TTS: Ide Rebranding Koperasi Ala Generasi Millenials

sumber: shutterstock

"Generasi millenials bukanlah mereka yang sekedar punya gadget terkini, namun mereka yang peduli pada kondisi bangsanya saat ini."
@visyabiru_

Prolog
Koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia. Di era dulu mungkin ketenarannya belum terlalu terlihat, namun di era kini ia sudah jauh lebih dikenal. Secara umum fungsi koperasi antara lain meningkatkan perekonomian anggota dan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup anggota, memperkuat perekonomian nasional dan menumbuhkan jiwa sosial/berorganisasi pada diri anggotanya. Peran koperasi amat penting apalagi di desa-desa. Contoh nyatanya petani dapat menyimpan hasil panen di koperasi yang kemudian ditukar dengan rupiah. Contoh lainnya yaitu fungsi pinjaman bagi anggotanya yang membutuhkan. 

Lantas apa yang membedakan koperasi dengan badan perekonomian negara lainnya?




Dua di antaranya adalah adanya pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun dan fungsi simpan pinjam.
Hasil gambar untuk kemenkop ukm
sumber: translampung.com
Tahun 2018 ini Kemenenterian Koperasi & UKM (Kemenkop UKM) mengusung tema Penguatan Koperasi Mendukung Ekonomi Nasional. Ini menegaskan bahwasanya koperasi sangat berpotensi menjadi akar perekonomian bangsa, khususnya kaum menengah ke bawah. Pada perayaan Hari Koperasi 2018 pun direncanakan akan digelar di Istana Kepresidenan dengan makna bahwasanya koperasi juga bisa masuk istana. Ya, sudah waktunya koperasi harus setara dengan lembaga BUMN lainnya.

Sayangnya menurut data yang dilansir, 
hingga Desember 2017 terdapat sebanyak 40.013 unit koperasi yang dibubarkan. Sebanyak 7.235 koperasi dibubarkan oleh Daerah dan 32.778 dibubarkan oleh Kemenkop UKM.

Tapi koperasi masih dan selalu punya harapan. Sebagaimana target tahun ini setidaknya 1100 koperasi baru terbentuk di Indonesia. 

Salah satu penyebab dibubarkannya koperasi adalah berkurangnya anggota koperasi. Maka sudah saatnya generasi millenials melek koperasi; menjadi bagian dari koperasi Indonesia. Koperasi butuh sebuah rebranding, millenials harus ambil bagian.


Sebagian besar dari kita mungkin tak asing lagi dengan istilah 'millenials'. Jika Anda saat ini berusia antara 15-34 tahun, selamat, Anda termasuk generasi millenials. Ya, generasi millenial adalah mereka yang terlahir setelah generasi X yakni pada rentang waktu tahun 1980an hingga awal 2000.
Andakah itu?

Kembali pada peran millenials dalam perkoperasian Indonesia, bagaimana cara me-rebranding koperasi?
sumber: dokumen pribadi

Ide Rebranding Koperasi dengan 2T1S
Teknologi (T)
Kelahiran generasi millenials dibarengi oleh awal mulanya berkembangnya teknologi, karenanya mereka bisa dibilang generasi melek teknologi.

Lihat saja, di berbagai tempat umum, sebagian besar mereka pasti memegang smartphone. Potensi ini bisa dijadikan salah satu ide rebranding koperasi yakni 

Saat ini terdapat cukup banyak koperasi menciptakan aplikasi berbasis Android guna memudahkan anggotanya dalam bertransaksi di koperasi. Beberapa aplikasi tersebut di antaranya Kospinmu surya mentari,  Koperasi Sinar Surya, Koperasi Syariah 212, SIKO Mega Bhakti, Sikopdit Connect Anggota, Aplikasi Koperasi Indokop dan App Koperasi RT.

Ada pula aplikasi yang bersifat informatif dan umum yakni SIMD KP (informasi penyuluhan koperasi) dan Laporan Koperasi (untuk admin koperasi). Tak hanya itu, aplikasi pelacak lokasi koperasi pun sudah ada contohnya di kota Semarang.

Ini merupakan sebuah peningkatan bagi perkoperasian Indonesia. Pemerintah melalui Kemenkop hendaknya mendukung langkah ini, tak melulu soal dana, namun dukungan sosial. Kemenkop juga dapat mengembangkan aplikasi serupa yang dapat diakses oleh koperasi manapun di Indonesia.


Terbuka (T)
Salah satu metode branding yang cukup akurat adalah dengan meluaskan publikasi. Ide ini juga berkaitan dengan dibentuknya Pemuda Peduli Koperasi atau sejenisnya. Mereka lah yang akan menjadi delegasi Kemenkop dalam mengenalkan dan mengajak serta para millenials melek koperasi. Publikasi tambahan juga dapat dilakukan melalui event-event kepemudaan dengan cara yang kreatif.

Di era teknologi kian berkembang, beragam sosial media tak luput dari genggaman para millenials. Pemerintah sudah cukup tanggap akan hal ini yang ditandai dengan tersedianya sosial media Kemenkop dalam mempublikasikan kegiatan dan informasi berkaitan dengan koperasi dan UKM. Sebagai pelengkap, pentung juga membuat sosial media khusus yang berfokus pada edukasi seputar koperasi.

Simple (S)
Generasi millenials adalah mereka yang tak terlalu suka berbelit-belit soal administrasi. Koperasi hendaknya dibuat ramah millenials. Artinya, sistem aturan pendirian koperasi memang sebaiknya diperketat tetapi tidak berlebihan. Syarat menjadi anggotanya pun dibuat fleksibel mengikuti kebijakan masing-masing koperasi. 

Keikutsertaan millenials sebagai anggota kopperasi dapat dimulai dari tingkat RT/RW atau kampus, bagi mereka yang berstatus mahasiswa. Ya, koperasi mahasiswa (kopma) di beberapa kampus nyatanya tergolong aktif. Melalui Kopma pula, millenials dapat menjadi agen rebranding koperasi bagi millenials lainnya.

Epilog
TTS bukanlah Teka Teki Silang yang dikerjakan di kertas. Ide TTS (Teknologi, Terbuka, Simple) adalah ide-ide yang perlu dilaksanakan. Ide-ide ini saya rasa sangat aplikatif dan dampaknya bisa begitu terasa. Hal ini juga berdasarkan pengalaman saya sebagai generasi millenials.

Mari wujudkan terbentuknya 1100 koperasi di tahun 2018.  Jangan ngaku millenials kalo belum kenal koperasi! Kenal saja tak cukup, tapi yuk jadi anggotanya juga! Kita bangun perekonomian bangsa lewat koperasi. Kita buat koperasi layak masuk istana.

Referensi:
http://www.beritasatu.com/ekonomi/496070-hari-koperasi-nasional-akan-dirayakan-di-istana-kepresidenan.html

www.fungsiklopedia.com

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Kemenkop UKM 2018

20 komentar:

  1. Ah, iya. Koperasi sudah jarang terdengar lagi. Padahal manfaatnya sangat banyak. Dulu pernah jadi anggota koperasi juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba. Mbahku juga jadi anggota koperasi puluhan tahun sampai beliau wafat :''

      Hapus
  2. Sebenernya ada banyak faktor juga yang bikin kenapa anak jaman now nggak kenal koperasi. Yang pertama karena memang nggak tau kalo koperasi itu masih ada. Informasi yg sampai ke generasi skrg tentang koperasi itu minim. Kedua, kalo mau investasi ragu juga karena kebanyakan koperasi nasibnya berhenti di tengah jalan, dan kredit macet. Ketiga kesadaran tentang "riba" makin menguat di masyarakat. Jadi agak ngeri juga buat masuk ke sana. Untungnya yg syariah udah mulai tumbuh, walaupun blm banyak. Ide koperasi yg TTS boleh juga ini, semoga bisa ditangkap pasar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul betul. Analisa yg bagus mba/mas. Semoga saja. Hehe.

      Hapus
  3. Koperasi adalah salah satu penopang perekonomian rakyat. Senang dech lihat koperasi yang kekinian. Jadi koperasi jaman now

    BalasHapus
  4. Benar mba, terbuka membuat generasi zaman sekarang. Dekat dengan teknologi Karena mereka dekat gadget

    BalasHapus
  5. Sebenarnya koperasi ini adalah salah satu tiang perekonomian rakyat, tapi belakangan seakan diambil alih oleh bank.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul juga ya Uni, hiks.. semoga koperasi jaman now bisa kembali.

      Hapus
  6. Patut didukung mbak koperasi seperti ini, apalagi buat generasi milenial. Milenial harus melek koperasi dan memajukannya bersama

    BalasHapus
  7. Aku punya kenangan indah dengan Koperasi, Mbak:)
    Bapakkku guru dan sejak dulu sampai pensiun menjadi anggota koperasi untuk mendapatkan pinjaman dan pendampingan (buat Ibuku jualan makanan), hingga bisa menyekolahkan keenam putrinya sampai tingkat pendidikan tinggi. Alhamdulillah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah dahsyatnya peran koperasi ya mbaa. Salut dengan ibu dan bapaknya mba Dian :'')

      Hapus
  8. Dulu kalau dengar koperasi konotasinya negatif aja. Semoga koperasi jaman now benar-benar beda ya memiliki sesuatu yang baru dan benar-benar bisa bermanfaat bagi khalayak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mbaa aku pun awwwam duluu soal koperasi.
      Aamiin.

      Hapus
  9. Selain millennials yang suka simpel, generasi terdahulu pun bisa dimudahkan dengan adanya teknologi untuk semakin membuat praktis akses ke koperasi, ya...

    BalasHapus
  10. Inget jaman sekolah dulu pernah latihan ngadain koperasi. Pas naik kelas, saldonya dibagi2 buat makan2.

    BalasHapus