Bismillahirrrahmanirrahiim..
Waaah cukup melelahkan hari ini;
pengabdian ke sekolah, jalan-jalan ke Cubanrondo, kehujanan, belanja-belanja di
Brawijaya. Dan..malam ini kita sudah berada di.. BNS alias Batu Night
Spectacular! Apa sih BNS itu?
BNS adalah tempat rekreasi berisi
wahan-wahana menegangkan. Ya, model Dufan gitu lah. Ya Aallah, jadi ingat kenangan
di Dufan pas kelas 7 SMP, naik pontang panting sampai mula dilanjut naik
kora-kora yang bikin jantung berasa mau copot! Serius tanpa lebay. Sejak itu
aku jadi kapok mau naik wahana-wahana macam itu deh.
Di dalam otakku udah fixed banget
nih, pokoknya aku ga mau naik wahana apapun kecuali RUMAH KACA atau RUMAH
HANTU. Begitu masuk ke dalam, teman-temanku memisahkan diri. Ada yang naik
bombom car, wahana A, wahana B. Aku bersama beberapa teman perempuan berjalan
bersama masuk ke rumah kaca, cihuy, ga takut dong.
Selanjutnya aku ngajak Obie naik
sepeda terbang, itu lho yang jalurnya di udara. Ga takut ah, pikirku. Namun apa
yang terjadi? Saat udah di atas sepeda, aku mulai ketar ketir, Obie bagian
supirnya. Ya Allah aku takut! Sepanjang jalan yang kulakukan Cuma istigfar
sambil meluk Obie. Eh Obie juga ikutan istigfar dan ngomong ga jelas, eh aku
malah ketawa. Ya Allah, udah mana di depanku ada Imel dan Dod yang sepedanya
muter. Untung aja Obie berhasil mengendalikan sepeda kami. Wuihh kami
mengeliling BNS bro! Serius aku selalu tertawa kalo ingat momen itu, wkwk.
Sepeda Terbang dinaikin Deta dan Jannah |
Jalan teruuss |
Ngapa, Neng? :p |
Yang abis main pemdamam kebakaran (?) |
Oke, puas dengan sepeda terbang
yang bikin aku terus terpingkal pingkal mengingatnya, selanjutnya apa?
Teman-temanku pada mau naik Mega Mix, itu lho model piring terbang yang diputer
puter. Fixed lah ga mau ikut. Aku pun menunggu di sisi wahana. Mega Mix mulai
bergerak ke kiri dan kanan. Apa yang terjadi denganku?
Gimana rasanya diputer kayak gini?! |
Wajah wajah sebelum 'tersiksa' :D |
Atau diputer kayak gini, hah?! |
“Aaaa..Aa.. Udah, udah, ngga mau!
Aaa..aaa..” Wallahi, aku teriak-teriak ga jelas tanpa sadar, sampe sampe Diyan,
Arum dan Septi yang di sebelahku keheranan.
“Visya, kan mereka yang naik,
kenapa kamu yang teriak?”
“Aku ga
mau..aa..aa..udah..udah..”
Mereka cuma geleng geleng
mendengarku. Hingga akhirnya para perempuan turun dan aku dibikin malu akrena
ketahuan teriakteriak gajelas, huhu. Nah sekarang giliran para lelaki. Namun
apa yang terjadi?
Mega Mix. NGADET DI TENGAH
JALAN. Ya Allah, ga bisa gerak dia, gimana nasib mereka? Kasihan, huhu, udah
bermenit-menit.
Wajah-wajah sebelum tersiksa di tengah jalan, wkwk |
Akhirnya kami meninggalkan mereka menuju....GRAVITON, wahana
yang lagi-lagi diputer ga jelas. Aku lagi-lagi menunggu di depan wahan sambil
ngelihatin orang naik sepeda puter. Ya Allah, mereka kok ya mau diputer puter
yo?
Wajah-wajah sebelum disiksa GRAVITON |
Well ku akui aku ga seberani
mereka, penakut ._.
Eits tapi jangan salah. AKU JUGA
BERANI. Yaps, aku dan teman-teman lainnya selanjutnya masuk ke RUMAH HANTU. Aku
serombongan sama Pak Aris, dosen pembimbing kami dan beberapa teman perempuan
lainnya.
Aku dimana ya? ._. |
“Eh tunggu!” aku ketinggalan,
alhasil aku berada di ekor barisan. Apa yang kulakukan sepanjang jalan?
Tutup mata sambil meremas baju
teman di depanku dan beristigfar. Ya ALLAH, suasana mencekam banget,
suara-suara itu.. Aku takut T_T Aku ga mau di belakang, aku memberontak ke
depan, tau tau aku ada di belakang Pak Aris dan tanpa sadar aku meremas remas
baju beliau. Maafkan aku, bapak T_T
Lagi di tengah jalan, tetiba ada
yang mengagetkan kami. Ternyata Adjib, ya Allah ada ada aja itu anak. Bukannya
dia yang takut, malah setannya yang takut sama dia, wkwk.
Alhamdulillaah perjalanan panjang
kami pun berakhir. Sebenarnya aku agak menyesal karena sepanjang jalan totally
menutup mata, tapi gapapalah, dari pada teringat wajahnya terus, wkwk.
Oke, rumah hantu menjadi wahana
terakhir yang kami kunjungi karena jam sudah menujukkan pukul 22.00 WIB.
Saatnya kembali ke bus karena kami akan melanjutkan perjalanan kembali. Yap,
kami akan meninggalkan Malang untuk menuju.. BROMO!
Sampai jumpa, Malang, terimakasih
untuk semua kenanganmu tak terlupakan. Semoga bertemu di kesempatan yang lebih
baik. Aamiin ya Allah :”)
Baca juga cerita hari pertama Jakarta O
0 komentar: