Memantau Perkembangan Anak dengan Checklist Indikator Perkembangan Anak (Diknas)

Memantau Perkembangan Anak


Ketika kita sudah menjadi orangtua, persoalan bukan lagi soal diri kita melainkan juga anak, bahkan urusan anak lebih kompleks dibandingkan orang dewasa. I mean, banyak yang mesti diperhatikan sekaligus tantangan yang harus diselesaikan. Betul begitu, Moms?

Misal, sejak baru lahir, orangtua fokus memberi ASI, Tantangan yang mungkin muncul adalah ASI sulit keluar, bayi belum mau menyusu dan lain sebagainya. Bahkan sejak dalam kandunganpun urusan sang jabang bayi harus sudah mulai diperhatikan para (calon) orangtua. Dan yang cukup penting adalah urusan soal tumbuh kembang anak.

Pentingnya Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Tak hanya perkembangan, pertumbuhan anak pun juga penting dipantau. Pertumbuhan berkaitan dengan spek fisik, sementara perkembangan berkaitan dengan aspek non fisik. Perkembngan merupakan hasil kematangan hubungan berbagai sistem tubuh. Rasanya orangtua millenial yang melek teknologi seperti di era saat ini sudah cukup paham bahwasanya memantau perkembangan anak sangatlah penting.

1. Memaksimalkan Momen Perkembangan Pesat Anak
Di usia golden age yaitu usia 0-5 tahun, perkembangan anak sedang berkembang begitu pesat. Setidaknya dibandingkan momen setelahnya. Tentu, kita sebagai  orangtua tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Apabila perkembangan anak dipantau, orangtua jadi lebih aware dan memaksimalkan momen ini.
2. Mengetahui Jika Ada Hal yang Tidak Wajar
Dengan memantau perkembangan anak, orangtua jadi tahu aspek mana yang sudah terceklis maupun belum, Untuk aspek yang belum terceklis, orangtua jadi lebih peka harus melakukan apa sebelum terlambat atau momen tersebut "habis masa".

Beberapa waktu lalu aku melihat seorang teman sosial media mengunggah informasi soal indikator ceklis dari Diknas tapi jujur aku belum terlalu aware. Hingga akhirnya sekitar sebulan lalu aku tergerak untuk mencari tahu. Dan aku merasa sebehagia itu menemukan indikator ceklis Diknas.

Kemudian, iseng-iseng aku tanya soal indikator ceklis perkembangan anak dari Diknas ini lewat Instastory. Hanya pengen tahu seberapa banyak yang sudah maupun belum tahu. Ternyata 100% yang merespon, belum tahu sama sekali. Beberapa ngejapri juga dapat dari mana. Wait before that, let me tell you a bit. Semoga ada "something" yang bisa dipetik.

Moms, kita semua setuju ya bahwa perkembangan anak kudu mesti wajib dipantau. Ibarat kata ortu adalah observer (pengamat) bagi anak. Tapi sebagai orangtua kita juga harus memiliki "pedoman" tentang bagaimana sih seharusnya perkembangan anak usia sekian, jika belum begini, harus apa dan lain sebagainya. Bahkan sekalipun kita seorang lulusan kedokteran anak atau psikologi bagian anak. Setuju?

Oke, kembali ke topik. Jadi,  indikator checklist perkembangan anak Diknas ini adalah pedoman perkembangan anak ditinjau dari enam aspek yang diturunkan menjadi sub-aspek dan indikator. Sesuai namanya, checklist indikator ini dibuat oleh Diknas, tepatnya sejak 2007. Aku dapat versi olahan Rumah Inspirasi. Tentunya indikatornya sesuai jenjang usia. Biasanya aku lihat indikator checklist itu dari sumber lain dan aku merasa dari Diknas ini paling lengkap.

indikator ceklis diknas 2-3 tahun

Indikatornya terbagi atas beberapa aspek:
  • Moral & agama
  • Bahasa
  • Koginitif
  • Sosial, emosional & kemandirian
  • Seni
  • Fisik/motorik

Ke-enam aspek di atas menurutku memang penting sekali dimiliki oleh setiap individu dan bisa dikenalkan sejak dini, Kemudian dalam setiap aspek ada sub-aspek, sekitar 1-3 poin. Setiap poin barulah dibuat kolom checklist. Seperti ini contoh penampakannya dalamnya, Moms.
indikator ceklis diknas 2-3 tahun

Ayah dan Bunda Memantau Perkembangan Anak dengan Checklist Indikator Diknas
Beberapa pekan lalu aku dan suami ngeprint. Di suatu malam lalu kami berdiskusi dan ngechecklist  bareng indikator perkembangan anak 2-3 tahun sesuai usia Abrisham. Iya, kami berdua, bareng. Peran pengasuhan ada di tangan ayah ibu kan? Bukan ibunya doang, masa ayahnya cuma bagian bikinnya?😂
Setiap poin kami cek baik-baik, sudah terceklist atau belum.

Dan aku sebagai ibunya, yang membersamainya di rumah lebih lama sementara ayahnnya bekerja, sungguh takjub karena banyak dari poin-poin itu yang membuatku berpikir lantaran Abrisham sudah mengalami fase itu.
"Ah jadi memang anak seusia ini tuh udah bisa begini ya". 

Misalnya, Abrisham sudah bisa menyebut angka 1-10 sejak usia 2 tahun 2 bulan (padahal aku belum ajarkan). Di checklist indikator tersebut  dibilang anak usia 2-3 udah bisa menyebut 1-10, menyebut lho, belum paham.

Selanjutnya, Abrisham juga sudah paham konsep 1-2, Misalnya ketika kami tunjukkan benda berjumlah satu dia bisa mengatakan "Satu". Pun ketika kami tunjukkan benda berjumlah dua dia bilang "Dua". Bagian itu tertulis di indikator bahwasanya  seusianya memang udah paham konsep 1-2. Meski tak semua anak sudah pasti memahami itu.

Ini makin bikin aku takjub dengan kebesaran Allah, truly! :')

Eits ngga cuma sekedar dichecklist atau disilang yang berarti anak sudah mengalami atau menunjukkan indikator tersebut. Ada kalanya memang belum terlihat atau masih sangat amat jarang. Nah disinilah perna orangtua diperlukan dalam  memberi stimulus lebih pada kolom yang masih kurang atau bahkan belum terlihat sama sekali.

Misal, di aspek fisik, anak belum lancar melompat maka stimulusnya sering-sering diajak melompat. Mulai dari melompat di kasur/matras hingga d bidang datar keras seperti aspal halus atau tanah. Setelah beberapa waktu, dievaluasi bersama lagi apakah sdah terceklist atau belum. Tak ada salahnya juga berkonsultasi dengan ahli perkembangan anak jika diperlukan.

Jadi Orangtua itu...
Kesimpulannya, jadi orangtua (iya, orangtua bukan sekadar ibu), memang ibarat kerja di kantor. Ada target yang harus dicapai oleh perusahaan yang dalam hal ini adalah anak. Meski begitu, tetap poin yang harus dicatat ketika menstimulasi adalah: tanpa paksaan dan tetap dibawa fun. Bermain (terlebih di alam) adalah stimulasi terbaik menurutku. Karena anak anak adalah anak anak, dunianya (masih) bermain.

Penting memantau perkembangan anak secara berkala. Duduk bersama pasangan, bukan sekadar seorang diri. Penting juga memiliki pedoman perkembangan anak. Tak masalah memakai pedoman Diknas, IDAI, maupun sumber-sumber lainnya selama terpercaya dan kredibel.

Oh ya, indikator ceklis Diknas terbagi menjadi enam yang bisa Moms unduh di link berikut ini ya,
Selamat men-checklist bersama. Selamat menstimulasi lewat bermain, Moms, Dads!


Referensi:
Rumah Inspirasi
Fimela
Sarihusada

22 komentar:

  1. Waah tengkiu, pas banget nih saya lagi nyari materi checklist gini, sepertinya ada beberapa list yang kurang dari anak saya.

    Semoga bisa lebih maksimal mendampingi si kecil :)

    BalasHapus
  2. wah makasih nih mbak informasinya. saya juga punya panduan serupa namun dipublikasikan oleh Keluarga Kita. jadi ada tambahan referensi dalam mengamati tumbuh kembang anak.

    BalasHapus
  3. wah aku baru tau nih ada checklist indikator ini, mau coba ah cek kira-kira tumbuh kembang anakku sudah sesuai belum yaa

    BalasHapus
  4. Wah kak kebetulan aku guru tk, n itu indokataor targetq juga untuk penilaian harian perkembangaan anak dll, banyak sih org tua yg ngeremehin alah masih tk juga g usah masuk sekolah aja. Padahal ketika tk pentingnya pendidikan karakter itu paling bagus d tk lo

    BalasHapus
  5. aku langsung klik itu checklist indikator untuk anak 6th karena jujur selama ini gak pernah kepikiran cari indikator dari Diknas.

    BalasHapus
  6. Jadi lebih detil dan terpeinci apa saja perkembangan anak yang wajib dipantau, kalau ga ada ceklis indikator ini, kadang suka kelewat jadi ga kepantau. Memang seorang ibu juga kadang suka kurang fokus dalam memperhatikan perkembangan anak, jadi sangat terbantu banget.

    BalasHapus
  7. Masih belajar banget nih tentang dunia parenting dan tumbuh kembang anak. Terima kasih sharingnya ya mbak :)

    BalasHapus
  8. Wah makasih mba, pengen tau juga aku sejauh mana perkembangan anak ku, sudah aku download nih.

    BalasHapus
  9. Boleh dibilang memang usia 1-5 tahun anak itu perkembangannya harus sangat diperhatikan maksimal ya mba. Makasih sudah berbgai

    BalasHapus
  10. Wah, ada ya yang begini. Aku kayaknya kudu nyoba deh buat anak-anakku. Aku selama ini gak pernah ngecek karena ngerasa aman-aman saja. Padahal siapa yang tahu ya. Segera meluncuuuur...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah download untuk anakku yang usianya 6 tahun. Wow... indikatornya banyak. Detail ya. Jadi seneng deh bisa ngecek setiap hal kecil di diri anak bungsuku.

      Hapus
  11. Selama masa pandemik seperti ini, jadi orang tua harus lebih detail ya sama indikator pembelajaran anak. Biasanya nih, kalau aku lihat kakak - dia akan cek apa saja yang sudah dipejari anaknya dan kalau tidak bisa bukan berarti tidak pintar. Iya juga sih menurut aku dan dengan adanya check-lish indikator seperti ini akan lebih baik untuk melihat anak berkembag di pejaran apa sajakan ya, mom !

    BalasHapus
  12. Waktu anak-anak massih usia Batita aku juga sering ceklist indikator perkembangannya. Sekarang udah jarang banget nih mba. Tapi emang benar lho ini penting ya untuk selalu cek ricek

    BalasHapus
  13. whoaaa lengkap ditulis. Ini pedomanku jalanin homeschooling sampai sekarang.
    Makasih banyak yaa udah dirangkumkan begini. Benar-benar berguna deh supaya ga baperan lihat anak orang lebih baik bandingkan dengan ceklis kemdikbud ini.

    BalasHapus
  14. Dengan adanya check list indikator tumbuh kembang anak ini, bisa membantu orang tua untuk mengetahui tahap tumbuh kembang anaknya sesuai masing-masing usia, bisa menjadi alat bantu untuk memantau apa saja yang perlu diperbaiki dalam pola asuh sang buah hati.

    BalasHapus
  15. MASYA Allah, info penting banget ini mba, jazakillah khair utk sharingnya

    BalasHapus
  16. Iya nih, bener-bener harus dicek perkembangannya. Makasih banyak infonya, jadi bisa ngecek sesuai dengan usia anaknya deh.

    BalasHapus
  17. Wajib ini. Apalagi lengkap gini. Nanti diprint juga aah. Biar bisa dipelajari bersama dengn Pak Su, mumpung lagi WFH bisa nih ngecek bareng. Makasih ya Mbak.

    BalasHapus
  18. Wah, aku baru tahu kalau ada kek gini. Kayaknya aku mau merekomendasikan ini ke sepupuku deh, siapa tahu dia terbantu dan bisa tahu perkembangan anaknya

    BalasHapus
  19. Makasih shsring nya mba. Aku juga izin download.

    Aku juga rajin mantau pesona perkembangan anak, dibeberapa aplikasi. Tapi khusus untuk soal kesehatan, imunisasi dan tumbuh kembang secara kesehatan dan fisik biasanya aku langsung konsultasi ke dokter sampai anak usia 3 tahun.

    Dulu kakak malah sampai 4 tahun karena dia mengalami speech delay, jadi aku harus bener bener ekstra berusaha dan meluangkan waktu buat lebih sering ngobrol dan main sama dia supaya keinginan bicaranya semakin kuat.

    Memang setiap anak itu punya fase perkembangan masing masing ya mba. Tapi meskipun begitu ada goal tersendiri disetiap usia. Aku setuju soal itu

    BalasHapus
  20. Terimakasih informasinya kak visya bermanfaat banget buat kakakku yang anaknya udah mulai masuk TK atau SD tapi tidak memperhatikan hal ini

    BalasHapus