Plastik adalah kawan, tapi juga bisa jadi lawan. Awal mula terciptanya plastik memang adalah untuk memudahkan kehidupan manusia. Namun mengapa pada akhirnya justru manusia bermudah-mudah menggunakannya?
Sejarah Kehadiran Plastik
Plastik pertama kali tercipta pada akhir abad ke-19. Sejarahnya dimulai pada tahun 1862 ketika Alexander Parkes, seorang ilmuwan Inggris, menciptakan bahan yang disebut Parkesine, yang dianggap sebagai plastik sintetis pertama. Parkesine terbuat dari selulosa, zat alami yang ditemukan dalam tumbuhan, dan menjadi cikal bakal plastik moderNamun, perkembangan plastik yang lebih signifikan terjadi pada awal abad ke-20. Pada tahun 1907, Leo Baekeland, seorang kimiawan Belgia-Amerika, menemukan Bakelite, plastik sintetik pertama yang benar-benar tidak bergantung pada bahan alami seperti selulosa. Bakelite menjadi sangat populer karena sifatnya yang tahan panas, isolator listrik, dan bisa dicetak dalam berbagai bentuk. Penemuan ini membuka jalan bagi pengembangan berbagai jenis plastik lainnya, seperti polietilen dan polipropilen yang digunakan hingga sSejak saat itu, plastik telah berkembang pesat dan digunakan secara luas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari industri hingga produk konsumen sehari-hari.
Penggunaan & Sampah Plastik di Indonesia
Sampah plastik di Indonesia pada tahun 2024 terus menjadi masalah serius. Menurut laporan dari beberapa lembaga lingkungan, Indonesia masih menjadi salah satu penghasil sampah plastik terbesar di dunia, dengan sekitar 5,4 juta ton sampah plastik yang dihasilkan setiap tahunnya. Sebagian besar sampah plastik ini tidak terkelola dengan baik, yang menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama di laut.
Sekitar 3,2 juta ton sampah plastik berakhir di lautan setiap tahun, menjadikan Indonesia sebagai penyumbang terbesar kedua terhadap polusi laut setelah Cina. Penyebab utama adalah penggunaan plastik sekali pakai, manajemen sampah yang kurang memadai, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang.
Pada 2024, pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi lingkungan sedang berusaha mengurangi dampak sampah plastik melalui berbagai inisiatif. Salah satunya adalah kebijakan pengurangan plastik sekali pakai dan peningkatan fasilitas daur ulang. Namun, tantangan besar masih ada dalam hal implementasi dan partisipasi aktif dari masyarakat luas.
Plasticpay, Dari Sampah Jadi Cuan
Semakin berjalannya waktu, semakin banyak inisiatif peduli lingkungan yang bermunculan, baik secara luring, daring, maupun gabungan keduanya. Salah satu inovasi tersebut adalah Plastic Pay, sebuah gerakan sosial berbasis aplikasi digital (social enterprise), yang mengajak masyarakat untuk merubah sampah plastik yang merusak lingkungan menjadi bermanfaat dan membawa kebaikan.
logo Plastic Pay (sumber: https://plasticpay.net/)
Kurang lebih seperti bank sampah, tapi menggunakan perkembangan teknologi. Kebayang 'kan?
Plastic Pay tersedia di Playstore, Appstore, juga dalam bentuk website.
(sumber: https://plasticpay.net/)
Per tahun 2024 ini, sudah ada lebih dari 10000 nasabah Plastic Pay tersebar di berbagai kota. Plastic Pay juga telah berkolaborasi dengan banyak pihak untuk mengurangi polusi sampah botol plastik dan meningkatkan daur ulang sampah di Indonesia.nsi
Tea.
Tentang Aplikasi Plastic Pay
Pertama-tama, calon nasabah harus mengunduh aplikasi Plastic Pay di Playstore atau Appstore.
(sumber: dokumen pribadi)
Selanjutnya, calon nasabah membuat akun di aplikasi Plastic Pay. Registrasi dapat dilakukan dengan akun Gmail yang sudah ada ataupun mengisi form terlebih dahulu.
(sumber: dokumen pribadi)
Ada empat menu utama di aplikasi Plastic Pay yaitu
Home, berisi beragam bank dan e-wallet yang bisa di-top-up menggunakan redeem Plastic Pay point seperti GO-PAY, Dana, Shopeepay, LinkAja, BSI, dan lain sebagainya. Selain itu juga ada informasi reverse vending machine yang tersebar di beberapa kota.
Pencapaian, berisi jumlah botol plastik yang terdata sudah kita setorkan dan jejak karbon yang bisa dicegah.
Lokasi, berisi lokasi reverse vending machine, dropbox dan bank Sampah yang tersebar di area user.
Akun, berisi informasi tentang akun user seperti nama, nomor HP, email, juga hal hal lain berkaitan dengan akun.
(sumber: dokumen pribadi)
Selain untuk keperluan redeem point, mencari titik lokasi mini collecting point dan mengetahui pencapaian, nasabah juga bisa bermain games di aplikasi Plastic Pay lho! Caranya, cukup klik ikon “ambil hadiah” yang ada di Home aplikasi Plastic Pay. Ada 15 level permainan yang bisa diselesaikan. Oh ya, game-nya dalam bentuk memasangkan gambar. Setiap level, kita bisa mengumpulkan poin yang bisa ditukar dalam bentuk hadiah.
(sumber: dokumen pribadi)
Cara Setor Sampah di Plastic Pay
Pertama-tama, pilah Sampah Plastik di rumah. Pastikan sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Selanjutnya, buka aplikasi Plastic Pay. Tulis user ID Plastic Pay-mu dengan spidol permanen pada kemasan pembungkus botol plastik.Setelah itu, kamu bisa setorkan sampah plastik berupa botol plastik ke Mini Collection Point (MCP) yang tersebar di beberapa kota di Jabodetabek, Jogja, Bali, Bandung dan Surabaya. Untuk titik lokasinya bisa dicek di aplikasi Plastic Pay. Ada tiga cara penyetoran sampah botol plastik berdasarkan jenis Mini Collection Point (MCP).
Setor Sampah ke Plastic Pay Merchant
(sumber: aplikasi Plastic Pay)
Setor Sampah ke Reverse Vending Machine
(sumber: aplikasi Plastic Pay)
Setor Sampah ke Dropbox
(sumber: aplikasi Plastic Pay)
Oh ya, kamu juga bisa mengajukan diri mewakili rumah ibadah, perumahan, kantor atau event untuk peletakkan MCP tersebut.
Bagaimana Cara Redeem Plasticpay Point?
Sampah yang terkumpul akan ditukarkan menjadi Plasticpay Poin yaitu reward dari setiap penukaran botol. Plasticpay Point milikmu sudah banyak? Bisa baget ditukarkan untuk berbagai hal seperti donasi, redeem menjadi OVO/GoPay/LinkAja, transfer bank dan voucher belanja dengan puluhan mitra Plastic Pay.
1. Login Plasticpay Apps
2. Pilih Salah Satu Jenis Layanan Redeem (Pulsa, Paket Data, Voucher, Transfer Bank, E-Wallet, Transfer Poin, Donasi)
3. Pastikan Poin Kamu Mencukupi Untuk Melakukan Redeem Ke Layanan Yang Telah Kamu Pilih
Kehidupan Kedua dari Sampah Plastik
Apa yang kita sebut Sampah, pada dasarnya memiliki kesempatan untuk punya kehidupan kedua, alih-alih dibuang begitu saja ke tempat pembuangan sampah. Hal ini juga berlaku bagi Sampah plastik. Semakin kesini, semakin banyak kerajinan tangan memanfaatkan Sampah plastik. Bahkan tak hanya kerajinan tangan, para pelaku I district yang lebih besar pun menjadikan Sampah plastik sebagai bahan dasar pembuatan produknya.
Sampah plastik biasanya akan didaur ulang menjadi butiran yang disebut Recycled Polyester Staple Fiber (“Re-PSF”), benang dan kain. Hasilnya adalah eco-friendly fiber dan kain daur ulang yang memenuhi semua standar kualitas tinggi. Para pelaku daur ulang biasanya membuatnhya menjadi bantal, boneka, tempat tidur, karpet, furniture, interior otomotif dan produk non-woven / woven.
Tentang Plastic Pay Store
Plastic Pay semakin mengembangkan lini bisnisnya dengan kehadiran Plastic Pay Store. Produk-produk yang dijual adalah hasil daur ulang limbah botol plastik menjadi backpack, clutch, pouch, tas wanita dan sejenisnya. Calon pembeli dapat berbelanja melalui e-commerce atau aplikasi Plastic Pay Apps.
(sumber: https://plasticpay.net/)
Di tahun 2023 lalu, Plastic Pay menerima penghargaan dari Satu Indonesia Award dari Astra International pada kategori All Bidang yang mewakili provinsi Banten. Semoga pencapaian ini menjadikan Plastic Pay lebih baik dan meluas dampak dan manfaatnya.
Selengkapnya tentang Plastic Pay
Email : info@plasticpay.net
Telepon : +6221 3003 0653 // +6221 3003 0654
0 komentar: