Kampanye #LindungiKeluargaDariDiabetes Pencegahan dan Penanganan Diabetes Dimulai dari Keluarga



Bahagia.
Sumber kebahagiaan versiku adalah melihat keluarga dan orang2 terdekat hidup sehat, plus bahagia. Kalian kayak gitu juga ga?


Kayaknya mostly of us ya.

Umumnya yang mengganggu kebahagiaan seseorang adalah penyakit. Ngga usah jauh-jauh, lihat anak demam tiga hari aja, bahagiaku seakan lenyap ditelan bumi. :(
Tapi yang namanya penyakit ngga bisa dicegah, apalagi penyakit tidak menular (PTM). Banyak yang bilang PTM adalah silent killerSomehow pikiranku langsung melayang ke penyakit diabetes.

Ayahku sendiri menderita penyakit diabetes dan aku cukup tahu bagaimana perjuangan beliau untuk dapat sembuh, sampai detik ini. Apalagi ibu, selalu mendukung dan menyemangati beliau dinanapun dan kapanpun. Memang benar, disinilah pernah keluarga bermain.

Doaku, semoga beliau dikuatkan selalu dan lekas sehat. :')

Well, aku ngga bakal bermelankolis kali ini, karena aku mau menyampaikan informasi PENTING seputar DIABETES dan hubungannya dengan keluarga.


Anyway tahukah kalian tanggal 14 November kemarin diperingati Hari Diabetes Sedunia?

Yang baru tahu, toss lah!

Hari ini, Sabtu (30/11), Merck Sharp & Dohme (MSD) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyelenggarakan kegiatan #LindungiKeluargaDariDiabetes di Taman MRT Dukuh Atas dalam rangka memperingati World Diabet Day.

(sumber: dokumen pribadi)

Tentang Kampanye Lindungi Keluarga Dari Diabetes
Mengapa mengambil tema Lindungi Keluarga Dari Diabetes?

"Sejalan dengan tema dari International Diabetes Federation (IDF), protect your self." ungkap dr Suria (Medical Affairs MDS Indonesia). "Fokus utamanya adalam cegah diabetes tipe 1 dan penanganan anggota keluarga dengan diabetes."

Kampanye ini bertujuan mengajak seluruh keluarga Indonesia mengetahui resiko diabates, meningkatkan kesadaran bahayanya dan mendorong peran aktif keluarga dalam penanangan, pencegahan dan edukasi diabetes.

Kegiatan ini diawali dengan kegiatan cek gula darah, berat dan tinggi badan, tekanan darah. Alhamdulillah hasilku normal. Eits, tapi tetap harus aware dengan kesehatan tubuh. Apalagi olahraga, aku masih nilai minus banget disitu.
Cek Tekanan Darah
(sumber: dokumen pribadi)

Selanjutnya ada sesi talkshow bersama dr. Rudy Kurniawan (founder Komunitas Sobat Diabet), dr. Suria Nataatmadja (Medical Affairs Director MSD Indonesia), Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE (Ketua Persatuan Diabetes Indonesia Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok), dr. Dwi Oktavia Handayani, M. Epid (Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta) dan Ahmad Pratomo (Head of Corporate Communication PT MRT Jakarta).

Para Narasumber
(sumber: dokumen pribadi)

"Salah satu bentuk penanganan juga pencegahannya adalah mengatur pola makan, istirahat cukup dan beraktivitas fisik." urai dr. Mardi Santoso

Fakta Tentang Diabetes dan Peran Keluarga
Ngomongin diabetes, ternyata angka Diabetes di Indonesia mencengangkan!

Let we see:
  • Indonesia urutan ke-7 penyandang diabetes terbanyak di dunia dengan total 10,7 juta.
  • Diperkirakan angka di atas akan meningkatkan menjadi 16,6 juta pada 2045.
  • Sekitar 463 juta orang merupakan penyandang diabetes dengan 1 di antara 2-nya tidak menyadari hal itu. Hampir 67% penyandang diabetes juga merupakan usia produktif.
  • Indonesia menduduki peringkat ke-3 penyandang Toleransi Glukisa Terganggu atau Prediabetes dengan jumlah 29,1 juta pada 2019.
  • Angka di atas diperkirakan akan Naik menjadi 35,7 juta pada 2045.

Fakta-fakta itu juga yang membuat kampanye #LindungiKeluargaDariDiabetes digalakkan.


Diabetes sendiri dibedakan menjadi tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes tipe 1, pankreas memproduksi insulin sedikit atau tidak sama sekali, biasanya muncul saat masa remaja. Pengobatan bertujuan menjaga kadar gula darah normal melalui pemantauan rutin, terapi insulin, diet, dan olahraga.

Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau menolak insulin. Penanganannya berupa diet, olahraga, obat, dan terapi insulin. 

"Peran keluarga dalam deteksi dini diabetes sangat penting. Keluarga berperan penting mengetahui gejala diabetes sehingga mempercepat penanganan." ungkap dr Mardi Santoso.

Pada diabetes tipe 1 jika tidak cepat dideteksi dapat menyebabkan kematian. Pada pencegahan diabetes tipe 2, keluarga berperan melindungi jangan sampai anggota keluarga lain "tertular". Nah, jika sudah terkena, tentu diperlukan pengobatan yang tidak sebentar.

Disinilah pasien membutuhkan bantuan serta dukungan seluruh anggota keluarganya. Mulai dari bantuan teknis hingga dukungan moril.

Lantas apa yang bisa dilakukan dalam mencegahnya?

CERDIK, Cara Kemenkes Galakkan Kampanye #LindungiDiriDariDiabetes
Untuk kampanye ini, tentu saja Kemenkes juga ambil bagian.

"Berangkat dari data terbaru Riskesdas 2018, angka prevalensi nasional diabetes berdasarkan  diagnosa dokter pada >15 tahun di DKI Jakarta adalah 3,4%, sementara secara nasional 2%. Oleh karenanya Kemenkes ambil bagian dengan edukasu CERDIK." ujar dr Dwi Oktavia (P2P DKI Jakarta).

Wah apa itu CERDIK?
  • Cek kesehatan secara berkala. Kadang masih dianggap remeh, padahal ini bentuk awal deteksi diri dari PTM.
  • Enyahkanlah asap rokok. Penting banget, syukurlah pemerintah kota juga the membuat hukum yang jelas.
  • Rajin aktivitas fisik. Nah, lagi-lagi aktivitas fisik!
  • Diet seimbang. Ngga melulu demi tubuh proporsional, itu  bonus, melainkan sistem metabolisme tubuh.
  • Istirahat cukup. Berkaitan dengan pola dan jam tidur. Kurangi begadang dan tidur terlalu lama juga ya.
  • Kelola stress. Meskipun stress sangat berpotensi menyerang individu, tapi jika kita bisa mengelolanya, niscaya dia tak akan merusak diri dan sekitar.
(sumber: dokumen pribadi)

Anyway, dalam kegiatan ini turut hadir beragam komunitas seperti blogger, komunitas peduli diabetes, komunitas memaksakan sehat dan komunitas olahraga. Sebab, salah satu strategi edukasi yang tepat memang pendekatan langsung dengan masyarakat melalui komunitas.

Dukungan MRT dalam Kampanye #LindungiKeluargaDariDiabetes
Bicara salah satu bentuk pencegahan dan penanganan diabetes yaitu aktivitas fisik, ternyata MRT Jakarta juga ambil bagian mendukung kampanye ini. MRT Jakarta menggalakkan edukasi naik turun tangga (no elevator, khususnya kaum muda) bagi para penumpangnya.


Buat apa sih? Tentunya supaya tetap tubuh bergerak dan kesehatan terjaga. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan para narasumber di atas.

Tak hanya itu, di banyak titik di stasiun MRT juga dibuat media edukasi berupa poster dan stiker tentang pentingnya naik turun tangga.

Sebagai informasi, setiap harinya terdapat 90 ribu penumpang regular, bayangkan jika seluruh penumpang membacanya? Tentunya mereka akan teredukasi.

Kampanye Lindungi Keluarga Dari Diabetes juga sejalan dengan visi MRT Jakarta yaitu Increasing Mobility, Improving Life Quality. Artinya, kehadiran MRT tidak hanya memudahkan mobilitas/akses melainkan juga meningkatkan kualitas hidup terutama kesehatan para penumpangnya.

Sobat Diabet: Pejuang Diabetes Perlu Dukungan
Dalam kegiatan ini turut hadir pula dr. Rudy Kurniawan (founder Komunitas Sobat Diabet) beserta teman-teman komunitas Sobat Diabet. Sobat Diabet merupakan komunitas orang-orang yang menyandang dan peduli terhadap isu-isu seputar diabetes dengan misi membentuk generasi muda yang peduli terhadap diabetes dan berbagai isu kesehatan.

Sharing Session
(sumber: dokumen pribadi)

Salah seorang anggotanya bercerita bagaimana perjuangan dirinya menjalani pengobatan sebagai penyandang diabetes. Satu orang lainnya berkisah tentang bagaimana ia melihat perjuangan ayahnya untuk sembuh dari diabetes. Semua bermuara pada satu hal: penyandang diabetes memperluaa dukungan. Dan dukungan pertama haruslah diperoleh melalui keluarga.

Olahraga Bareng Indosweatcamp
Setelah cek kondisi tubuh, mendapatkan beragam informasi, selanjutnya kita diajak olahrga bareng Indosweatcamp.
The Instructor
(sumber: dokumen pribadi)

Nyatanya aktivitas fisik emang penting banget dalam menunjang kesehatan tubuh. Ngga perlu yang mahal-mahal, jogging keliling  kompleks 15 menit setiap harinya sudah cukup. Meskipun, ehem, emang betul, konsistensinya yang menantang :D
Olahraga Bikin Bahagia!
(sumber: dokumen pribadi)

Alhamdulillah  pasca olahraga kumerasa walau lelah juga sih. Olahraga emang bikin happy, karena katanya ada hormon endorphin (kebahagiaan) yang keluar.

Yuk, hidup bahagia bersama orang tersayang. Yuk lindungi keluarga kita dari diabetes! :)

Tentang Merck Sharp & Dohme (MSD)
MSD telah lebih dari satu and bergerak sebagai perusahaan biofarmasi global terkemuka dalam melakukan penemuan untuk kehidupan (inventing for life). MSD telah beroperasi di 140 negara untuk memberikan solusi kesehatan melalui obat resep, vaksin, terapi biologis dan produk kesehatan hewan. Kini MSD menjadi yang terdepan dalam dunia penelitian untuk memajukan pencegahan dan pengobatan penyakit di seluruh dunia seperti kanker, penyakit kardiovaskukar dan penyakit menular.


Info lebih lanjut seputar MSD:

Foto Bersama
(sumber: Panitia)


11 komentar:

  1. Diabetes ini memang masih jadi momok banyak negara. Gaya hidup dan pola makan memang harus dijaga. Agak sulit sih di tengah gencarnya jajanan macam boba hahaha. Terima kasih infonya ya, Mbak. Bermanfaat sekali.

    BalasHapus
  2. Jaman sekarang itu loh Mba.. banyak banget minuman-minuman manis, padahal kan 1 gelas boba mengandung lebih dari 20 gram gula. Padahal, takaran normal per hari rekomendasi dari WHO adalah 6 gram saja. Hiii. Semoga lebih banyak yang aware.

    BalasHapus
  3. Mungkin kah sekarang tuh banyak yang males olahraga? jadinya diabetes banyak menyerang ya huhuh, semoga sehat2 selalu yah

    BalasHapus
  4. Bener banget Mba. Dari dini harus cek apakah ada diabetes atau tidak. Kebetulan papaku ngidap diabetes kering. Kadang katanya keturunan bisa nular ya karena pola hidu yang sama.

    BalasHapus
  5. Semoga makin banyak yang aware dengan faktor risiko penyebab diabetes, ya, Mba... Sedih juga baca angkanya setinggi itu. Selain menawarkan kemudahan lewat pengurangan aktivitas yang menghabiskan energi dan memudahkan orang order/tergiur postingan yang manis-manis, sebetulnya teknologi juga membantu orang menemukan solusi, ya. Bisa solusi pencegahan, tips atur pola makan, mempertemukan dengan komunitas yang saling mengingatkan di bdang kesehatan, dst.

    BalasHapus
  6. Semenjak ayahku kena diabetes bertahun-tahun yang lalu, aku jadi menghindari makanan/minuman yang terlalu manis dan lebih sering mengikuti pola hidup sehat ayahku biar terhindar dari diabetes.

    BalasHapus
  7. Eyang Utie orangtua ayah meninggal karena diabetes, ayahku juga penderita diabetes jadi sekarang wanti-wanti sekali dengan penyakit diabetes ini

    BalasHapus
  8. Aahh,aku senang sekali karena akhirnya kita ketemu ya Vis!

    Emang diabetes segitu berbahayanya. Mudah2an kita selalu bisa menjaga kesehatan supaya terhidar dari penyakit yang demikian

    BalasHapus
  9. Ngeri ya sama diabetes. Kalau keluarga ada yang terkena diabetes pastinya sedih. Tapi kita juga perlu kasih dukungan ke mereka ya, apalagi sekarang ada kampanye CERDIK.

    BalasHapus
  10. Ini bener banget mba diabetes jd penyakit yang gak hanya orang tua anak2 mudapun bisa kena yaa.. salah satunya memang minuman2 manis kemasan yang disukai sm anak2 juga.. PR banget ini memang minimal bergerak buat keluarga sendiri yaa

    BalasHapus
  11. Papa saya pun mengalami diabetes. Semasa kuliah dulu, hari hari saya turut menemani beliau diet karbo. Sedih sih menu makanannya beliau serasa nggak nikmat buat saya, etapi lihat beliau sehat sampai hari ini ya ... bahagia.

    BalasHapus