Tampilkan postingan dengan label zero waste. Tampilkan semua postingan

KEPUL Solusi Ubah Sampah Daur Ulang Jadi Rupiah





Perjalananku hidup minim sampah dimulai sejak 2020. Praktik pertama yang kulakukan saat itu dan hingga saat ini adalah memilah sampah dan berhenti membakarnya. Perjalanan memikah sampah keluarga kecilku ditemani bank sampah yang berbeda-beda. Di awal kami menyetorkan ke bank sampah kantor. Namun karena baru rintisan sehingga kategori sampah yang diterima terbatas, kami beralih ke lembaga daur ulang lain. Saat itu bertahan hingga awal 2022 lembaga tersebut tidak lagi mengkaver domisiliku. Sedih banget rasanya :(

Rubah Kertas Inovasi Bisnis Ramah Lingkungan Solusi Atasi Sampah Kertas

 



Sebagian mungkin menganggap kertas adalah sampah organik karena terbuat dari bahan alami. Namun kenyataannya kertas merupakan sampah anorganik karena membutuhkan waktu yang lama untuk dapat diurai secara alami, berbeda dengan sampah sisa sayuran, buah dan makanan. 

Inovasi Kurangi Kemasan Sekali Pakai Melalui Refill Station Mas ECO

 






Tiga tahun lalu duniaku berubah. Semua berawal ketika aku melihat gunungan sampah di TPA sekaligus membaca artikel tentang bahayanya membakar sampah. Ya, duniaku berubah karena semenjak saat itu aku berusaha mengurang produksi sampah, sesederhana membawa wadah ketika membeli makan minum di luar, alih-alih memakai kemasan sekali pakai dari penjual dan membawa minum saat ke luar rumah alih-alih membeli air mineral dalam kemasan. 


Mungkin sekilas terlihat sepele. 

"Ah hanya satu kantong plastik."

"Ah, hanya satu kantong plastik kecil."

Kisah Arky Gilang Wahab Pembudidaya Maggot Untuk Atasi Sampah Organik Tanpa Sisa

 





Jika kalian rutin mmbaca berita mungkin akan menyadari bahwa salah satu berita yang viral akhir-akhir ini adalah soal TPA yang ditutup akinat kepenuhan maupun kebakaran, khususnya di daerah Jogja dan Bandung. Warga merasa "kelimpungan" dengan semakin menumpuknya sampah di rumah. Apalagi sampah tersebur dicampur antara organik dan anorganik. Akibatnya muncul hewan dan bau tak sedap  


Ternyata dampak TPA ditutup membuat kesadaran warga terhadap mengompos dan membiat lubang biopori; solusi mudsh mengelola sampah organik. Konten-konten terkaot pegelolaan sampah organik pun senakij ramai dicari. Para pegiat zero waste boleh berbangga hati. 

Aku Pemuda dan Peduli Perubahan Iklim; Ini Harapan dan Upayaku

 




Selama datang bulan Oktober! Bulan dimana normalnya musim penghujan sudah tiba sejak bulan Agustus-September, namun kenyataannya? Ya, kemarau masih berkepanjangan. Tak hanya di Jabodetabek namun merata di seluruh Indonesia. Satu pertanyaan yang langsung muncul di otakku; bumiku kenapa?? 


Apakah kalian juga punya pertanyaan yang sama?

"Lho, lho apa hubungannya kondisi bumi dengan kekeringan?!"

Kiprah Si Ratu Sampah Sekolah

 





Amilia Agustin, atau akrab disapa Ami adalah seorang perempuan asal Bandung yang juga alumni salah satu universitas di Bali. Ada yang unik dari perempuan ini. Sejak SMA ia mendapatkan julukan 'Ratu'. Eits bukan ratu pads umumnya, tepatnya Ratu Sampah Sekolah. 


Ya, julukan "Ratu Sampah Sekolah" didapatnya karena kepeduliannya terhadap masalah sampah dan lingkungan sejak duduk di bangku SMA. 

KBA Rawajati Oase & Inspirasi Bijak Kelola Sampah `di Ibukota Jakarta

 



Kehadiran kampung asri dan berseri di tengah padatnya kota Jakarta bagaikan sebuah oase. Adalah Kampung Berseri Astra (KBA) Rawajati yang berlokasi di Pancoran, Jakarta Selatan. Apakah teman-teman ada yang pernah tahu atau bahkan mengunjunginya?

Griya Luhu: Inovasi Pengelolaan Sampah Secara Digital dari Bali

 



Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat dalam "menyingkirkan" sampah mereka. Sebagian melakukannya dengan bijak, sebagian lainnya tidak. Contoh pengelolaan bijak adalah dengan memilah, daur ulang dan sejenisnya. Sementara yang kurang atau bahkan tidak bijak adalah membuang ke tanah terbuka hingga membakarnya. 


Padahal pengelolaan sampah pada dasarnya bukanlah keputusan suka-suka individu!

#UbahPerilaku Untuk Atasi & Cegah Dampak Perubahan Iklim Bersama Climate Institute



Kapan terakhir kali hujan turun di tempat tinggal kalian? Kemarin, lusa, pekan lalu, dua minggu lalu atau bahkan sebulan lalu? 


Di daerah tempat tinggalku sendiri hiujan tersakhir turun beberapa hari lalu setelah "libur" selama berminggu-minggu lamanya. Itupun intensitasnya ringan.


Semua ini berdampak pada kekeringan. Warga di sekitar tempat tinggalku benar-benar mengalami apa yang disebut kekeringan; air menyala dengan aliran sangat kecil sehingga membuat mereka harus mmgambil air dari lokasi lain atau bahkan membeli air. Sungguh miris. 


"Ah ini mah musin kemarau biasa. Indonesia kan emang punya musim kemarau.. "


Namun.. sadarkah kalian bahwa musin kemarau kali ini tuh terasa jauh lebih lama dan menantang? 

Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan Mulai dari Rumah

 

Beberapa tahun lalu, setiap kali mendengar berita tentang kebakaran hutan dan lahan, aku cenderung "tidak peduli". Mungkin hal ini karena rasa empat iki yang kurang, dan juga wilayah tempat tinggal lu yang notabene jauh dari kawasan hutan. Apakah kalian juga begitu? 

Tapi semenjak menerapkan hidup lebih ramah lingkungan di tahun 2020, aku tak lagi menutup telinga. Setidaknya empatiku muncul, seperti yang terjadi beberapa hari lalu. 

Saat itu aku membaca sebuah berita kebakaran lahan. 

Tapi... Apakah ada yang bisa dilakukan oleh manusia yang hidup jauh dari kawasan hutan untuk mencegah Karhutla? 

Nyatanya ADA! 

Waste Solution Hub, Harapan di Balik Tumpukan Sampah Menjadi Solusi Sosial & Lingkungan Bersama Teknologi

 



Apa yang umumnya dipikirkan masyarakat tentang kehidupan pemulung?

Tidak berarturan, jorok, tidak bersih dan beragam stigma negatif lainnya. Itulah tanggapan yang sebagian besar disampaikan maayarakat. Padahal pemulung harus diberdayakan untuk mengubah stigma negatif dan menaikkan taraf hidup mereka yang terpinggirkan dan termarjinalkan. Setidaknya itulah visi awal Siti Salamah, penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 Kategori Kelompok.

Memulai "karier" pada tahun 2015 dengan mendirikan Taman Maghrib Mengaji, yang kemudian menjadi Rumah Pohon, Siti membantu anak pemulung mendapatkan pendidikan non-formal sekaligus spiritual yang berdampak baik pada karakter mereka.

Bertahun-tahun lamanya perempuan berusia 34 tahun ini mendedikasikan diri bagi ribuan pemulung di Jurang Mangu Timur, mulai dari pendidikan hingga pemberdayaan ekonomi.

Semilir Ecoprint, Produk Fesyen Lokal yang Ramah Lingkungan & Berkelanjutan

 


Pernah ngga sih kalian mempertanyakan siapa yang membuat pakaian yang saat ini kita pakai ? Dibuat dari apa? Bagaimana proses pembuatannya?
Jujur aku sendiri dulu ngga pernah kepikiran soal ini. Sampai akhirnya aku memulai menjalani hidup minimalis lebih intens sejak pandemi melanda. Puncaknya di tahun 2021 aku mulai berkenalan dengan istilah slow fashion, sustainable fashion, eco fashion dan sejenisnya.

Tunggu..tunggu.. apa sih itu semua?

Aku tidak akan membahas detail dan dari hulu ke hilir. Tapi intinya l slow fashion, sustainable fashion, eco fashion bisa kita terapkan hanya dengan model niat, tak keluar sepeserpun uang. Sesederhana kita memakai apa yang kita punya di lemari, selama belum butuh, alih-alih dengan mudahnya belanja pakaian.

Ngomongin soal fesyen, rasanya sebagian besar pakaian yang kita pakai diproduksi di pabrik secara massal alias besar-besaran. Selain itu, juga menggunakan pewarna buatan. Nah, alih-alih pakai pewarna dan bahan kimia, ada suatu istilah namanya ecoprint, salah satu metode pembuatan pakaian dengan memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakan pada sehelai kain, kemudian kain tersebut direbus (sorosutankel.jogjakota.go.id).

Teknik ecoprint dinilai lebih ramah bagi lingkungan serta tidak merusak alam. Terlebih semakin kesini rasanya semakin bertambah generasi milenial yang melek terhadap isu lingkungan. Kehadiran bisnis fesyen dengan teknik ecoprint rasanya punya pangsa pasar tersendiri.

Tentang Semilir Ecoprint
Semilir Ecoprint adalah salah satu bisnis yang memanfaatkan metode tersebut. Alfira Oktaviani atau akrab disapa Fira adalah perempuan di balik Semilir Ecoprint. Fira adalah seorang lulusan apoteker yang saat ini berdomisili di Yogyakarta. Lahirnya Semilir berawal dari passionnya terhadap pakaian yang ramah lingkungan. Fira kemudian mendalami konsep keberlanjutan (sustainable) pada produk fashion. Muara dari itu semua adalah ia mendirikan Semilir Ecoprint di tahun 2018.

Semilir Ecoprint menggunakan metode ecoprint dari kulit kayu lantung. Di tahun 2015, kulit kayu lantung yang berasal dari provinsi Bengkulu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Aku sendiri baru tahu bahwa Lantung bagi masyarakat Bengkulu punya nilai historis tersendiri.

Desa Papahan, Kinal, Kaur Bengkulu merupakan desa penghasil lantung lembaran kulit kayu. Bahan lantung berasal dari sukun sejenis nangka (Artocarpus elasticus) yang kudian dibuat secara tradisional. Setelah mendapatkan pohonnya, kemudian dipotong, dikupas kulitnhya, diratakan kulitnya, dijemur hingga menjadi lembaran lantung. Ibu-ibu pengrajin di desa tersebut menggunakan alat perikai untuk meratakan. Bunyi “tung-tung” terdengar ketika alat tersebut digunakan. Inilah asal mula penyebutan kulit lantung.



Beberapa kategori produk yang dihasilkan Semilir antara lain tas, kain, scarf dan  sarung bantal.





Semilir Ecoprint telah mengikuti berbagai pameran produk fesyen lokal seperti di Jogja, Jakarta & Solo.



Tantangan Demi Tantangan Tak Membuat Langkah Tertahan
Tentu bukan jalan lurus tanpa hambatan yang dilalui Fira. Learning by doing, begitu yang ia jalani. Tahun dimana ia mendirikan Semilir, istilah ecoprint masih sangat jarang terdengar dibandingkan saat ini. Disinilah tantangan pertama bagi Fira, memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang ecoprint. Fira juga berusaha membangun awareness masyarakat mengapa memilih ecoprint sebagai pilihan pakaian yang digunakan.

"Buat pelajaran juga kedepannya untum bangun bisnis harus ada konsep. Tapi seridaknya aku percaya satu langkah kedepan lebih berarti dibanding tidak sama sekali." begitu ungkap Fira sambil menerawang masa-masa itu.

Tantangan selanjutnya pun mengikuti, mulai dari modal, manajemen dan pemasaran. Tak pantang menyerah, Fira berusaha melalui ini semua satu persatu. Slow but sure, istilahnya.

Semilir Ecoprint; Produk Fesyen Ramah Lingkungan, Melestarikan Warisan &  Memberdayakan Perempuan
Sejak tahun 2018 Semilir ingin memperkenalkan budaya fashion berkelanjutan di Indonesia melalui teknik ecoprint. Ecoprint adalah teknik mentransfer bentuk dan warna daun yang sebenarnya ke kain tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya atau bahan buatan. Memanfaatkan dedaunan sebagai motif signature ecoprint, kita bisa mengeksplorasi kekayaan flora Indonesia untuk diwujudkan dalam fashion.

Berikut ini proses pembuatannya.




Semilir ingin menghadirkan angin sejuk bagi para wanita urban untuk menikmati nuansa alam melalui fashion dengan produk kami. Konsep fashion berkelanjutan merupakan realisasi kepedulian terhadap dampak lingkungan dan kesejahteraan sosial dan ekonomi setiap kehidupan yang terlibat. Kami dengan hati-hati memperhatikan setiap detail proses produksi mulai dari pemilihan bahan serat alami, penggunaan bahan baku yang kami tanam sendiri, penanganan limbah produksi hingga pengemasan yang ramah lingkungan. Pemberdayaan perempuan adalah kebajikan yang membuat Semilir tetap lestari.

(sumber: semilirecoprint.com)

Penerapan ecoprint pada kulit lantung Bengkulu memberikan perpaduan yang menciptakan refleksi artistik dari keharmonisan alam yang ramah lingkungan dan merupakan upaya melestarikan kulit kayu lantung Bengkulu sebagai warisan sastra Indonesia dan dapat memperkenalkan kembali pesona kulit kayu lantung Bengkulu kepada masyarakat dan dunia internasional.

Proses Semilir Ecoprint Di Balik SATU Indonesia Awards
Di tahun 2022 ini, Semilir mendapatkan penghargaan bidang kewirausahaan dalam ajang SATU Indonesia Awards yang digagas oleh ASTRA. Ya, Fira berhasil menggabungkan warisan lokal, isu keberlanjutan menjadi sebuah bisnis ramah lingkungan. 

Fira merupakan keturunan orang Bengkulu dan juga memilik ayah mertua yang juga dari daerah yang sama. Ia tertarik menggali lebih dalam tentang kulit kayu lantung sebagai warisan budaya indonesia tak benda dari Bengkulu di tahun 2020.

Mengapa kulit kayu lantung?

"Kulit kayu itu kan memang sebagai souvenir khas Bengkulu. Tapi kami menemukan problem dmn minat masyarakaf masih rendah, nilai value yg ditawarkan juga masih rendah. Hal ini disebabkan belum ada inovasi pada kulit kayu lantung karena biasanya dijual dalam warna aslinya yakni kuning kecokelatan." Fira menjelaskan.

Sebagai bagian dari memperkenalkan dan melestarikan kulit kayu lantung, Fira juga meng-expose  "who made" lantung; pengrajinnya ,prosesnya hingga menjadi produk yang saat ini dijual oleh Semilir Ecoprint. Hal ini ternyata meningkatkan value dr kulit kayu lantung. Visi misi Semilir yaitu mempromosikan warisan budaya, menguatkan dan keberlanjutan sedikit demi sedikit tercapai.

Selain menggali semua informasi dan asal usulnya, Fira juga melakukan riset serta uji coba bekali-kali. Akhirnya jadilah sebuah produk, kemudian ia melakukan tes pasar. Tak disangka, respon pasar menunjukkan hasil yang bagus. Ternyata mereka menaruh perhatian dan rasa penasaran akan material yang digunakan.

Nah setelah semuanya dirasa cukup lengkap, akhirnya di tahun 2021 Fira mengajukan proposal ke ajang SATU Indonesia Award. Tak muluk-muluk, tujuan utama Fira adalah membuat kulit kayu lantung lebih dikenal masyarakat dan pada akhirnya pasarnya lebih bagus lagi.



Fira tak mengira di tahun 2022, ia mendapat kabar bahwa proposalnya masuk ke dalam 60 besar. Berbagai rangkaian proses seleksi pun diikuti, mulai dari seleksi projposal, presentasi hingga pembuatan video kegiatan. Puncaknya, Semilir Ecoprint terpilih menjadi pemenang utama bidang lingkungan di ajang SATU Indonesia Awards.

"Jujur aku aja ngga percaya bisa dapat satu award ini karena ya aku memperlihatkan dan speak apa adanya. Plus minus nya aku ceritain semua." cerita Fira.

Harapan Untuk Semilir Ecoprint
Tak terlena begitu saja dengan penghargaan yang diraih, Fira punya harapan besar terhadap dunia fashion berkelanjutan dan terhadap Semilir sendiri.

"Harapanku masyarakat makin aware dengan produk-produk sustainable karena jenama yang benar-benar concern terhadap konsep sustainable itu dia sangat memperhatikan hulu hilir, bagaimana dia bisa berdampak untuk sekitar, memberikan kesejahteraan dan bagaimana mengurangi kerugian seminim mungkin untuk lingkungan sehingga terjadi supply and demand yang seimbang kedepannya."

Sementara itu, harapan Fira untuk Semilir tentunya semakin dikenal di mata nasional dan internasional.

"Karena kami menawarkan tidak hanya sebuah produk, tapi produk yg memiliki nilai seni,budaya dan semangat gotongroyong." ungkap Fira menutup wawancara hari itu.



Bagi teman-teman yang tertarik lebih lanjut mengetahui atau membeli produknya bisa menghubungi ataupun datang langsung ke lokasi.

Semilir Ecoprint

Perumahan Griya Asri Pratama Blok A17, Balong, Donoharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55518
Jam Buka: Senin - Kamis pukul 10.00-17.00 WIB & Sabtu - Minggu pukul 09.00-17.00 WIB
Instagram: @semilirecoprint


sumber:
1. Website Semilir Ecoprint
2. Wawancara dengan Alfira Oktaviani
#BangkitBersamaUntukIndonesia #KitaSATUIndonesia

Blackmores Peduli ‘Tukar Botol’ Wujud Jaga Kelestarian Laut Indonesia yang Berkelanjutan




Pandemi pastinya memberikan dampak yang kurang menyenangkan bagi banyak orang, tapi aku yakin ada hikmah positif atau dampak positif lainnya. Karena akupun merasakan keduanya. Salah satu dampak positif yang aku rasakan dengan kehadiran pandemi adalah aku mulai lebih aware soal isu persampahan dan lingkungan. 

Boiler Biomassa Berbahan Bakar Sekam Padi Inovasi Danone Specialized Nutrition Indonesia untuk Mitigasi Perubahan Iklim dan Ciptakan Sirkularitas Produk Pertanian

 


Sejak duduk di bangku kuliah, aku mulai terjun ke dunia energi baru dan terbarukan. Apakah maksudnya aku adalah mahasiswi jurusan tersebut? Sayang sekali jawabannya bukan, hehe.

Aku adalah mahasiswi pendidikan Matematika, Fakultas MIPA yang kebetulan punya ketertarikan soal sains sampai akhirnya mulai menulis esai dan paper yang berkaitan dengan energi baru terbarukan. Mulai dari energis surya, panas bumi hingga biogas dan biomasa.

Saat itu aku tidak terlalu aware dengan dampak positif ke lingkungan yang ditimbulkan dari kehadiran energi tersebut. Salah satunya mengurangi jejak karbon di bumi. Seperti yang kita tahu, singkatnya, jejak karbon menghasilkan gas rumah kaca yang berbahaya bagi para penghuni bumi. 

Sampai tiba hari ini aku semakin menyadari...

3 Rekomendasi Layanan Produk Refill Untuk Gaya Hidup Lebih Ramah Lingkungan

 



Ada beragam praktik yang bisa kita lakukan dalam menjalani gaya hidup ramah lingkungan atau minim sampah. Berbagai aspek dan sektor dalam kehidupan kita sangat bisa menjadi tempat praktik tersebut, mulai dari rumah tangga, sekolah, kantor dan lainnya. Di sektor rumah tangga kita bisa menggunakan bahan alami ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan produk rumah tangga. Sebagian lainnya memilih menggunakan jasa refill. 

Setidaknya ada  dua sistem belanja yaitu layanan pengantaran delivery dan layanan kunjungan. Aku akan bahas berdasarkan pengalaman dan pengetahuanku. 

Pengalaman & Pembelajaran Mengikuti Kelas Belajar Zero Waste



Awal Mulanya...

Zero waste atau hidup minim sampah. Pertama kali mengenal istilah itu di tahun 2017, tepatnya ketika mulai berkecimpung dalam salah satu komunitas ibu yang memang memiliki valu tersebut. Tapi apalah dayaku, sedikitpun belum tersentuh untuk mengenal lebih dalam apalagi sampai mempraktikkannya. Paling-paling hanya sampai memakai tas kain dan membawa tumblr ketika bepergian. Itupun tak selalu, lebh banyak lupanya. 

Inisiatif Minim Sampah yang Aku Lakukan dalam Setiap Kegiatan



Hidup minim sampah bukan soal teori saja, tapi lebih penting adalah praktiknya. Eits bukan praktik yang harus sudah sempurna apalagi jika baru kemarin belajar minim sampah. Yang terpenting berproses dan berprogres. 

Inisiatif minim sampah bisa kita lakukan dalam berbagai kegiatan sehari-hari baik di dalam maupun di luar ruamh. Berikut ini beberapa kegiatan yang aku lakukan juga inisiatif minim sampah di dalamnya. 

Caraku #BijakMembuang Limbah B3 dan Medis


Memang, dalam kehidupan sehari-hari nyaris tidak mungkin kita tidak menghasilkan sisa konsumsi maupun limbah. Menerapkan gaya hidup zero waste living juga bukan berarti nihil sisa konsumsi atau limbah sama sekali. Namun bagaimana kita berusaha mengurangi, mencegah hingga mengelola dengan bijak.


Bicara soal limbah, limbah B3 dan medis, terlebih sejak pandemi, menjadi limbah yang volumenya semakin besar diproduksi.

Upayaku Mengelola Sisa Konsumsi Organik di Rumah

 



Untuk ketiga kalinya di blog ini aku membahas seputar topik foodwaste, sebuah topik yang rasa-rasanya di setiap rumah berpotensi memproduksinya. Tapi khusus di postingan ini aku akan menggunakan istilah sisa konsumsi organik, jadi tidak terbatas pada sampah makanan (matang) saja tapi juga bisa dari beragam kulit buah, kulit sayuran, sisa potongan sayuran dan sejenisnya.

Yakin deh, siapa sih rumah tangga yang ngga menghasilkan sisa konsumsi organik tersebut? Sekalipun rumah seorang sultan, hohoho.

Upayaku Cegah Sisa Konsumsi di Rumah Tangga dan Bisnis

 


Cegah agar meminimalisasi kegiatan pilah yang membuat lelah.


Itulah kalimat yang cukup ngena buatku saat memasuki materi ketiga dari Kelas Belajar Zero Waste. Ahh iya memang dalam segala hal, mencegah lebih baik daripada mengobati, ya.