Mengenal Lebih Dalam dan Lengkap Generasi Muda Bekebutuhan Khusus Melalui Special Kids Expo (SPEKIX) 2019



"Every child has a chance. Also, special ones."

Sewaktu kuliah saya pernah melakukan riser media pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus tepatnya diskalkulia. Beberapa minggu saya habiskan berkeliling sekolah luar biasa (SLB) menemukan objek penelitian saya. Bertemu dengan para guru dan murid mencerahkan mata hati saya. Bahwa mereka juga berhak punya masa depan cerah.

Kemarin (23/8) saya mendapatkan kesempatan menghadiri konferensi pers Special Kids Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Sungguh saya merasa insightful!
Di ruangan konferensi persi dipajang tulisan anak-anak berkebutuhan khusus yang jika ditelaah maknanya begitu mendalam.
salah satunya tulisan anak penyintas autisme
Ada pula banner informasi tentang seorang anak penyintas autisme berusia 9 tahun yang telah berhasil menerbitkan buku. Salut!


Tentang Spekix 2019
Special Kids Expo atau Spekix adalah sebuah ajang pameran karya, komunitas dan pembelajaran mengenai special kids. Kegiatan ini diadakan oleh Yayasan MPATI (Masyarakat Peduli Autis Indonesia) dan Zally Zarras Learning Centre pada 24 - 25 Agustus 2019 di Lower Lobby Jakarta Convention Center.


Spekix 2019 mengambil tema 'Beauty in Ability',  indahnya berbagi kemampuan dan bertindak untuk membuat dunia menjadi lebih adil dan nyaman bagi generasi muda berkebutuhan khusus. Beauty in ability juga berarti indahnya  rasa bahagia yang dirasakan oleh generasi muda berkebutuhan  khusus yang mampu menciptakan karya dan dihargai semua lapisan masyarakat.




Menurut ketua penyelenggara Spekix 2019, Dr. Dotty Sutowo, kegiatan ini merupakan lanjutan dari program 'Jakarta Ramah Autisme' yang dilanjutkan menjadi 'Indonesia Ramah Autisme'. Melalui event ini, masyarakat dapat mengetahui informasi terlengkap seputar autisme, ADHD, ADD & kesulitan belajar.

Konferensi pers ini dihadiri ketua Yayasan MPATI (Ibu Gayatri Pramoedji), founder Zally Zarras Learning Centre (Bapak Laura I Sutowo) dan Dian Sastro (selebritis & ibu dari anak mantan penyintas autisme).

Ibu Gayatri adalah seorang ibu dengan putra penyintas autisme & ADHD sejak usia 9 tahun yang kini sudah berusia 29 tahun dan menjadi seorang carer penyintas Alzheimer. Tak hanya itu, anaknya kini tengah melanjutkan jenjang pendidikan tinggi.
Ibu Gayatri, Ketua Yayasan MPATI sedang berbicara (sumber: dokumen pribadi)


Ibu Gayatri juga telah menulis dua buku tentang autisme dan dua komik bertema serupa. Melalui Yayasan MPATI, beliau memproduksi tiga video panduan autisme. Dirinya pun sudah berulangkali diundang menjadi pembicara dengan tema autisme di dalam maupun luar negeri.

"Melalui Spekix 2019 yang lebih besar dari tahun lalu, masyarakat diajak untuk lebih peduli dan memberi dukungan pada generasi muda berkebutuhan khusus yang memiliki semangat dan karya luar biasa." ungkap beliau optimis.

Tak berbeda dengan Ibu Gayatri, Bapak Laura, founder Zally Zarras, juga merupakan yah dari seorang putri penyintas autisme. Hal itu yang melatarbelakanginya mendirikan Zally Zarras Learning Centre (ZLCC).

Masih seputar autisme, mungkin tak banyak orang tahu bahwa Dian Sastro adalah seorang ibu dari anak mantan penyintas autisme. Beruntungnya Dian sendiri menyadari hal itu sejak anaknya berusia 6 bulan sehingga bisa langsung diintervensi dan mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dian merasakan sendiri bagaimana bonding dengan sang anak begitu kurang lantaran anaknya lebih suka bermain dengan mainan sendiri, tidak bisa kontak mata dan tidak bisa memahami isyarat sebagaimana penyintas autisme pada umumnya.

Perjuangan tak sia-sia, kesabaran dan kegihihan Dian dan suami berhasil membawa anaknya keluar dari judgement autisme. Kini sang anak dapat lebih berkomunikasi dengan baik, memandang dan bonding time dengan dirinya. Sungguh sebuah kebahagiaan.
Dian Sastro, selebritis & ibu dari anak mantan penyintas autisme sedang berbicara (sumber: dokpri)


"Kalau sampai give up sih ngga. Paling kadang ngebatin kok begini? Tapi lagi-lagi kembali mengambil hikmah, harus tetap giat dan gigih." ungkapnya sambil mengenang momen perjuangan tersebut.

Spekix 2019 akan menghadirkan lebih dari 130 booth komunitas/entrepreneurship dari seluruh Indonesia yang concern seputar sekolah, terapi dan hasil karya anak. Spekix 2019 juga mengadakan talkshow gratis dan workshop berbayar seputar autisme, ADHD & ADD.


Talkshow akan diisi oleh para generasi muda yang sudah mandiri para orangtua serta pendidik yang telah menjalani dan terinspirasi oleh semangat dan talenta generasi muda berkebutuhan  khusus. Workshop akan diisi oleh para ahli yang memberikan bimbingan atas diagnosable dan ciri utama anak-anak berkebutuhan khusus.

Sedangkan talkshow oleh para generasi muda akan berbagi kisah perjuangan mereka meraih cita-cita.

Tersedia pula booth makanan, fun activities, konseling gratis serta demo masak makanan sehat lezat.

Di akhir konferensi pers, para narasumber mengajak audiens untuk menyebarkan pesan positif seputar autisme kepada khalayak ramai.

"Jangan lagi ada ejekan 'autis lo' dan sejenisnya, karena autisme bukan sebuah ejekan."

Tentang Yayasan MPATI
Yayasan MPATI didirikannya pada 24 Juni 2004 sebagai yayasan nirlaba yang memfokuskan diri pada penyediaan informasi, alat pendidikan, pelatihan dan konseling seputar autisme di Indonesia. MPATI bekerjasma dan mendapatkan bantuan dari para ahli di Australia dan Amerika. Hingga kini MPATI telah menerbitkan 1 poster deteksi dini, 3 buah video panduan, 2  buku, 2 komik serta telah menyelenggarakan beragam seminar/workshop di 18 provinsi di Indonesia.


Tentang Zally Zarras Learning Centre (ZLCC)
Terbentuk dari kepedulian para orangtua dan keluarga penyintas autisme, ZLCC berdedikasi menjadi pusat informasi dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat seputar isu autisme serta membantu masyarakat Indonesia menjadi solusi penerapaan dunia ramah autisme.

17 komentar:

  1. Semoga dengan adanya acara ini bisa membuka pikiran masyarakat bahwa mereka yang autisme ini sebenarnya memiliki kemapuan lebih. autisme bukan untuk dijauhi tetapi untuk didukung dan diasah kemapuannya. saya salut dengan orang tua penyitas autisme. Mereka adalah orang-orang yang kuat dan luar biasa.

    BalasHapus
  2. Semoga dg adanya Expo ini, masyarakat jd lebih menghargai mereka yg memiliki autisme ya

    BalasHapus
  3. Aku pun kemaren baru tau kak visya ternyata emang anaknya Dian Shien autis, sungguh keren sih sebenarnya Dian ini udah aware sama kondisi anaknya. Memang harus ditangani lebih dini yankak. Dan jujur spesial kids itu juga punya harapan untuk masa depan

    BalasHapus
  4. Salut dengan kegiatan Spekix 2019 yang mengambil tema 'Beauty in Ability'
    Betapa indahnya berbagi kemampuan dan bertindak untuk membuat dunia menjadi lebih adil dan nyaman bagi generasi muda berkebutuhan khusus...
    Semoga misi mulia ini bisa terwujud atas upaya kita semua.

    BalasHapus
  5. Bersyukur ya kak, sekarang sudah ada lembaga seperti ini. Setiap anak aku rasa butuh dirangsang otak nya utk berkarya apapun keterbatasan yang mereka miliki. Adikku ada yang autis, cm yaa hari ini masih yang diimbangi aja dg apa yang dia sukaa.

    BalasHapus
  6. MasyaAllah, terharu saya ada zally Zaras yang terbentuk dari para orang tua yang peduli dan keluarga penyintas autisme. Dan salut banget acara ini bisa membawa nilai-nilai yang sangat bermakna dan mengajarkan audiense utk menularkan pesan positif utk banyak orang.

    BalasHapus
  7. terharu aku ada anak autisme yang bisa menerbitkan buku, terlebih ke orang tua nya, hebat banget bisa menerima dan mengembangkan bakat anaknya.

    BalasHapus
  8. anak 9 tahun sudah menerbitkan sebuah buku wah hebat sekali ya. Acara seperti ini bagus sekali, agar anak-anak berkebutuhan khusus tetap semangat dan berkarya :)

    BalasHapus
  9. Menjadi orang tua dari anak spesial pastinya bukan hal mudah. Salut dan kagum saya dengan para orang tua yang diberi ketabahan luar biasa untuk mengasuh anak-anak ini

    BalasHapus
  10. Anak autis pun istimewa sama seperti anak lainnya. Jangan membeda-bedakan mereka. Bagus juga talkshow kayak gini, semoga membuka wawasan Luas buat masyarakat.

    BalasHapus
  11. Syukurlah Mom SPEKIX dilaksanakan. Ini bermanfaat banget buat menaikkan kembali rasa percaya diri dan perlakuan yang sama terhadap seluruh anak2 ya. Karena memang sudah seharusnya setiap anak, apapun kondisinya, punya kesempatan dan hak yang sama untuk mengembangkan diri

    BalasHapus
  12. Duh, aku kudet banget dengan SPEKIX ini. Dan kayaknya gak cuma aku ya yang gak tahu. Semoga deh, dengan adanya acara semacam ini, banyak orang yang jadi ngeuh dan peduli dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka ternyata bisa menghasilkan karya yang bagus ya. Keren banget.

    BalasHapus
  13. Mbak tulisan mu kok bagus bangeeettt... Aku suka banget bacanya. Ngaliiirrr banget dan sangat informatif. Enak dibacanya. Nggak ngebosenin.

    Ah aku ngefans berat nih. Aku udah beberapa kali baca cerita event spekix ini dan ini salah satu yang menjadi favorit ku.

    BalasHapus
  14. Aku selalu salut sama para parent yang bisa membuat para special kids nya mandiri.. sesungguhnya setiap anak itu punya keistimewaannya sendiri.. anak berkebutuhan khusus sekalipun

    BalasHapus
  15. Acaranya menarik banget vi, dan aku pribadi baru tahu seputar autisme ini setahun belakangan ini. Meski, umumnya penyebab autis ini belum banyak diketahui apa penyebabnya. Tapi bagi aku, para ortu millenial jaman now penting banget dibekali knowledge kayak gini soal tumbuh kembang khususnya. Nice info, viii.

    BalasHapus
  16. Wah ternyata autis bisa diatasi seperti itu ya mbak?
    Catatan bagus juga buat org tua utk sering2 mengajak anak berbicara dan melakukan kontak supaya bonding jg terasa ya mbak.
    Acaranya bagus nih buat memberikan pemahaman ttg autis di masyarakat kita.

    BalasHapus
  17. Hebat bangeeet, aku terbawa suasana kalo yg mengharu biru kayak gini mbaa. Apalagi prestasi untuk bisa menerbitkan buku dan datang dari manusia hebat seperti ini

    BalasHapus