#UbahPerilaku Untuk Atasi & Cegah Dampak Perubahan Iklim Bersama Climate Institute



Kapan terakhir kali hujan turun di tempat tinggal kalian? Kemarin, lusa, pekan lalu, dua minggu lalu atau bahkan sebulan lalu? 


Di daerah tempat tinggalku sendiri hiujan tersakhir turun beberapa hari lalu setelah "libur" selama berminggu-minggu lamanya. Itupun intensitasnya ringan.


Semua ini berdampak pada kekeringan. Warga di sekitar tempat tinggalku benar-benar mengalami apa yang disebut kekeringan; air menyala dengan aliran sangat kecil sehingga membuat mereka harus mmgambil air dari lokasi lain atau bahkan membeli air. Sungguh miris. 


"Ah ini mah musin kemarau biasa. Indonesia kan emang punya musim kemarau.. "


Namun.. sadarkah kalian bahwa musin kemarau kali ini tuh terasa jauh lebih lama dan menantang? 


Besar kemungkinan durasi dan suhu yang lebih ekstrem ini terjadi sebagai dampak perubahan iklim. 


Menurut Enviromental Protection Agency (EPA) perubahan iklim adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya.


Bicara soal suhu, data yang dilansir dari Organisasi Meteorologi Dunia dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus Komisi Eropa menunjukkan bahwa Juli 2023 menjadi bulan paling panas yang pernah terjadi di Planet Bumi. Suhu laut mencapai angka tertinggi, yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang masa.


Perubahan Iklim, Kok Bisa? 

Memang apa aja sih penyebab perubahan iklim ini? Jawabannya; BANYAK. 


Salah satunya penggunaan transportasi yang menghasilkan emisi karbon terbesar secara global, gaya hidup belanja berlebihan, membuang makanan dan lain sebagainya. Contoh teknisnya begini, jika kita membuang makanan apalagi dilakukan dengan tidak bijak seperti dibuang di TPA terbuka, sampah tersebut akan menghasilkan gas yang dapat merusak lapisan ozon pada bumi. Pada akhirnya kerusakan lapisan ozon tersebut menyebabkan kerusakan serta bencana di bumi. Ya, se"parah" itu! 



Dampak Perubahan Iklim, Apa Saja? 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perubahan iklim yang terjadi membuat bencana alam juga sering terjadi. Manusia juga semakin mudah terserang penyakit karena kondisi cuaca yang tidak menentu. Yang tak kalah miris, perubahan iklim membuat makhluk hidup di laut terancam punah, hingga makhluk hidup laut "harus" memakan mikroplastik! 


Climate Institute; Dari Anak Muda Untuk Edukasi Perubahan Iklim 

Eits jangan patah semangat dulu! Meski banyak manusia yang berulah merusak dan menghancurkan alam (semoga bukan kita!), ada sebagian manusia lain masih berhati baik dan berpikir logis agar tidak hidup dalam keputusasaan seperti halnya yang dilakukan Climate Institute dan patut kita tiru. 


Penyebab, dampak dan segala hal tentang krisis iklim seperti yang dijabarkan di atas menjadi concern dari lima orang pemuda yang dipertemukan lewat salah satu kegiatan perubahan iklim di Bali hingga akhirnya Climate Institute.



Climate Institute adalah sebuah lembaga (NGO) pendidikan yang memfasilitasi anak-anak muda untuk memiliki wawasan tentang lingkungan dan krisis iklim. 



Adhitya Putra Lanae, atau biasa dikenal dengan Adhit Lanae adalah salah satu sosok di balik berdirinya Climate Institute. Saat ini ia berdomisili di daerah Jakarta Timur dsn beraktivitas sebagai Program Manager di salah satu lembaga pendidikan pemerintahan & kebijakan publik untuk calon-calon pemimpin-pemimpin muda dan sebagai Meta Ads Specialist untuk politisi dan corporate. Aktivitas lain beliau adalah traveling dan berkuliner ria.


Berdiri sejak Agustus 2015 dengan nama awal IYTCC (Indonesian Youth Team for Climate Change) lalu secara legal berubah nama menjadi Climate Institute (CI).


Secara administratif, Climate Institute berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan. Menurut Adhit, pemilihan nama Climate Institute mengindikasikan sebagai lembaga pendidikan yang pro iklim.




CI secara khusus melakukan kegiatan-kegiatan edukasi seputar perubahan iklim di kampus, instansi, hotel hingga terjun ke lapangan atau daerah-daerah. CI memberikan pembelajaran secara gratis baik dalam 1 hari ataupun workshop selama 3 hari. Setiap workshop dikemas dengan menarik, mulai dari Youth Climate Camp, Climate Influencer Meeting, Youth Climate Day, Climate Blogger & Vlogger dan konsep-konsep terkini lainnya.





Tak disangka, respon masyarakat terhadap kehadiran CI sangat positif. Mereka tampak antusias. Hal ini terlihat dari seminar dan workshop yang kerap diadakan selalu penuh. 


Sejauh ini, Climate Institute sudah melakukan lebih dari 100 seminar dan workshop dan memiliki ratusan bahkan ribuan partisipan baik dari kalangan mahasiswa, pemuda/i karang taruna, masyarakat umum hingga calon-calon politisi muda.


Kendala di Balik Climate Institute

Di balik kehadiran dan kontribusinya, Climate Institute juga memiliki kendala dan tantangan tersendiri, khususnya soal pendanaan. Sepanjang tahun 2015-2022, CI didanai oleh salah satu NGO dari Jerman. Namun saat ini kontrak sudah selesai dan CI masih berupaya mencari-cari lembaga donor lainnya.


Pada tahun 2021, Climate Institute menerima penghargaan SATU Indonesia dari Astra di bidang lingkungan. Lembaga pendidikan Climate Institute menjadi satu-satunya yg dianggap memberikan dampak yang signifikan dan masif dalam hal edukasi lingkungan dan krisis iklim di Indonesia lewat  workshop-workshop dengan tema-tema menarik dan "anak muda banget".


Harapan Climate Institute Untuk Indonesia 

Climate Institute berharap akan ada lebih banyak lagi  masyarakat Indonesia lebih aware tentang dampak-dampak lingkungan dan krisis iklim yang terjadi. CI memiliki kampanye utama yaitu  #UbahPerilaku; 

  • mulai dari diri sendiri karena segala dampak besar akan bermula pada diri tiap orang
  • mulai dari melakukan perubahan untuk selalu naik transportasi umum, mengurangi sampah plastik dan makanan, dan lain sebagainya. 



Adhit memaparkan bahwa ada hal kecil yang bisa kita lakukan dari kehidupan sehari-hari untuk mengurangi penyebab perubahan iklim seperti menggunakan transportasi umum, berbelanja secara bijak, secukupnya dan tidak berlebihan, mengurangi hingga menghindari pemakaian plastik sekali pakai, mengkonsumsi makanan secukupnya sehingga menghindari produksi food waste. 


Sekilas hal-hal tersebut terlihat kecil, perubahan kecil yang jika dilakukan konsisten ini akan sangat berdampak besar dalam menyelamatkan bumi.


Referensi: 

https://news.republika.co.id/berita/rz4hkh318/era-perubahan-iklim-tiba-masih-nggak-percaya

https://dlhk.acehprov.go.id/perubahan-iklim/



0 komentar: