada platform sejenis yang benar-benar serius menangani sampah daur ulang. Penggunaannya yang tergolong mudah dan gratis biaya jemput juga menjadi daya tarik. 





Sistemnya kurang lebih seperti aplikasi ojek daring yang merangkul ojek dari berbagai kalangan. Ya, pengepul konvensional diajak untuk memanfaatkan teknologi. Sampah-sampah yang dipilah, lalu dikepul yang nantinya akan disesuaikan dengan jenisnya. Kemudian baru dijual ke pabrik-pabrik yang membutuhkan barang-barang bekas daur ulang.


Keunggulan Kepul ID

Kehadiran Kepul tidak hanya dianggap unggul oleh masyarakat melainkan juga mitra pengepul. Fixed cost menjdi alasan utamanya. Artinya pengeluaran para pengepul bersifat tetap dan dibayarkan perusahaan dalam kondisi apa pun. Jika dirata-rata, keuntungannya bisa Rp 3–4 juta per bulan. Pengepul juga tidak ada kekhawatiran sepi pelanggan karena aplikasi yang mencarikan.

sumber: Lensa Medan



Di Kepul, customer bisa menjual lebih dari 30 jenis sampah organik dan non-organik seperti aluminium, minyak jelantah, kertas, kardus, kaleng,sampah elektronik, logam, botol plastik, cup plastik, sampah organik, dan sampah anorganik lainnya. 


Harga sampah yang ditawarkan pun cenderung lebih tinggi dibandingkan mitra di luar Kepul, mulai dari Rp1000-an/kg hingga Rp200.00-an per satuan. Penjemputan sampah yang gratis dan penggunaannya yang mudah juga menjadi keunggulan aplikasi ini. Kepul juga melakukan edukasi pengolahan sampah. 


Selain itu, Kepul juga memiliki beragam program sebagai bentuk kontribusi bagi masyarakat yang dikemas dalam bentuk menarik antara lain:

  • Sedekah Pakai Sampah
  • Bayar Uang Sekolah pakai Sampah
  • Dari Sampah ke Baitullah
  • Bayar Listrik Pakai Sampah
  • Bayar BPJS Pakai Sampah
  • Beli Sembako Pakai Sampah

sumber: IG Kepul


Harapan Latif di awal semakin terwujud. Masyarakat yang menjadi mitra semakin mengerti bahwa sampah memiliki potensi. Kepul juga sudah menjangkau seluruh titik di Kota Medan. Oh ya, sejauh ini, menurut Latif total penukaran terbesar yaitu sebesar Rp1 juta! 


Secara terbuka Latif menyampaikan, aplikasi Kepul mengambil margin keuntungan di setiap kilogram dari sampah yang disetorkan oleh para pengepul antara lima ratus rupiah hingga seribu rupiah per kilogram sampah.



Penghargaan yang Diraih

Berkat inovasinya, Latif terpilih menjadi Best Innovator pada ajang National Youth Science and Technology (NYST) Awards 2022 yang menjadi rangkaian acara Festival Pemberdayaan Inovasi Iptek Pemuda oleh Kemenpora. 


Penghargaan lain yang pernah diraih Kepul adalah Top 10 in the Asia Pacific Information and Communication Alliance di Guangzhou, Tiongkok, pada 2018. Kepul juga pernah menjadi Winner of Young Social Business Competition pada 2019. Kemudian di tahun 2020, Kepul berhasil menjadi penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 oleh ASTRA pada kategori Kelompok Kategori Reguler.  


Atas keberhasilan dan penghargaan ini Kepul mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan aplikasi dan jangkauan yang lebih luas. Keinginan Latif untum membuat aplikasi Kepul tak hanya berada di Kota Medan, namun bisa go national  akhirnya terwujud. Di tahun 2023 ini  Kepul berekspansi di wilayah Bijai, Deli Serdang dan Jabodetabek. 


Beragam dampak positif kehadiran aplikasi ini yahg telah mampu memberdayakan berbagai kelompok masyarakat, menyejahterakan pengepul hingga menjadi solusi atas permasalahan lingkungan. Di tahun 2022, Kepul telah berhasil mengumpulkan lebih dari 1000 ton sampah dari 2244 mitra customer.






Tak hanya itu, setidaknya ada 10 event yang rutin digelar oleh Kepul. Lebih dari lima kompetiis nasional maupun inernasional pun dijuarai Kepul pada 2022.



Secara pribadi, Latif berharap, ke depannya Kepul bisa menjadi perusahaan teknologi pertama di Indonesia dalam mengolah sampah. Semoga Kepul juga bisa memberikan pola pikir pada masyarakat tentang sampah, bahwa sampah juga bisa mendatangkan berkah.



Referensi: 

https://www.jawapos.com/features/amp/01428133/harga-lebih-pasti-ubah-sampah-jadi-berkah

https://www.sumut.idntimes.com/tech/trend/amp/masdalena-napitupulu-1/startup-kepul-ciptaan-anak-medan-ajak-warga-olah-sampah-jadi-duit

https://kepul.id/

0 komentar: