Bumi tidak sedang baik baik saja. Ulah manusia menjadi faktor terbesar yang menjadi penyebabnya. Lho kok bisa?
Perubahan Iklim, Gas Rumah Kaca & Jejak Karbon
Jejak karbon. Sebagian dari kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah tersebut. Jejak karbon atau carbon footprint merupakan ukuran jumlah total dari karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya.
Diibaratkan titik titik yang memadat dan membentuk lingkaran, jejak karbon membentuk gas rumah kaca yang diemisikan oleh suatu komunitas, populasi, sistem kerja, maupun pribadi. Semakin banyak dan berat penyebab emosi, semakin besar konsentrasi gas rumah kaca.
Jejak karbon dapat dilawan dengan kehadiran blue carbon atau karbon biru, istilah untuk karbon yang ditangkap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir dunia, seperti lahan basah, bakau, lamun, makroalga, dan rawa.
Apa Yang Diperjuangkan Karbon Biru?
Komunitas Karbon Biru adalah salah satu yang mengkampanyekan terciptanya blue carbon. Karbon Biru adalah proyek penyerapan karbon mangrove dan lahan basah yang bertujuan untuk mendorong;
Konservasi hutan biru sebagai penangkapan dan penyimpanan karbon biologis.
Perlindungan masyarakat biru dengan mengadvokasi ekosistem pesisir sebagai perlindungan pesisir yang lebih baik, lebih mudah, dan terjangkau.
Satwa liar dan keanekaragaman fungsi kawasan mangrove di sekitarnya.
Ekonomi biru dengan mengolah limbah air payau dari kolam payau dan mengaktifkan silvofishery sebelum dibuang ke laut
Pengetahuan di bidang teknis dan sosial menjadi dasar bagi Karbon Biru untuk mengembangkan solusi berbasis alami bagi kemanusiaan dan alam. Karbon Biru menyadari, pola pikir masyarakat bahwa keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi adalah sebuah trade-off harus diminimalisir.
Karbon Biru berkolaborasi dengan beragam bisnis, institusi, dan individu memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan berusaha mengurangi pola pikir tersebut dengan "mengadopsi" pohon mangrove yang memiliki banyak manfaat, khususnya menyerap jejak karbon.
Bagaimana Karbon Biru Bermula?
Berawal sekelompok pemuda dari negara-negara berkembang yang menghabiskan masa kecil di daerah pesisir. Sejak kecil mereka sudah merasakan tanggung jawab untuk berkontribusi demi kebaikan bersama – namun pertanyaannya adalah ‘kita tidak tahu caranya’. Lalu, mereka mulai melakukan sesuatu yang kecil namun berdaampak seperti mengajar, bekerja di bank sampah dan unit usaha daur ulang, bekerja dengan mikroba. Pola pikir yang awalnya ekonomi linier menjadi ekonomi sirkular.
Karbon Biru percaya pesisir, wilayah pertemuan daratan dengan lautan, telah menjadi sistem yang paling dinamis, multifungsi, dan ekstensif dalam sejarah manusia: pemukiman, sektor ekonomi, transportasi global, dan industri pariwisata.
Lahan basah pesisir sendiri memiliki dua peran penting bagi bumi yaitu penghalang alami yang melindungi pantai bencana laut dan menjaga stok karbon hingga 70% dari total stok karbon.
Bagaimana Karbon Biru Bergerak?
#BluingTheEarth adalah tagline utama yang diangkat oleh Karbon Biru. Dengan visi melindungi pantai dan hutan biru, beberapa hal yang dilakukan Karbon Biru untuk mencapainya antara lain:
Penanaman 1 juta mangrove untuk meningkatkan ekosistem pesisir.
Memberikan layanan penggantian kerugian karbon jangka panjang bagi individu, perusahaan, dan institusi melalui penggunaan Sistem Penyerapan Karbon (CSS) biologis.
Menyediakan pengolahan air limbah dan praktik silvofishery menggunakan lahan basah buatan.
Menghasilkan nilai ekonomi dari sumber daya mangrove dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat.
Menjadi pusat penelitian lahan basah dan mangrove.
Menyelesaikan siklus biogeokimia dan nutrisi.
“Ada satu hal yang kami yakini: ada selusin ide dan semuanya ada di ujung jari setiap orang. Inovasi hebat hanya berjarak satu klik saja. Implementasi idelah yang bernilai. ”
Perjalanan Karbon Biru
Juni 2022 Karbon Biru didirikan setelah memenangkan World Wildlife Fund - Netherland Challenge. Masih di tahun yang sama, Karbon Biru menanam 1000 pohon bakau di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia pada Hari Konservasi Ekosistem Mangrove Internasional.
sumber: mangrovejakarta.id
Proyek kedua, ketiga dan seterusnya pun berjalan dengan mulus, melibatkan bisnis, perusahaan dan organisasi.
Di tahun 2023, Karbon Biru menerima penghargaan SATU Indonesia Awards dari PT Astra International yang diwakili oleh Yulia Ratnasari selalu inisiator Karbon Biru.
Per 1 Januari 2024, sudah ada lebih dari 6000 pohon mangrove yang ditanam melalui Karbon Biru yang melibatkan lebih dari 250 relawan lokal.
Karbon Biru percaya bahwa perubahan iklim global, kemiskinan, dan runtuhnya titik kritis kita bukanlah sesuatu yang harus dilawan oleh umat manusia – sebaliknya, ini adalah seruan dan undangan terbuka dari Bumi agar kita dapat mendengarkan dan melihat dengan lebih baik.
Bagi yang ingin mengadopsi pohon mangrove, bisa klik https://karbonbiru.eu/adopt-a-tree/
Referensi:
https://karbonbiru.eu/
https://kmmh.fkt.ugm.ac.id/2021/08/27/sekilas-tentang-jejak-karbon-carbon-footprint/
0 komentar: