Tips Menerapkan Mindfulness dalam Manajemen Stress pada Kondisi Pandemi

Mindfulness


Beberapa bulan terakhir telingaku kerap mendengar istilah mindfullnes. Kukira itu  semacam istilah "lebih penerimaan", sesuai dengan artinya dalam bahasa Indonesia. Namun lebih dari itu, mindfulness adalah teknik. Ya,  mindfulness adalah teknik menjalani kehidupan.
Kemarin aku baru saja mengikuti kuliah WhatsApp dengan tema Tips Hadapi Stress Saat WFH dengan Mindfulness. Sebuah kuliah berfaedah yang memberikanku pemahaman lebih dalam tentang mindfulness.

Oh ya sebelumnya aku melakukan polling di Instastory. Berikut hasilnya.




Mindfulness menekankan pada kesadaran, menjadi sadar sepenuhnya pada hal yang terjadi saat ini dengan mengalihkan pengalaman yang lain, diterima sepenuhnya tanpa penilaian. Hidup mindfulness berarti hidup yang berkesadaran, kita sadari pikiran, perasaan, dan perilaku kita saat ini dan di sini. Stres diperlukan dalam hidup kita, namun saat berlebihan tidak baik. Pada dasarnya stres sebenarnya tidak bisa dihilangkan, hanya bisa diletakkan. Analoginya seperti mengangkat botol ecobrick seberat 200gram, tidak berat namun jika terus diangkat, lama-lama maka tangan akan terasa lelah. Solusinya adalah meletakkannya.


Mindfulness bisa dijadikan cara untuk meletakkan stres tersebut. Teknik dalam mindfulness yang bisa dilakukan antara lain mindful breathing, walking, stretching, dan lain-lain. Mungkin sebagian besar dari kita sebenarnya sudah mempraktikkan mindfulness dalam keseharian, tinggal dioptimalkan saja.

Memasak bisa menjadi latihan mindfulness yang menyenangkan sekaligus meredakan stres. Bagi yang gemar berkreasi membuat teh/kopi, bisa berlatih mindful tea atau mindful coffee, mulai dari membuatnya hingga menyajikan pada orang tercinta. Ada pula mindful sunbathing yang selama ini jarang dilakukan. Dengan kondisi seperti saat ini, mindful sunbathing lebih potensial dilakukan dan bisa menjadi ritual menggembirakan, meski hanya 5-10 menit.


Tanya Jawab
1. Bagaimana tips agar tetap bisa mindful saat kondisi di sekitar sedang riuh, terutama dengan kondisi "isolasi" seperti serkarang? Bagaimana cara membagi waktu yang baik dalam mengurus anak sekaligus bekerja di rumah agar kita tidak stress?
Jawab:
Hidup mindful memang disiapkan untuk kondisi yang riuh, tidak pasti, penuh stres, dan sebagainya. Amati pikiran dan perasaan kita. Letakkan jika itu memberatkan. Sadari peran kita sebagai orangtua dan pekerja. Atur prioritas dan waktu yang tepat untuk mengelola keduanya.



2. Bagaimana cara mengelola stress disaat seperti ini?
Jawab: Tarik napas, hiduplah saat ini, pikiran tak perlu mengembara pada kecemasan dan ketakutan. Dan yg paling penting lepaskan kesombongan kita sebagai manusia. Kita ringkih dan tertatih berhadapan dengan mahluk tak kasat mata. Buat mindset bahwa yang perlu dilawan adalah diri kita sendiri, bukan corona.



3. Jika kita sudah berusaha untuk tenang bahkan kita sudah berusaha tidak mendengar ataupun membaca artikel tentang jumlah pasien covid 19 agar pikiran tenang tidak stres dalam menghadapi lockdown ini, namun orang sekitar seperti tetangga atau saudara tidak mendukung dan kita sudah berusaha berbicara dengan mereka namun tidak di dengar. Apa yang harus kita lakukan agar tidak stres?
Jawab: Cemas boleh asalkan tidaj berlebihan. Cek apa yang ada dalam pikiran. Pikiran mengatakan apa (misal takut mati, takut tertular, dan lain-lain). Sadari dan katakan "Oh pikiran saya bilang kalau saya takut mati/tertular/dikarantina". Amati lagi pikiran itu dan menerimanya.

Jika kita memang pikiran kita berkata kita takut mati (misalnya), kita akui hal itu. Menerima itu sbg bagian dlm diri kita. Tidak perlu ditolak, karena ketika ditolak ia akan semakin menguat dan membesar. Pikiran hanyalah pikiran.



4. Apa bedanya mindfullnes dengan meditasi? Bagaimana agar stress orangtua tidak berpengaruh kepada anak?
Jawab: Meditasi temasuk dalam teknik mindfulness. Supaya tidak berpengaruh keada anak, maka kita berusaha kontrol stres. Ini prinsip mirror neuron, orang di sekitar kita akan mengobservasi kita dan perilakunya sama dengan kita.



5. Apakah mindfull bisa dilatih dan diterapkan untuk tipikal ibu yang masih sering panik?
Jawab: Bisa, panik bentuk dari kecemasan. Cek paniknya saat situasi apa. Kemudian kita berlatih mindfulness lalu menghadapinya.



6. Saya seseorang yang memiliki tingkat kepanikan tinggi untuk suatu hal, bisa di bilang mengalami psikosomatik. Minggu awal terjadi nya pandemic saya mengalami stres dan ketakutan hingga jatuh sakit yg membuat kerjaan kantor dan rumah berantakan, apakah dengan mindfullness bisa mengurangi psikosonatik saya?
Jawab: Bisa, ketika seseorang cemas sebenarnya dia setengahnya sudah mengalami sakit. Itulah mengapa muncul psikosomatis (dari psiko: jiwa menuju soma: tubuh). Jiwa yang sakit maka fisik pun sakit. Jiwa yang sehat melahirkan tubuh yang sehat (ini arti sebenarnya men sana in corpore sano yang selama ini disalahartikan).



7. Di momen pendemi ini, saya dan suami tuh tidak bisa sejalan. Di satu sisi saya khawatir berdampak pada keluarga terutama anak-anak, sementara suami seperti tak terlau aware dengan kondisi seperti saat  ini meski saya sudah memberi pengertian untum tetap waspada. Bagaimana menghadapinya?
Jawab: Pernikahan memang manajemen ketidakcocokan. Tapi kemudian belajar, sadar menggunakan nalar sesuai kadar. Kadar ini ban merupakan "pembenaran diri" atau mengikuti kemauan sendiri. Maka komunikasi dari hati adalah kunci.


8. Anak saya suka beraktivitas di luar rumah, sulit dilarang. Di luarpun sering ada kontak fisik dengannya, rata-rata lansia yang anaknya dari zona merah. Dan kontak fisik itu sering di luar kendali saya. Bagaimana menghadapinya?
Jawab: Jangan langsung "shut down" atau ga ngebolehin. Temani dulu saat main di outdoor, buat keintiman, bonding dan keharmonisan dengan anak. Jika sudah bisa diajari atau diedukasi tentang corona dan bagaimana penularannya, lakukan. Bisa dengab analogi, metafora, dongeng, puisi, permainan, dan lain-lain. Insya Allah saat sadar peran kita sebagai orangtua, potensi-potensi itu akan keluar dengab sendirinya.



9. Saya memiliki usaha online di bidang fashion wanita, khususnya baju kondangan. Namun saat pandemi ini orderan sudah semakin menurun. Bagaimana caranya men-set otak kita agar tetap tenang karena sekarang saya sudah mulai tidak menghasilkan meskipun suami masih bekerja?
Jawab: Salah tiga sikap mindfulness adalah letting go dan trust serta gratitude. Lepaskan kekhawatiran dan percaya bahwa kondisi ini membaik. Syukuri yang sudah ada, seperti suami yang masih bekerja.



10. Jenis olahraga atau makanan apa yang kira-kira bisa membuat tenang selain yoga dan coklat?
Jawab: Ikan dan nasi bisa menjadi rekomendasi. Keduanya memicu pengeluaran serotonin, hormon ketenangan. Boleh dimakan saat sore atau malam hari (empat jam sebelum tidur). Untuk buah, bisa kurma dan berry berryan. Kacang-kacangan juga bagus.



11. Bagaimana agar bisa merilekskan pikiran dan agar tidak menjadi baper ketika mendengar atau mengalami situasi yang tidak mengenakkan? 
Jawab: Mempraktikkan mindfulness dan jika bisa hidup berkesadaran. Tak harus menunggu ada masalah, mindful living harusnya menjadi lifestyle kita.



12. Bagaimana⁩ agar setiap bangun pagi pikiran bisa fresh & penuh energi positif? Kadang pagi itu serasa ketakutan sendiri karena harus mengerjakan semua secara maraton
Jawab: Lakukan workout atau olahraga ringan. Letakkan ponsel satu jam sebelum tidur dan tidurlah lebih awal.



13. Bagaimana melakukan proses mengamati pikiran hingga bisa menjadikannya penerimaan? 
Jawab: Ubah mindset bahwa menerima itu mudah. Hidup ini sejatinya menerima, karena kita sendiri tidak pernah meminta. Tinggal dijalani dengan kesabaran dan kebersyukuran. Menerima menjadi sulit saat kita berusaha mengendalikan. Maka lepaskanlah kendali itu, seperti pesan Master Oogway pada Master Shifu di film Kung fu Panda.



Mindfulness sejatinya tak hanya awareness tapi lebih dalam lagi yaitu consciousness. Artinya esadaran yang meliputi segalanya. Kuncinya adalah dengan selalu bertanya dalam semesta jiwa terdalam kita, "man ana, min aina, ila aina". Insya Allah saat sudah menemukan jawaban serta makna dari segala tanya, tak ada lagi keluh kesah dalam menjalani hidup yang hanya sejengkal saja.

Disclaimer:
Disarikan dari kuliah WhatsApp dengan tema Tips Hadapi Stress Saat WFH dengan Mindfulness bersama narasumber Dudy Fachruddin M.Psi yang diadakan oleh Haibunda pada hari Rabu 15 April 2020.


14 komentar:

  1. wow menarik juga bahasanmu tentang mindfullness ini, sebagai manusia memang butuh kesadaran penuh untuk melakukan sesuatu agar tidak menyesal dikemudian hari

    BalasHapus
  2. MasyAllah Bunsay makasih banyak ikh ilmunya. Allhamdulillah berarti aku masih dan harus dikasih kesadaran. Soalnya kasian anak kan klo tanpa disadari stres yang kita alami jadi melampiaskamnya ke anak. Makanya kita sebagai orang tua harus sadar ya

    BalasHapus
  3. Saya pun sedang terus berlatih menerapkan mindfulness nih, Mbak. Apalagi di saat seperti ini, retan stress kalau kita nggak pintar-pintar manage pikiran dan perasaan :)

    BalasHapus
  4. April awal aku sempat sakit gastritis, udahlah harus ke dokter karena sakit banget. Tapi malah tambah stress karena kebayang kudu ke rs. Tapi alhamdulillahnya berkat terus berfikir positif dan ketemu dokternya aku jadi lebih tenang. Disaat seperti ini memang kita butuh banget menerapkan mindfulness.

    BalasHapus
  5. Mindful mengajak kita untuk lebih tenang, jangan panik. Stress ekonomi keluarga menurun akibat di rumahkan sementara para suami.

    Hadapi semua ini happy aja

    BalasHapus
  6. Menarik banget materinya ya mba, dan bermanfaat banget loh apalagi dalam kondisi seperti ini. Aku juga sempat ngerasa stress dengan kehidupan yg kaya gini, sekarang oke, gimana perekonomian kita 3-4 bulan kedepan..

    BalasHapus
  7. Ini pertanyaan sekaligus jawaban yang mencerahkan di saat ini. Pasti di luar sana banyak yang galau setengah mati pun banyak pula yang cuek bebek dengan pandemi ini. Tapi yakin dengan berkesadaran kita bisa lebih optimis dengan apapun kondisi di depan.

    BalasHapus
  8. Aku baru mulai menerapkan mindfullness ini mbak..

    Menikmati setiap aktivitas dgn kesadaran penuh

    BalasHapus
  9. Aku lagi terus berlatih mbak, untuk selalau berfikir positif. Jujur awal mendengar himbauan dari pemerintah tentang Corona dan melihat berita di televisi keadaan asmaku sedang kambuh, karena terngiang akan salah satu ciri corona adalah sesak nafas, aku mulai parno sendiri

    BalasHapus
  10. Harus banyak belajar nih mba tentang mindfulness ini apalagi keadaan sekarang yang pastinya rentan stress akibat gk bsa kmna2 yaa kudu sabar trus

    BalasHapus
  11. Mindfullness ini bikin hidup kita makin bermakna.
    Sungguh waktu sangat terasa lambaaann berjalan. Tapi kita jadi bisa memaknai tiap detik yang kita lewati.

    Seperti zaman dulu sebelum ada gadget yaah...?

    BalasHapus
  12. Memasak itu salah satu kesukaan saya, tapi sayangnya sekarang kegiatan Memasak malah jadi tambah stress karena dikejar-kejar waktu dan anak nangis hehe

    BalasHapus
  13. Wah bener mindfullness ini jd menyadari bukan denial ya mbak ttg apa yang tengah terjadi.

    Iya bener di masa sekarang kalau gak sharing2 berita akan mudah stress ya mbak. Meski demikian jangan mudah terlena juga. Sharing berita, baca dari sumber terpercaya. Makin kuatkan bonding antar keluarga dan perbanyak ibadah, insyaAllah menenangkan jiwa

    BalasHapus
  14. Menarik banget ini mba tentang mindfull.. aku pun mesti menerapkan nih biar dalam menghadapi pandemi ini ga stress dan tetap semangat dalam setiap aktivitas kita

    BalasHapus