Perencanaan Keuangan & Investasi Solusi Hadapi Inflasi Kemudian Hari

 



Life is a roller coaster ride, full of ups and downs. We all know we have to save for many responsibilities life bring along with it. But no matter how much you save, it’s never enough!
- Tim Investasiku -

Ya, hidup memang seperti roller coaster. Ada kalanya kita di bawah. Ada kalanya kita di atas. Sepanjang hidup kita "dibebani" dengan beragam tanggung jawab sehingga kita harus bersiap, salah satunya dengan memiliki keuangan (tabungan) yang mencukup.


Bicara soal kehidupan, timeline yang umumnya terjadi di masyarakat adalah seperti di bawah ini. Awal meniti karir di usia 20 awal, menikah hingga akhirnya penisun. Disadari atau tidak di setiap fase tersebut, inflasi selalu mengikuti.


Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. 

Inflasi bukan (sekadar) harga yang baik namun nilai barangnya.  Contoh yang mudah dipahami adalah misal di tahun 2002, dengan uang Rp4000 kita bisa mendapatkan semangkuk mie ayam. Di tahun 2022, untuk mendapatkan mie ayam perlu Rp15000.


Contohnya lagi, biaya kuliah per semester di suatu jurusan di suatu universitas negeri adalah Rp5juta saat ini namun 10-15 tahun mendatang jumlah dan nilainya akan meningkat, bisa saja sampai Rp10-15 juta. Jahat ya si inflasi :(

Tentunya kita tidak ingin pendapatan kita begitu saja tergerus oleh inflasi, bukan? Setidaknya ada dua hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi inflasi hari ini dan kemudian hari.

1. Lakukan Perencanaan Keuangan
Sesuatu yang direncanakan memang tak pasti selalu berjalan mulus tapi setidaknya kita memiliki arah dan pedoman yang jelas. Begitu juga dengan perencanaan keuangan. Bayangkan jika dalam sebulan kita tidak melakukan perencanaan keuangan; uang keluar masuk begitu saja tanpa bidgeting jelas. Bukan tidak mungkin besar pasak daripada tiang atau pahit-pahitnya sampai berhutang karena pendapatan yang habis sebelum waktunya.

Ada beberapa alasan yang membuat setiap dari kita harus melakukan perencanaan keuangan antara lain:
  • memiliki pedoman setiap kali melakukan pengeluaran
  • mengetahui arus keluar masuk uang
  • mengetahui skala prioritas khususnya dalam hal keuangan
  • tercapainya tujuan keuangan yang ingin diraih

Bicara soal perencanaan keuangan, ada yang disebut dengan piramida keuangan. Sesuai dengan bentuknya, tentunya harus dimulai dari yang paling bawah baru ke atas. Secara berurutan Piramida Keuangan yaitu:
  1. Arus kas & manajemen hutang
  2. Manajemen risiko (dana darurat & asuransi)
  3. Perencanaan hari tua
  4. Investasi
  5. Perencanaan hibah/waris

Sebelum beralih ke bagian lainnya, sebaiknya kita harus sudah "selesai" dengan bagian sebelumnya. Meskipun tidak apa juga dilakukan berbarengan asalkan bagian sebelumnya diutamakan. Sebagai contoh, bagi orang uang memiliki hutang, tidak apa juga memiliki pos dana darurat sambil membayar hutang tapi tentu porsi membayar hutang lebih besar.

Aku dan suami terbiasa melakukan perencanaan keuangan sejak awal menikah. Misal dalam perencanaan keuangan bulanan, pedoman yang kita pakai adalah  30% saving, 10% dana darurat, 2,5% zakat penghasilan, 57,5% kebutuhan harian. Oh ya jangan lupa secara berkala lakukan evaluasi keuangan. Idealnya di setiap akhir bulan dilakukannya, untuk mengetahui kemana saja "larinya" uang uang kita dan memperbaiki apa yang "salah" dari perencanaan di bulan tersebut agar tidak terulang di bulan berikutnya.

Perencanaan keuangan tidak hanya soal budgeting setiap bulannya tapi bagaimana kita meraih tujuan keuangan. Tujuan keuangan adalah goal kehidupan yang memerlukan uang (banyak) misalnya pendidikan anak, umroh/haji, melanjutkan studi dan lain sebagainya.

Keluarga kecil kami juga menerapkan perencanaan keuangan untuk tujuan keuangan seperti pendidikan anak dan hunian mulai dari berapa target yang ingin, uang dikeluarkan setiap dan akan ditaruh di instrumen investasi mana.

Investasi? Ya, kami menaruh uang untuk tujuan keuangan spesifik tersebut di instrumen investasi.

2. Berinvestasi
Ini adalah tips kedua untuk menghadapi inflasi di kemudian hari; berinvestasilah! Eits jangan keburu berpikir investasi butuh uang berjuta juta. Tidak! Apalagi di era digital dimana semakin banyak bermunculan aplikasi investasi.

Pengalamanku memulai investasi baru dimulai di pertengahan tahun 2020. Ya pandemi membawa hikmah, salah satunya bagikuz mulai melek dan belajar cerdas soal investasi. Aku mengawalinya dengan instrumen deposito dan Reksadana, dua instrumen yang bisa dibilang paling "mudah" bagi pemula seperti aku. Seperti yang aku sampaikan di awal, instrumen tersebut aku isi dengan budget untuk tujuan keuangan spesifik.

Hingga kini aku nyaman berinvestasi di instrumen deposito, Reksadana dan peer to peer lending (P2P lending). Oh ya soal P2P ini sebenarnya masih jadi perdebatan apakah termasuk investasi atau bukan karena umumnya P2P mengutamakan azas sosial karena biasanya merupakan pembiayaan bagi UMKM.

Aku termasuk beruntung mulai tergugah berinvestasi, tapi ternyata di Indonesia angka literasi keuangan termasuk mereka yang mulai berinvestasi belum bisa dibilang cukup banyak. Hal itu jga dialami oleh orang-orang terdekat. Ada beberapa alasan yang membuat mereka sulit untuk memutuskan berinvestasi antara lain:
Mengapa keputusan berinvestasi sulit?
  • Bingung memilih investasi yang tepat
  • Kegalauan jika saya membutuhkan uang sebelum tanggal yang ditargetkan
  • Seberapa bisa saya memonitor investasi ini
  • Bagaimana cara memastikan risiko
  • Siapa yang akan memonitor tentang pergerakan investasi saya?

Bagaimana Memulainya?

Kenali Kebutuhan & Profil Risiko

Menentukan Instrumen Investasi & Budget
Beberapa instrumen investasi yang umum ditemui antara lain:
  • Deposito
  • Obligasi (ORI, SUKRI, Obligasi Perusahaan, dll) Saham
  • Reksa Dana

Setelah mengenali kebutuhan dan profil resiko, selanjutnya pilihlah instrumen investasi yang tepat. Kenali instrumen investasi yang kita pilih; bagaimana perjanjian/akadnya, berapa imbal hasil, bagaimana proses pencairan (likuidatas).

Memilih Aplikasi/Perantara yang Terpercaya
Salah satu "kegalauan" mereka yang belum mulai berinvestasi adalah bagaimana memonitoring dan dimana harus berinvestasi. Seperti yang aku sampaikan di awal, saat ini banyak bermunculan aplikasi investasi. Eits tapi jangan asal pakai ya! Pastikan aplikasi tersebut sudah terdaftar di OJK. Ini nilai mutlak. Kalau bisa tanyakan juga ke teman-teman yang sudah menggunakannya atau baca baca ulasannya ya.

Berinvestasi di Investasiku
Belakangan ini hits sebuah aplikasi investasi bernama InvestasikuInvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). 


Cara memulainya pun terbilang mudah.
1. Daftarkan dirimu di website atau aplikasi Investasiku. Jika mendaftar di website, pada akhirnya kamu akan diarahkan ke aplikasi jadi sebaiknya langsung ke aplikasi saja ya.

Produk-produk yang ditawarkan antara lain saham, obligasi dan reksadana. Kamu juga bisa melakukan perencanaan keuangan di aplikasi Investasiku. Di fitur Akademi, pengguna bisa belajar lebih dalam soal investasi baik secara gratis maupun dengan biaya keanggotaan. 

Keunggulan
Ada beberapa keunggulan dari Investasiku antara lain:
- terdapat beragam instrumen investasi yang bisa dipilih
- fitur yang mudah dipahami
- Ada bonus poin di setiap transaksinya. Setia1 Poin = 1 Rupiah dan bisa ditukar di merchant CT-Corp
- Ada informasi seputar saham (trading idea) setiap harinya pukul 08.30 WIB di Live IG InvestasiKu
- Proses buka rekening cenderung mudah

Bagi kalian yang ingin mencoba, silakan mendownload disini ya! Yuk hadapi inflasi di kemudian hari dengan perencanaan keuangan yang baik dan investasi yang tepat! 


Investasiku

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599

Email : customer.care@investasiku.id

WhatsApp : +6282260904080

Instagram: @investasiku.id

Referensi:
Materi Webinar "Cerdas Berinvestasi" bersama Investasiku & ISB (Minggu, 13 Maret 2021)
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx

0 komentar: