Hutan Merabu yang Mendunia Berkat Dedikasi Si Kades Muda

 




Pulau Kalimantan belakangan jadi sorotan nasional. Ya, asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lagi-lagi "gila-gilaan" memunculkan penyakit bagi para penghuninya. Kalimantan memang dikenal dengan luasnya hutan dan lahan serta kekayaab alam yang melimpah. Salah satunya Hutan Merabu di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.


Ada yang pernah dengar? 


Hutan Merabu terletak di Kampung Merabu, Berau, Kalimantan Timur. Di tengah hutan tersebut terdapat Danau Nyadeng dan Gua Beloyot. Akses menuju kesana penuh dengan jalan berbatu sejak keluar dari jalur poros Berau–Samarinda masuk ke Muara Lesan, Kecamatan Kelay. Dari pusat Kota Berau menuju Merabu biasanya diperlukan waktu 3–4 jam perjalanan.

sumber: Wikimedia


Luas Kampung Merabu sendiri sekitar 22 ribu hektare. Area seluas itu mencakup hutan hujan tropis hingga pegunungan karst. Masyarakat bisa memanfaatkan hutan tapi tidak boleh mengambil kayunya. Hanya boleh memanfaatkan hasil alam lainnya seperti madu hutan, rotan, sarang burung walet, dan usaha ekowisata. Kampung yang terletak di tengah hutan itu kini menjadi destinasi alternatif bagi para pelancong. Namun di luar itu semua, ada peran berjasa dari seorang Franly sejak 2015. 


Franly bukan penduduk asli Merabu. Ia pindah ke Berau pada tahun 2012 setelah menyelesaikan pendidikan SMA. Di Berau, Franly bekerja sebagai pemandu wisata di Taman Nasional Kutai selama beberapa tahun. Kemudian ia berpindah tinggal ke Kampung Merabu sebagai tukang kayu yang membangun sekolah baru. 

sumber: Jawapos.com



Tak disangka, di perantauan Franly jatuh cinta lalu menikah dengan Mariana, bunga desa tersebut. 


Setelah menikah, Franly bekerja sebagai guru Bahasa lnggris dengan status tidak tetap di SD kampung itu. Keterbatasan SDM guru disana membuatnya terkadang dia menjadi guru kelas saat guru lain tidak masuk. Bahkan, dia pernah mengajar murid satu sekolah! 


Dengan upah hanya Rp300ribu sebulan, Franly mengangap pekerjaan ini sebagai pengabdian. Kebutuhan dapur yang harus dipenuhi membuatnya juga menjadi porter barang, tukang pungut sarang walet, hingga pencari madu.


Saat pemilihan kepala desa di kampungnya, ternyata calon yang memenuhi syarat hanya seorang. Sesuai drngan ketentuan pemerintah setenpat, hal itu berarti kepala desa akan dipilihkan langsung dari "orang" Pemda. Tak mau hal itu terjadi, Franly tergerak mendaftarkan diri. Tak disangka dirinya memenangkan suara pemilihan terbanyak. 


Ketika diangkat menjadi kepala Kampung Merabu pada 2012, pria bernama lengkap Franly Aprilano Oley itu usianya belum genap 25 tahun. Bila ada penghargaan untuk kepala kampung atau kepala desa termuda di Indonesia, dia bisa masuk nominasi. 


Dari Kades Jadi Penjaga Hutan

Franly adalah seorang pembelajar ulung yang cerdas. Tak sungkan ia banyak belajar dari kepala kampung dua periode sebelumnya, mulai dwri sistem birokrasi kampung hingga cara berkomunikasi dengan warga. Dia juga intens berdiskusi dengan tim TNC yang sudah lama menjadi pendamping masyarakat kampung tersebut.


Hutan Merabu terletak di belakang kampung. Sejak kecil, Franly sudah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, terutama hutan yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat setempat. Tak heran muncul keinginannya untuk melindungi hutan Berau dari kerusakan.


Memulai perjuangannya sebagai penjaga hutan, Franly bergabung dalam sebuah organisasi lingkungan di Berau. Secara aktif ia melakukan patroli hutan untuk mencegah perambahan hutan secara ilegal dan melindungi habitat flora dan fauna yang terancam punah.

sumber: https://kpshk.org/tag/kerimapuri/


Ia kemudian membentuk lembaga desa yang bertugas mengelola hutan desa. Kini Kerima Puri akan diubah menjadi badan usaha milik desa. Di tahun 2012 Franly dan kawan-kawannya mengusulkan 10 ribu hektare kawasan hutan di desanya menjadi hutan lindung desa. Gayung bersambut dua tahun kemudian usulan itu terwujud.


Tantangan yang Dihadapi

Sepertu yahg disampaikna sebelumnya, sebagai penjaga hutan, Franly bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian hutan dan lingkungan di sekitarnya dengan melakukan patroli hutan. Ini guna memastikan tidak ada aktivitas ilegal seperti penebangan liar atau perburuan satwa liar. Tak hanya itu, Franly juga membantu masyarakat setempat dalam mengembangkan desa wisata di Kampung Merabu.


Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Franly adalah minimnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Akibatnya Franly juga harus mengandalkan donasi dari masyarakat dan organisasi non-pemerintah untuk membeli peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk menjaga hutan. Meskipun begitu, Franly tidak pernah menyerah dan terus berjuang untuk menjaga hutan dan lingkungan di sekitarnya. 

sumber: Youtube Astra



Tak berhenti sampai disitu, Franly juga sering menghadapi ancaman dari oknum-oknum yang ingin merusak hutan demi kepentingan pribadi. Namun, Franly tidak pernah mundur. Ia tetap gigih dalam menjaga hutan dan terus melakukan pendekatan persuasif kepada para pelaku perusakan hutan untuk mengubah perilaku mereka.


Menurut Franly peran masyarakat setempat dan pemerintah dalam menjaga kelestarian hutan sangat penting. Oleh karenanya ia aktif melibatkan masyarakat dalam program penanaman pohon dan kampanye kesadaran lingkungan. Franly juga mengajak  pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah untuk berkolaborasi mengembangkan program-program lingkungan yang berkelanjutan.



Prestasi Si Kades Muda Penjaga Hutan

Berkat dedikasi Franly dalam menjaga hutan dan lingkungan di sekitarnya, Hutan Merabu mendapatkan pengakuan dan liputan dari berbagai media dan organisasi, baik di dalam maupun luar negeri. Franly juga sering diundang ke Jakarta sebagai pembicara di berbagai forum tentang lingkungan, khususnya pengelolaan hutan. 


Di bulan November 2016 ia diundang ke Marrakesh, Maroko sebagai pembicara dalam forum internasional tentang pengelolaan hutan adat dan perubahan iklim. Di tahun yang sama, Merabu mendapat peringkat kedua pengelolaan hutan adat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2016.

 

Kemudian pada tahun 2019 Franly juga berhasil menjadi finalis sebagai “Si Penjaga Hutan” di ajang SATU Indonesia Awards kategori lingkungan.

Mengupload: 438007 dari 438007 byte diupload.
sumber: liputan6.com



Jika dulu ketika orang mencari Kampung Merabu lewat mesin pencari Google, yang muncul Gunung Merbabu atau kayu Merbau. Merabu seolah tak punya posisi namun kini pencarian dan informasi tentang Merabu sudah bangak.


Franly adalah contoh nyata bahwa satu tak peduli soal usia ataupun asalnya, setiap dari kita bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Keberanian dan keteguhan Franly telah menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Ia memberikan sosialisasi kepada masyarakat setempat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan motivasi kepada generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan. 


Semoga semakin banyak bermjnculan Franly lainnya di Indonesia yang  peduli terhadap bumi dan lingkungan di sekitar. 


Referensi: 

www.jawapos.com/features/amp/01181683/kampung-di-tengah-hutan-kalimantan-ini-dikenal-dunia-berkat-prestasi-kepala-desa%3fpage=3

https://zonaebt.com/u/kisah-franly-sang-penjaga-hutan-dari-berau/

0 komentar: