"Tolong cariin kacamata mbah, kayaknya tadi ada di tas, kok sekarang ngga ada?" pinta nenek saya suatu kali.
Keesokan harinya, "Lah kacamataku kok hilang lagi ya?"
Kejadian-kejadian itu membuatku berkesimpulan bahwa semakin usia semakin mudah pelupa. Tapi, ternyata aku sendiri juga pelupa, meski usia masih 20-an tahun.
Benarkah sifat pikun hanya dimiliki lansia? Benarkah pikun itu sebuah kemutlakan bagi seorang lansia?
Rasa penasaran ini membuatku hadir di acara Pemuda Peduli Lansia dengan tema Menjadi Lansia SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Rajin, Taat) yang dibahas oleh Dunia Lansia. Berlangsung di Mayapada Hospital Jakarta, acara ini penuh oleh para peserta terutama lansia.
Kegiatan ini diawali dengan ice breaking oleh Ibu Evita Djaman, M. Psi, lumayan membuat kantuk berkurang. Kemudian sambutan dari Ibu Rismayani selaku perwakilan Mayapada Hospital.
Narasumber hari ini terdiri dari dr.Sheila Agustina Sp.S, Prof. (Em.) Dr. Saparinah Sadli dan Evita Djaman, MPsi.
Berbicara soal lansia, tahun 2017 diperkirakan terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia. Diprediksi jumlah tersebut akan meningkat menjadi 27,08 juta jiwa pada tahun 2020, kemudian meningkat lagi di tahun 2025 menjadi 33,69 juta. Jumlah ini terus bertambah menjadi 40,95 juta di tahun 2030 dan di tahun 2035 mencapai 48,19 juta. (Pusat Data dan Informasi Kemenkees RI, 2017).
"Lansia terbagi menjadi tiga rentang usia: 65 - 75 tahun (young old), 75 - 85 tahun (old old) dan 85 tahun ke atas (oldest old)." ungkap Prof Saparinah.
Menjadi Lansia Tangguh
Nyaris tidak ada lansia yang hidup tanpa penyakit. Prof Saparinah menggarap komunitas Lansia Tangguh. Lansia tangguh bukanlah mereka yang tidak punya penyakit melainkan mereka yang walaupun punya penyakit tapi bisa menyesuaikan diri dengan penyakit tersebut.
Meskipun usia bertambah lanjut, namun menjaga silaturahmi adalah sebuah keharusan. Lansia tangguh adalah mereka yang bisa merangsang stimulasi otak, menghadirkan kegembiraan, dll.
Lansia tangguh secara fisik bisa menyesuaikan diri dengan kekurangan fisiknya, tidak merasa menderita karenanya. Lansia tangguh juga mampu merawat potensi kognitifnya dengan stimulasi. Misal, lansia yang gemar membaca sejak muda, bukan tidak mungkin tetap melakukan hobinya. Ataupun mereka mencari kegiatan baru yang menimbulkan kecintaan. Intinya berkemauan keras dan tidak malu belajar.
Kenali Faktor Demensia
Menjadi tua bukan hanya persoalan secara perubahan fisik yang terlihat di luar namun juga perubahan kinerja otak. Oleh karenanya penting untuk mengetahui bagaimana kondisi otak semakin tua usia manusia. Narasumber dr.Sheila mencoba memaparkannya.
Demensia adalah suatu kondisi atau sindrom yang disebabkan penyakit atau gangguan otak yang ditandai dengan kehilangan atau penurunan kemampuan intelektual, daya ingat, daya pikir, daya tangkap, kemampuan berhitung dan berbahasa serta daya nilai sehingga menimbulkan gangguan pekerjaan dan fungsi sosial dalam kehidupan sehari2 hari (kajianpustaka.com). Demensia merupakan 'payung' dari penyakit Alzheimer (50-70%), dan lain-lain.
Tips Mencegah Demensia
Demensia dapat dicegah dengan hal-hal berikut antara lain:
1. Kontrol Terhadap Faktor Risiko
Penting untuk mengetahui hal hal yang bisa menyebabkan terjadinya demensia. Beberapa faktor tersebut antara lain kebiasaan hidup tak sehat, olahraga kurang, dan sebagainya.
2. Menjaga Pola Makan dan Gizi Seimbang
Konsumsi makanan sehat pada dasarnya bukan hanya 'kewajiban' Lansia namun juga setiap manusia. Tak perlu mahal mahal membeli bahan makanan, meskipun tidak dilarang, kita bisa memakai makan produk lokal Indonesia. Contohnya tempe. FYI, tempe bermanfaat untuk otak. Tempe bentuk tempe bukan makanan olahraga tempe.
3. Berhenti Merokok dan Menjauhi Perokok Aktif
Siapapun tahu bahwa merokok sangat membahayakan kesehatan. Ada ribuan zat aktif yang akan masuk ke paru-paru ketika rokok dihisap. Namun tak hanya perokok aktif, menjadi perokok pasien sama bahayanya. Jadi selain hindari merokok, hindari menjadi perokok pasif juga harus dilakukan.
4. Berolahraga dan Stimulasi Kognitif
Olahraga cukup membuat diri menjadi lebih segar. Tak perlu olahraga berat atau kompetitif, cukuplah jogging dan senam ringan setiap pagi selama 15-30 menit untuk membuat badan lebih segar.
Stimulasi kognitif berkaitan dengan kegiatan dalam merangsang kerja otak seperti membaca, menulis, berdiskusi dan lain sebagainya. Menjadi Lansia atau pra lansia bukanlah alasan untuk berhenti berproduktivitas.
5. Istirahat Cukup
Tidur adalah salah satu bentuk istirahat efektif. Jangan sekali kali meremehkan kecukupan tidur. Mereka yang kurang porsi tidur dapat berpotensi segala macam penyakit. Pun bagi mereka yang berlebihan.
Tanya Jawab Tentang Demenisia
Adakah vitamin otak? Apakah betul kuning telur rebus bermanfaat bagi daya ingat otak?
Ginkgobiloba, omega 3 memang bagus buat otak. Tapi konsumsi vitamin otak saja tidak cukup, lansia tetap butuh olahraga, jaga pola dan gizi.
Misal, seorang ibu membelikan anaknya vitamin otak harga mahal, tapi ia tidak memberikan stimulus untuk anak, tidak mengajak ngobrol dan sebagainya.
Untuk telur, selama tidak ada alergi tapi jangan berlebihan karena bisa menjadi kolesterol. Beda dengan anak kecil, tidak apa apa makan telur lebih banyak.
Perlu diingat, vitamin adalah suplemen, melengkapi kita. Bukan sebaliknya.
Apakah Parkinson termasuk demensia?
Parkinson adalah penyakit degeneratif. Penderita Parkinspn dapat terkena Demenisia Parkinson.
Apakah bermain gadget dapat memengaruhi Demensia?
Berteman dengan digital tak ada tapi perlu dibatasi. Karena tidak baiknya sinar buru dari smartphone/handphone. Karena tetap perlu dengan dunia digital. Tapi juga harus melek dengan dunia sosial luar.
Tentang DuniaLansia.com
Atas dasar kepedulian terhadap lansia dan persiapan menjelang lansia, beberapa orang anak muda dan calon lansja menginisiasi hadirnya portal bagi lansia bernama DuniaLansia.com.
Dunia Lansia (DuLan) mengajak seluruh orang muda untuk mempersiapkan diri menjadi “Lansia SMART” dan mendapatkan banyak ilmu serta informasi melalui portal dunialansia.com.
Kolom yang tersedia antara lain Kesehatan, Gaya Hidup, Agenda Acara, Kisah Inspiratif, Direktorat serta Hukum & Perlindungan.
Menjadi tua adalah sebuah kepastian, namun menjadi lansia SMART (sehat, mandiri, aktif, rajin, taat) adalah sebuah pilihan. Dan pilihan itu dapat dipersiapkan segini mungkin. Walaupun mungkin rasanya "Ah, masih jauh." tapi waktu terus bergerak ke depan, tidak dapat mundur ke belakang.
Semoga kita bisa membantu lansia terdekat serta menjadi lansia SMART kelak.
salut deh saya ada yang memikirkan lansia dengan membuat aplikasi ini.
BalasHapuspara lansia sebenarnya seperti ibu-ibu muda, butuh komunitas dan wadah, agar ada teman berbagi, jadi tidak merasa sendiri
wah aku perlu bangets baca DUNIALANSIA ini...Ibu mertuaku 82 tahun, Bapakku 81, Ibuku 75 tahun. Dan ketiganya sudah menunjukkan gejala di atas.
BalasHapusMesti banyak sabaaar menghadapinya.
Keren ada lansia SMART begini biat kita siap juga nanti
Waaah aku belum jadi lansia aja kadang suka lupa, terimakasih banget mba artikelnya mba. Mau dicoba untuk mengikuti sarannya agar nanti waktu lansia sehat, mandiri, aktif, rajin dan taat
BalasHapusDi Indonesia ini emang kalau udah mbah2, kdng ngrasa gak pede bisa njalanin ini itu ya mbak. Mungkin krn mindset.
BalasHapusKalau di lyar aku liat lansia malah kyknya ehat2, kyk mislanya di Jepang gtu.
Aku punya tante yg lama tinggal di luar saat balik ke Indonesia masih gesit, masih olahraga renang, msh nyetir sendiri ke mana2, gk mau nyusahin anak katanya.
Ini programnya bagus supaya lansia jg bisa mandiiri...
Intinya pola hidup ya mba. Inu penting banget buat orangtua kita yg udah lanjut ni. Programnya patut diacungi jempol, kereen
BalasHapusAku nih kalau lagi di jalan suka lihat lansia kemana-mana sendiri tuh kadang miris. Sering ngebatin "ini anaknya kemana membiarkan ayah atau ibunya sendirian gini pergi". Tapi kalau lihat ke negara tetangga, masih banyak lansia yang bekerja juga.
BalasHapusWah ini artkelnya bermanfaat banget kak. apalagi ada tips-tipsnya jugaa mantap kak
BalasHapusBenar sih, menjaga pola makan penting, tidak memandang muda dan tua. Dan istirahat yang cukup yaa. Lansia harus sehat!
BalasHapusLansia di luar negeri, selain menjaga pola makan mereka juga rajin olahraga. Itu yg saya tahu dari orang tua lanjut usia yang saya jaga. Nah semoga dengan adanya acara ini kita yg masih setengah lansia bisa menyampaikan kepada orang tua kita supaya kelak mereka jadi lansia yg smart ya
BalasHapusDi umurku yg masih empat puluhan gini aku juga udah sering mudah lupa lho klo naroh apa apa. Semoga ga gejala demensia ya makanya aku masih seneng merajut utk merangsang kinerja otak hehe
BalasHapusAku nih, pelupa banget. Harus sering2 makan tempe nih. Hehe.. nice info
BalasHapusKalo boleh nawar dimasa tua nanti saya ingin juga jadi lansia yang smart dan tetap produktif berkarya. Aamiin.
BalasHapusSalut saya sama orang orang yang berkontribusi untuk aplikasi khusus lansia begini. Hebat.
BalasHapusTua itu pasti ya, sebisa mungkin mulai sekarang jaga pola hidup sehat untuk masa tua nanti.
BalasHapusMba aku baru tahu tentang demensia ini, bisa dialami semua lansia gitu ya
BalasHapusBacaan bergizi nih. Supaya kita bisa memperlakukan lansia dgn lebih baaik & pengertian
BalasHapusUntuk pencegahan agar tidak demensia memang harus bergerak dan berdaya ya, agar selalu bugar di usia senja
BalasHapusKalau pelupa memang sering dikaitkan lansia ya, Mbak.
BalasHapusMisalnya, kamu pelupa banget kayak nenek-nenek.
Padahal usia muda pun bisa suka lupa. Makanya harus ada pencegahan.
Terima kasih sharingnya, Mbak.
Iya ya. Faktor umur akan meningkatkan tingkat kelupaan. Baca tulisan ini harus lebih mempersiapkan diri lagi. Agar bisa jadi SMART
BalasHapusMamah saya dan almarhumah mamah mertua punya tips sama di usia lanjutnya. Sama-sama aktif dengan kegiatan sekitar. Katanya kalau kebanyakan diam malah cepat pikun :D
BalasHapusYups, setuju mbak.
BalasHapusKita pun perlu menyiapkan sebagai lansia SMART, karena waktu terus bergerak ke depan, tidak dapat mundur ke belakang.
Nice sharing, tengkyuu mbak
Serius nih ada situs web buat para lansia?
BalasHapusWah.. informasi yang berfaedah nih untuk anak dan cucu yang sering mengurus orangtuanya yang sudah lansia*
Lansia memang banyak mengalami alzheimar contohnya kakek saya.
BalasHapusAku setuju sama semua statement lansia tangguh
Saya sendiri masih under 30 tapi rasanya seringkali lupa dan susah untuk mengingat beberapa hal, sangat menjengkelkan memang. Ternyata usia muda juga bisa begitu ya
BalasHapusKehadiran Lansia dapat berdampak positif apabila Lansia berada dalam keadaan sehat, aktif, serra produktif dan nampaknya program yang dipaparkan dlm tulisan ini menjadi satu acuan yg cukup baik
BalasHapusSalut dengan anak2 muda yg bikin portal ini. Insya Allah akan sangat berguna informasi yg tersedia di dunialansia.com
BalasHapusWah ternyata ada aplikasi yang memberikan informasi tentang persiapan menjadi lansia yah mbak, harus segera meluncur nih. Nenek aku juga sudah mulai pikun nih, tapi gak demensia sih. Bermanfaat banget deh.
BalasHapusAmiiin, aku pun selalu berharap kelak kalau dikasih rezeki umur panjang, bisa menua dengan tetap ingat dengan sekitarku. Dari sekarang pun selalu memantau Orangtua supaya senantiasa sehat lahir batin, bahagia jiwa dan raganya, terutama selalu mengingat Sang Maha ya, karena itu penting sebagai "pegangan" hidup.
BalasHapusDan salut dengan adanya Portal ini, salah satu bentuk perhatian kaum muda terhadap Lansia supaya bisa menjalani hari dengan SMART ya. Two thumbs!
Ibu saya termasuk golongan young old. Beliau masih aktif berkegiatan ke sana kemari. Mungkin karena itu pula, ibu masih bugar dan daya ingatnya masih bagus.
BalasHapus